Penganiayaan Komunis Tiongkok Terhadap Kelompok Spiritual Berlanjut

NTD Newsroom

Sebuah agen rahasia polisi Partai Komunis Tiongkok yang berperan penting dalam menganiaya kelompok spiritual mungkin tidak ada lagi, tetapi tindakan keras terhadap kelompok spiritual berlanjut.

Hal demikian menurut Minghui.org yang dikutip oleh NTD pada 8 Juni 2020. Situs Minghui menerbitkan secara langsung informasi penganiayaan terhadap Falun Gong, yang juga dikenal sebagai Falun Dafa. 

Falun Gong adalah disiplin spiritual tradisional Tiongkok dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar yang dipraktikkan oleh puluhan juta orang.

Pada hari Minggu lalu Minghui menerbitkan laporan dari sumber internal. Mereka berkata pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok Zhao Leji mendesak para pejabat untuk terus menganiaya praktisi Falun Gong.

Zhao Leji dilaporkan mengatakan, “Kantor 610 dibubarkan, digabungkan, dan tidak lagi ada secara mandiri. Hal tersebut untuk pertunjukan bagi kekuataan Barat anti-Tiongkok, karena kekuataan Barat selalu berdebat mengenai hak asasi manusia dan kebebasan. Bagaimana anda percaya itu (Kantor 610 benar-benar dibubarkan)?”

Zhao Leji melanjutkan, “Lihat, Falun Gong masih ada, masalahnya masih ada. Falun Gong harus dilakukan dengan cepat, dan harus dilakukan dengan baik.”

Zhao Leji adalah salah satu dari tujuh anggota Komite Tetap Politbiro, badan pembuat keputusan tertinggi Partai komunis Tiongkok. Zhao Leji juga mengepalai sebuah badan disiplin di dalam Partai Komunis Tiongkok, di mana Kantor 610 bergabung.

Kantor 610 adalah agen polisi mirip Gestapo yang didirikan pada tahun 1999 untuk menganiaya Falun Gong. 

Kantor 610 dikenal karena menangkap dan menyiksa praktisi Falun Gong secara ilegal. Kantor 610 secara resmi dibubarkan pada tahun 2018 saat Kantor 610 digabung dengan sebuah komisi nasional.

Bukti lain juga menunjukkan bahwa penganiayaan terhadap Falun Gong tetap berlanjut.

Pada bulan Januari lalu, Kongres merilis sebuah laporan mengenai memburuknya kondisi hak asasi manusia di Tiongkok. 

Awalnya penindasan terhadap Falun Gong diprakarsai oleh mantan Sekjen Partai Komunis Tiongkok Jiang Zemin pada tahun 1999 yang iri terhadap popularitas Falun Gong. Hal lain dikarenakan nilai-nilai moral Sejati-Baik-Sabar adalah bertolak belakang dengan ideologi Komunis.

Kini, selama bertahun-tahun sejak 1999 silam hingga sekarang Falun Gong secara gencar menjadi serangan hoax dan ujaran kebencian dari kroni dan mesin propaganda rezim komunis Tiongkok.  

Kabar hoax yang menerpa terhadap metode olah jiwa dan raga ini tak hanya berkembang pesat di Tiongkok, namun turut menyebar ke  seluruh dunia. 

Hoax dan fitnah yang menyerang terhadap praktisi Falun Gong beragam seperti tuduhan aliran sesat, anti pemerintah Tiongkok, anti sosial dan HAM, berpolitik dan terlibat aksi bunuh diri dengan bakar diri serta sebagainya.

Apa yang disebut aksi bakar diri palsu terjadi pada 23 Januari 2001 silam. Pada kasus ini orang yang diberitakan oleh media partai Komunis Tiongkok diklaim praktisi yang telah melakukan bakar diri di Lapangan Tiananmen Beijing. 

Insiden bakar diri ini telah dibantah seperti penyelidikan Washington Post menunjukkan meragukan individu tersebut adalah praktisi Falun Gong. Artikel Washington Post pada 4 Februari 2001 itu berjudul Human Fire Ignites Chinese Mystery

Dalam adegan dimana Liu Chunling di pukuli sampai mati. Berdasarkan investigasi tidak ada yang pernah melihat Liu berlatih gerakan Falun Gong. 

Para penindas Falun Gong menggunakan insiden tersebut untuk membenarkan penganiayaan mereka dalam situasi yang berbeda secara terselubung diluncurkan sebelumnya. Kejadian ini disiarkan media corong partai komunis Tiongkok saat itu dan turut disebarkan ke seluruh dunia.

Sebuah dokumenter pemenang penghargaan, False Fire, juga menunjukkan beberapa anomali dalam video tersebut.

Rekayasa ini seperti rekaman di mana seorang polisi terlihat memukul salah satu “immolator” atau orang yang menawarkan diri sebagai bentuk pengorbanan dalam suatu tujuan khusus di bagian kepala dengan tongkat pemukul karena asap berputar di sekitarnya. (Vv/asr)

FOTO : Tentara militer Tiongkok berbaris di Lapangan Tiananmen di Beijing, Tiongkok, pada 28 April 2020. (Lintao Zhang / Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=Pdr7ox0vyP0