Kapan Beijing Bebas Lockdown?

ET, oleh Xu Meng’er

Media resmi Tiongkok melaporkan bahwa pada 8 April, Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis Tiongkok mengadakan pertemuan untuk menganalisis situasi pencegahan dan pengendalian epidemi dan operasi ekonomi di dalam dan luar negeri. Mengenai situasi epidemi saat ini, Xi Jinping mengusulkan untuk pertama kalinya : “Persiapkan pemikiran dan pekerjaan yang lebih panjang untuk menanggapi perubahan di lingkungan eksternal”.

Xi Jinping menekankan : “Kita perlu terus melakukan pekerjaan yang baik untuk mencegah dan mengendalikan epidemi di ibukota”. 

Pertemuan itu menyimpulkan bahwa kesulitan yang dihadapi ekonomi Tiongkok saat ini bertambah besar. Pertemuan juga membahas masalah lain.

Media Hongkong ‘Ming Pao’ pada 9 April mengomentari bahwa Dwi Konferensi yang biasanya diselenggarakan pada bulan Maret telah diundur dan sampai sekarang belum juga ditetapkan. Pada bulan lalu pernah muncul kabar bahwa konferensi akan diselenggarakan pada 18 April, tetapi kemungkinan untuk itu kecil kelihatannya sekarang. 

Artikel tersebut menyebutkan bahwa pada 8 April Komite Tetap Politbiro juga telah membahas masalah lain. Ada kabar bahwa Dwi Konferensi mungkin diadakan pada bulan Mei. Bahkan Beijing baru akan dibebaskan dari lockdown usai kedua konferensi tersebut.

Namun analisa artikel berpendapat, jadwal tersebut tampak kurang dapat diandalkan karena 4 alasan berikut :

Pertama, peserta kedua konferensi tersebut bisa mencapai hampir sepuluh ribu orang, walaupun dilakukan pembatasan dengan menghadirkan perwakilan saja, pesertanya yang datang dari segenap penjuru Tiongkok juga tidak kurang dari 6.000 orang. Jadi sulit dalam mencegah penularan. 

Alasan kedua, bahkan Canton Fair dengan ukuran yang hampir sama pun penyelenggaraanya diganti menjadi secara online dan ditunda hingga bulan Juni mendatang. Tampaknya Dwi Konferensi sulit untuk diadakan pada bulan Mei. 

Alasan ketiga, tidak ada masalah yang mendesak untuk dibahas dan diambil keputusannya pada tahun ini. 

Alasan keempat, beberapa orang curiga bahwa langkah-langkah karantina ketat Beijing saat ini disebabkan oleh kesengajaan pihak berwenang untuk membatasi orang dari luar daerah untuk memasuki Beijing. Yang dilatarbelakangi dengan niat membatasi golongan dari populasi Beijing, dan pertimbangan untuk membersihkan industri kelas bawah. Meskipun pembatasan semacam itu kemungkinan bersifat jangka panjang.

Akhir dari artikel tersebut menyebutkan bahwa pembebasan lockdown kota Beijing itu tergantung pada banyak faktor, tidak cuma pertimbangan meredanya epidemi.

Pada 5 April sore, Partai Komunis Tiongkok di Beijing mengadakan konferensi pers tentang pencegahan dan pengendalian epidemi. Xu Hejian, Wakil Menteri Departemen Propaganda merangkap Direktur Kantor Informasi Komite Partai Kota Beijing mengatakan bahwa pencegahan dan pengendalian epidemi di ibukota tidak dapat sepenuhnya diselesaikan dalam waktu singkat, dengan mengatakan bahwa tugas pencegahan dan pengendalian harus dilakukan mati-matian.

Baru-baru ini, seorang sumber yang memahami masalah mengatakan kepada ‘Epoch Times’ bahwa epidemi virus komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan) di Distrik Chaoyang, Beijing adalah yang terburuk. Banyak mobil polisi berpatroli di jalan. Kompleks militer di Distrik Chaoyang adalah yang paling ketat dijaga. Bagasi mobil yang keluar masuk diperiksa. Pada bulan Januari 2020 lalu, dikabarkan ada tentara di kompleks tersebut dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan. Akan tetapi detailnya dirahasiakan, dan warga pun tidak diperkenankan untuk mengambil foto di halaman depan kompleks.

Pada 17 Februari, Sekolah Partai Komunis Tiongkok mengedepankan slogan : “Jangan membiarkan Beijing jatuh”. 

Ini sebenarnya menunjukkan bahwa epidemi di Beijing cukup serius.

Pada 23 Februari, komunis Tiongkok mengadakan rapat kerja pencegahan epidemi tingkat tertinggi, Xi Jinping memerintahkan jajaran yang terlibat untuk mati-mati mempertahankan ibukota supaya jangan jatuh karena epidemi, dan secara tegas mencegah orang yang terinfeksi memasuki Beijing.

Situs web Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok pada 22 Maret mengeluarkan pengumuman yang isinya : “Mulai 23 Maret, semua penumpang penerbangan internasional yang berdestinasi Beijing harus masuk melalui 12 titik yang ditunjuk seperti Tianjin, Shijiazhuang dan setelah lolos uji infeksi.”

Langkah komunis Tiongkok itu adalah demi mati-matian mempertahankan Beijing dari kian merebaknya epidemi pneumonia. Sebuah artikel diterbitkan oleh Radio France Internationale yang berjudul ‘Warga Hubei Jangan ke Beijing, Pesawat Dipersilakan Memutar, Ada Apa dengan Beijing ?”

Artikel tersebut melukiskan situasi Beijing akhir-akhir ini cukup janggal.

Sumber mengatakan bahwa tujuan Beijing adalah melindungi ibukota dari makin maraknya epidemi dengan cara agar orang-orang yang terinfeksi atau dicurigai terinfeksi berada di Tianjin, Shejiazhuang dan lainnya, tidak mencemari Beijing. 

KETERANGAN FOTO: Pada 9 Maret pagi tampak para staf pemantau lockdown di Distrik Shun Yi, Beijing lebih banyak daripada warga yang berlalu lalang. (Epoch Times)

sin/rp 

Video Rekomendasi