Seorang Ayah Menyembunyikan Anak Gadisnya yang Terinfeksi dari Pihak Berwenang, Mengorbankan 1.700 Orang di Komunitasnya

Karena korban tewas dari epidemi COVID-19 di Tiongkok yang terus bertambah setiap hari, berbagai kota telah menerapkan kontrol ketat untuk mengisolasi orang-orang yang terinfeksi. Banyak keluarga dipaksa berpisah karena kebijakan karantina ini.

Karena tidak mau terpisah denga putrinya, seorang ayah dengan nama Anhui, telah melanggar kebijakan yang telah ditetapkan dengan menyembunyikan putrinya yang terinfeksi dari pihak berwenang, menyalahgunakan kekuasaannya sebagai pegawai negeri yang terlibat dalam pencegahan epidemi.

Ilustrasi. (Foto: BBC)

Pada 22 Januari, Anhui pergi ke stasiun kereta api berkecepatan tinggi di Kota Suzhou, Tiongkok untuk menjemput putri sulungnya yang baru saja kembali dari Wuhan.

Ayah yang peduli tahu tentang diagnosis putrinya tetapi menolak untuk melaporkan kasus tersebut kepada pihak berwenang, meskipun fakta bahwa ia bekerja sama dengan pasukan pencegahan. Bahkan, putrinya dan keluarganya benar-benar pergi untuk bertemu dengan kerabat dan teman sekolahnya untuk merayakan kepulangannya!

Sementara ayahnya bekerja untuk pemerintah, putrinya yang terinfeksi sedang berpesta dan berbelanja di depan umum.

Menurut Sin Chew Daily, baru pada tanggal 7 Februari istri dan putrinya mulai menunjukkan gejala penyakit mematikan itu.

Karena panik, Anhui secara ilegal mengajukan permohonan izin berkendara untuk secara diam-diam membawa putrinya dan istrinya yang terinfeksi ke rumah sakit untuk perawatan.

Saat itulah sang ayah menyadari bahwa dia tidak punya pilihan selain mengakui bahwa dia menyembunyikan putri sulungnya dari pihak berwenang, menempatkan nyawa semua orang di sekitar mereka dalam bahaya.

Ilustrasi. (Foto: Business Insider)

Dia melaporkan kasus itu keesokan harinya (8 Februari) tepat sebelum diagnosis yang dikonfirmasi dari istri dan putrinya sulungnya ditegakkan.

Hanya beberapa hari setelah keluarga mengonfirmasi infeksi, lebih dari 1.700 warga di komunitas perumahannya benar-benar ditutup dan dikarantina oleh pihak berwenang.

Petugas medis terpaksa menerapkan isolasi lengkap pada pengelolaan area perumahan karena diperkirakan lebih dari 400 orang sudah berisiko terinfeksi dari kontak dekat dengan tersangka.

Sementara kasus ini saat ini sedang diselidiki lebih lanjut, keluarga tersebut sedang diadili atas dugaan melanggar kebijakan yang sudah ditetapkan.(yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/0m33pzJ3eEE