Dokter di Beijing : Wabah Virus Corona COVID-19 di Tiongkok Jauh Lebih Buruk Daripada yang Dilaporkan Secara Resmi

Angela Bright- The Epochtimes

Meskipun ada upaya oleh pejabat tinggi partai komunis untuk melindungi Beijing dari  Virus corona baru berapa pun biayanya, COVID-19 dengan cepat menyebar di seluruh Beijing. 

Sejumlah rumah sakit yang terletak di Distrik Xicheng sedang mengobati orang yang terinfeksi melalui penularan dari orang ke orang. Distrik Xicheng adalah rumah bagi kompleks Zhongnanhai yaitu rumah-rumah para tinggi pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok. Ada dokter Beijing yang dikutip oleh secretchina.com, mengatakan wabah virus Corona jauh lebih buruk daripada yang dilaporkan secara resmi

Direktur bagian penyakit dalam di sebuah rumah sakit di Beijing, menggunakan nama samaran HouYong, mengatakan bahwa adalah korupsi dan ketidakmampuan Partai Komunis Tiongkok yang mengakibatkan merebaknya wabah virus corona. Sedangkan staf medis yang dikirim ke Wuhan oleh Partai Komunis Tiongkok adalah yang dikorbankan. 

Ia juga mengungkapkan bahwa kasus yang dipastikan baru-baru ini di rumah sakit setempat adalah “sangat serius.”

 Hitungan Pasien Resmi yang Terinfeksi di Rumah Sakit Beijing

Pada konferensi pers tanggal 20 Februari mengenai pencegahan dan pengendalian virus corona di Beijing, Li Dongxia, Presiden Rumah Sakit Fuxing, mengumumkan bahwa 34 pasien yang terinfeksi virus corona dipastikan berada  di Rumah Sakit Fuxing pada pukul 6 pagi, hari itu.

Liu Xiaoguang, Wakil Direktur Fakultas Kedokteran Universitas Peking juga mengumumkan pada konferensi pers tersebut bahwa Rumah Sakit Rakyat Universitas Peking memiliki tiga kasus yang dipastikan dan menempatkan 22 orang diawasi secara medis intensif.

Mengutip dari laporan Secret China, outlet media Tiongkok yang berbasis di Amerika Serikat, menghubungi beberapa dokter di rumah sakit Beijing pada tanggal 22 Februari 2020 untuk mendapatkan informasi dasar mengenai menyebarkan virus corona. Sebagian besar dokter tidak mau membicarakan wabah virus corona. Mereka menyatakan ketakutan akan konsekuensi bila diwawancara. 

Hong Nan, seorang ahli radiologi di Rumah Sakit Rakyat Universitas Peking, yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kasus yang diduga virus corona berdasarkan CT scan, juga menolak untuk mengungkapkan informasi mengenai jumlah kasus di rumah sakit tempat ia bekerja. 

Ia hanya berkata: “Anda harus waspada terhadap situasi di Tiongkok terkait pengungkapan kasus virus corona kepada masyarakat. Saya pasti tidak dapat memberitahu anda angka pastinya.”

140 Pasien Dialisis Karantina

Hou Yong, Direktur Penyakit Dalam di rumah sakit lainnya di Beijing, setuju diwawancara oleh Secret China dengan syarat tidak disebutkan namanya.

Hou Yong mengungkapkan, meskipun Beijing mengumumkan lebih dari 300 kasus dipastikan, sebelumnya sebagian besar penularan dari orang ke orang terjadi di masyarakat.

“Namun, kasus terbaru dari Rumah Sakit Rakyat Universitas Peking adalah masalah besar. Meskipun hanya tiga pasien dipastikan dirawat di rumah sakit ini sejauh ini, lebih dari 140 pasien yang baru-baru ini mengunjungi departemen dialisis kini dikarantina, karena salah satu dari tiga pasien dipastikan sering berkunjung ke departemen dialisis. Siapa pun yang berhubungan dengan lebih dari 140 pasien ini atau keluarganya dalam dua minggu terakhir mungkin saja terinfeksi, sehingga dampaknya dapat sangat besar,” kata Hou Yong kepada secretchina.com. 

Hou Yong juga mengatakan bahwa semua dokter di Beijing pada dasarnya diharuskan tetap berada di Beijing dan siap siaga bertugas setiap saat.

“Kami semua diminta untuk kembali bekerja pada tanggal 31 Januari, hari ketujuh Tahun Baru Imlek, yang biasanya masih libur. Siapa pun yang tidak kembali bekerja akan dipecat, tanpa pengecualian,” tambah Hou Yong.

Dokter dari Provinsi Lain Dikirim ke Wuhan

Hou Yong mengatakan bahwa staf medis dari provinsi di luar Provinsi Hubei masih terus dikirim ke Wuhan, ibukota Provinsi Hubei, tempat COVID-19 berasal, untuk

membantu memerangi epidemi di sana. Hampir semua staf medis dari  Provinsi Shandong dikirim ke Wuhan dan provinsi lain, seperti Provinsi Jiangsu, saat ini mengirim setengah dari dokternya ke Wuhan.

Hou Yong berkata : Seluruh birokrasi Wuhan adalah yang terburuk di Tiongkok. Saat pergi ke Wuhan, para dokter harus membawa perlengkapan [keselamatan] pribadi dan makanan sendiri, karena tidak ada yang disediakan untuk tim medis dari luar Wuhan. Pergi ke Wuhan seperti memenuhi undangan menuju malapetaka. Beberapa dokter dan perawat dari rumah sakit tempat saya bekerja pergi ke Wuhan. Mereka pikir mereka berada di sana selama dua minggu, dan kini mereka sudah berada di Wuhan hampir sebulan. Mereka berada di ambang kehancuran total.”

Hou Yong mengatakan seluruh kota Wuhan seperti “neraka di bumi.” Ia mengatakan segera mengetahuinya setelah pemerintah Wuhan mengumumkan pembangunan rumah sakit darurat. Saat semua pasien yang dipastikan dan tidak dipastikan terinfeksi virus corona dirawat inap bersama, maka mereka akan saling menularkan. Hal itu melanggar prinsip paling dasar dalam memerangi penyakit menular. Mereka perlu dikarantina.”

Pemerintah Pusat Menelantarkan Orang-orang di Wuhan

Meskipun pihak Komunis Tiongkok salah mengelola epidemi, Hou Yong mengatakan bahwa banyak rakyat Tiongkok masih tidak menyadari situasi sebenarnya.

“Sebagian besar teman saya berkata, ‘Terima kasih kepada pemerintah kami, wabah telah berhasil dikendalikan.’ Saya memberitahu mereka justru karena pemerintahan yang korup ini dan para pejabat yang tidak kompeten ini maka  epidemi ini menyebar seperti itu.” Demikian yang diungkapkannya. 

Lebih jauh Hou Yong menuturkan, saat penyakit pertama kali dimulai, dan dilaporkan sesekali dengan santai, ia mengetahui hal itu akan menjadi wabah besar, sehingga ia memberitahukan teman-teman dan rekan kerjanya untuk membeli masker. Tidak semua orang percaya padanya. Beberapa hari kemudian, semuanya masker dan desinfektan terjual habis. 

Hou Yong  menuturkan, kini Wuhan dalam kondisi karantina, seperti seluruh Provinsi Hubei. Intinya, itu artinya pemerintah pusat menelantarkan orang-orang di sana, membiarkan mereka mati sendiri, terutama yang berada di rumah sakit darurat. Ribuan orang yang berdekatan tanpa tindakan karantina membuat mereka mati. Karena dalam lingkungan seperti itu, orang sehat pun akan terinfeksi. Pihak berwenang mengkarantina Wuhan dan terus mengirim banyak staf medis ke Wuhan untuk dikorbankan.”

Meminta Rakya Kembali Bekerja

Hou Yong juga berbicara mengenai perintah pihak berwenang agar perusahaan kembali melanjutkan kapasitas kerja yang normal.

“Saya bertanya kepada banyak orang yang saya kenal, ‘Jika anda tidak bekerja, berapa lama anda mampu bertahan?’ demikian yang dikatakan Hou Yong. 

Kebanyakan dari mereka mengatakan hanya satu atau dua bulan. Bahkan mereka yang berpenghasilan 6.000 yuan sebulan mengatakan mereka hanya mampu bertahan satu atau dua bulan, karena harus menyokong keluarganya, dan mereka tidak memiliki tabungan. Saat ini, satu persen penduduk Tiongkok mengendalikan sebagian besar kekayaan negara, sementara itu tersisa 90 persen lebih menjalani kehidupan biasa-biasa saja, jadi itulah masalahnya: Jika mereka tidak kembali bekerja, mereka tidak mampu bertahan hidup. 

Tetapi ada masalah bila kembali bekerja pada saat ini, kata Hou Yong. Bila tetap masuk kerja, adalah sulit untuk menghindari infeksi. Bukankah benar bahwa Dangdang, perusahaan dagang Tiongkok, sudah memiliki insiden seperti itu? Walaupun hanya satu karyawan yang terinfeksi, maka semua staf yang melakukan kontak dengannya harus dikarantina. Itu adalah masalah yang sangat besar bagi perusahaan padat karya. Bayangkan jika seorang karyawan di Foxconn terinfeksi, apa yang akan terjadi selanjutnya?”

Kendali Internet dan Kebebasan

Dokter Hou Yong membeberkan, ia  mendengar bahwa setelah tanggal 1 Maret, Internet Tiongkok mungkin terputus. Jika itu benar terjadi, ia tidak mampu mengatakan apa-apa lagi. Dikatakan bahwa Tiongkok akan membangun proyek jaringan besar. Yaitu, membangun root server domestik dan berhenti menggunakan root server dari Amerika Serikat atau negara lain, mengembalikan semua ke jaringan area Tiongkok. Sejauh itulah kendali rezim Tiongkok.  

Hou Yong juga menyebutkan unjuk rasa baru-baru ini di Hong Kong, dengan mengatakan unjuk rasa tersebut adalah sesuatu yang berharga untuk dipikirkan rakyat Tiongkok.

Ia menjelaskan, Saat gerakan di Hong Kong telah berlangsung selama enam bulan, teman-teman media sosialnya  terpecah menjadi dua faksi dan berdebat sengit.

Ia meminta mereka untuk memikirkan hal ini: Tidakkah warga Hong Kong tahu bahwa unjuk rasa yang telah berlangsung selama enam bulan mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari, mempengaruhi pekerjaan dan sekolah, dan memengaruhi situasi ekonomi mereka? Namun mengapa mereka bertahan? Karena mereka percaya bahwa ada sesuatu yang lebih penting daripada pekerjaan, kehidupan, dan kondisi ekonomi mereka. Apa itu? Saya pikir setiap orang tahu. Juga, untuk waktu yang lama, kami belum pernah mendengar satu pun kejadian di mana seorang petugas polisi terbunuh akibat serangan kekerasan oleh warga Hong Kong. Itu adalah sesuatu yang layak untuk dipikirkan.” (Vivi/asr)

Artikel Ini Terbit di The Epochtimes

FOTO : Sebuah gerbang area perumahan dikunci sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona COVID-19 di Beijing pada 24 Februari 2020. (Nicolas Asfouri / AFP via Getty Images)

Video Rekomendasi :