Partai Komunis Tiongkok Sedang Tenggelam Seperti Titanic, Tetapi Para Pejabatnya Mempunyai Sebuah Rencana

Diana Zhang, Ph.D

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya mengapa Partai Komunis Tiongkok  ingin mengambil alih Hong Kong tanpa menghiraukan akan kehilangan kemakmuran Hong Kong sebagai pusat keuangan. Atau bertanya mengapa Partai Komunis Tiongkok membangun One Belt One Road, atau mengapa Partai Komunis Tiongkok menyebar begitu banyak uang di Afrika. Orang juga bertanya  mengapa Partai Komunis Tiongkok membanggakan propagandanya bahwa Tiongkok membantu berbagai negara selama pandemi, sementara sebagian besar rakyat Tiongkok hidup dalam kemiskinan.

Di Amerika Serikat, ambang kemiskinan untuk satu orang adalah dianggap memiliki USD 1.063 per bulan. Baru-baru ini, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengatakan bahwa sekitar 600 juta orang Tiongkok memiliki pendapatan kurang dari 1.000 yuan per bulan.

Menurut penelitian Universitas Normal Beijing, sekitar 964 juta rakyat Tiongkok memiliki pendapatan di bawah 2.000 yuan per bulan. Itu adalah 69 persen total penduduk.

Namun demikian, pejabat puncak dan elit Partai Komunis Tiongkok memiliki uang dalam jumlah besar. 1 Persen pejabat puncak dan elit Partai Komunis Tiongkok teratas memiliki sepertiga dari total kekayaan negara.

Biaya medis pensiunan pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok dapat mencapai 1 juta yuan per tahun. Mereka dapat disuntik dengan darah anak muda agar tetap sehat. Tentu saja, mereka dapat mengganti organ saat dibutuhkan.

Tiongkok memiliki model yang unik Perkaya Partai Komunis Tiongkok  dan eksploitasi rakyat.

Di bawah aturan Partai Komunis Tiongkok, rakyat Tiongkok mengalami dua proses konversi dari sistem kepemilikan pribadi menjadi sistem kepemilikan negara, penyitaan diikuti oleh privatisasi.

Saat Partai Komunis Tiongkok pertama kali mengambil alih Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok membunuh pemilik tanah dan mengambil tanahnya, membunuh pemilik bisnis dan mengambil bisnisnya. Milik pribadi menjadi milik negara — yang sebenarnya adalah milik Partai Komunis Tiongkok. Semua yang ada di Tiongkok dimiliki oleh Partai Komunis Tiongkok.

Saat ekonomi Tiongkok hampir jatuh dari tebing, negara-negara Barat menebus Partai Komunis Tiongkok. Dengan pembukaan perdagangan dan pasar Amerika Serikat ke Tiongkok, Tiongkok memprivatisasi banyak tanah dan perusahaan. Akan tetapi, pejabat Partai Komunis Tiongkok dan kerabatnya mendapat bagian terbesar dari peluang tersebut.

Partai Komunis Tiongkok menggunakan cita-cita sosialisme untuk merampok harta rakyat, kemudian diprivatisasi ke tangan Partai Komunis Tiongkok sendiri.

Di antara para pejabat tinggi, ada rencana rahasia untuk kapal yang akan tenggelam. Mereka adalah orang dalam dan mengetahui lebih baik daripada sebagian besar rakyat Tiongkok bagaimana korupnya sistem  tersebut dan sistem  itu tidak berkelanjutan. 

Para elit Partai Komunis Tiongkok ini tidak menganggap Tiongkok sebagai negara asalnya. Para elit Partai Komunis Tiongkok melihat negara Tiongkok  sebagai tempat sementara bagi mereka, di mana mereka dapat mengambil uang dan bersiap untuk pergi.

Itu sebabnya mereka rela membunuh angsa yang bertelur emas untuk mendapatkan beberapa telur saat ini, seperti di Hong Kong. Model yang sama tersebut diterapkan ke seluruh Tiongkok. Tiongkok hanyalah tempat berburu sementara untuk mengambil uang.

Pada tahun 2012, data internal berikut bocor 90 persen anggota Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok memiliki kerabat dan anak-anak yang sudah beremigrasi ke luar negeri. Sebanyak 85 persen pejabat tinggi siap untuk meninggalkan posisinya dan melarikan diri dari Tiongkok.

Itu sebabnya Tiongkok tidak mengizinkan pejabat di atas posisi tingkat-menengah setempat untuk memiliki paspor. Semakin tinggi posisi pejabat Partai Komunis Tiongkok, semakin banyak mengetahui bahwa krisis Partai Komunis Tiongkok sedang mencapai titik didih. Mereka sudah memindahkan asetnya, bersiap untuk melarikan diri. Bahkan mempersiapkan suatu kedaruratan untuk menghancurkan database pusat untuk menutupi jejaknya.

Itu adalah bagian dari rencana mereka untuk kapal yang akan tenggelam. Itu sebabnya mereka menggunakan status uang kepada pejabat internasional yang korup, berteman dengan banyak negara, dan dengan murah hati menyebarkan uang ke beberapa negeri asing. Sementara itu, memberi sangat sedikit uang kepada rakyatnya sendiri.

Ekonom Taiwan Wu Jialong mengatakan bahwa seorang pengusaha Taiwan memberitahunya bahwa Jia Qinglin, mantan Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, “menyewa jet pribadi yang sarat dengan emas,dolar, euro, dan banyak lagi, dan terbang ke Kamboja.

Orang-orang dapat melihat mengapa Partai Komunis Tiongkok bahkan peduli kepada negara-negara kecil.

Sebagian besar rakyat di Tiongkok tidak tahu Partai Komunis Tiongkok adalah kapal yang sedang tenggelam. 

Sebagian besar orang di Tiongkok menikmati sebanyak mungkin sambil mengabaikan bagaimana Partai Komunis Tiongkok merusak moralitas masyarakat, sama seperti penumpang yang minum-minum dan bernyanyi saat Titanic sedang tenggelam.

Yang paling ditakuti oleh pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok adalah sanksi individual negara-negara Barat. (Vivi/asr)

Diana Zhang, Ph.D., adalah seorang staf writer dengan pengalaman 20 tahun dalam studi di Tiongkok. Ia kini berbasis di Amerika Serikat. Dia menggunakan nama pena untuk melindungi anggota keluarganya di Tiongkok.

FOTO : Kesan artis tanpa tanggal yang menunjukkan tanggal 14 April 1912, kapal karam kapal penumpang mewah Inggris Titanic di lepas pantai Nova-Scotia selama pelayaran perdananya. (OFF / AFP via Getty Images)