Teknologi Kamp Penjara Ala Huawei Merajalela di Seluruh Dunia

Oleh James Gorrie

Anda mungkin ingat kepemimpinan Huawei dituduh melanggar sanksi Amerika Serikat terhadap Iran, yang menyebabkan penangkapan Kepala Staf Keuangan Huawei Meng Wanzhou di Kanada pada bulan Desember 2018 silam, di mana ia tetap dalam tahanan.

Huawei dikutuk oleh Amerika Serikat dan negara-negara lainnya karena Huawei membangun alat mata-mata ke dalam perangkat keras Huawei dan pintu belakang lainnya untuk pengumpulan dan pencurian data dari pengguna jaringan. 

Penggunaan peralatan jaringan Huawei 5G di antara sekutu Amerika Serikat, seperti Inggris, telah menjadi subyek perdebatan.

Oleh karena itu, pihak berwenang Amerika Serikat memperingatkan para sekutu yang melanjutkan instalasi peralatan Huawei akan mengarah pada pengurangan berbagi informasi sensitif dan keamanan. 

Secara khusus, Amerika Serikat meminta Inggris untuk tidak menggunakan Huawei untuk peningkatan jaringan 5G Inggris, mengingat risiko keamanan.

Sebagai akibatnya, selama tiga tahun terakhir, kampanye Amerika Serikat terhadap Huawei telah merugikan pendapatan Huawei yang kehilangan miliaran dolar. 

Tetapi informasi baru mengungkapkan kampanye Amerika Serikat terhadap Huawei hanya menjelekkan reputasi Huawei yang terkenal buruk.

Dalam artikel terbaru, media Forbes dari Amerika Serikat mengidentifikasi Huawei memainkan peran integral dalam aparat negara pengawasan Orwellian Tiongkok yang tersebar luas. 

Di sebuah paparan, kontributor Forbes, Zak Dorfman menjelaskan bagaimana teknologi pengawasan dan pelacakan Huawei yang canggih adalah sangat penting bagi penindasan, penahanan, dan penyiksaan oleh Partai Komunis Tiongkok terhadap jutaan orang Uighur di Provinsi Xinjiang, barat Tiongkok.

Zak Dorfman memaparkan, “Penggunaan luas teknologi (Huawei) untuk mendukung semua ini adalah sebuah tema  menyeluruh yang konsisten. Ini mencakup pengawasan berbasis kecerdasan buatan, mengganggu pengumpulan data serta pemantauan telepon pintar dan komunikasi umum. Salah langkah apa pun tampaknya berisiko menimbulkan pengasingan. Dan sekali ditahan, hanya pemikiran dan perilaku yang dimodifikasi tampaknya akan mengamankan pembebasan seseorang.”

Lebih lanjut, artikel itu mengutip Konsorsium Investigasi Wartawan Internasional, yang menerbitkan Kabel Tiongkok, memaparkan informasi yang disadap terhadap manual operasi dan laporan status untuk ekosistem pengawasan dan kamp penahanan Xinjiang. 

Kebijakan dan prosedur yang terkandung dalam manual tersebut ditunjukkan telah disetujui secara pribadi oleh pihak berwenang keamanan Xinjiang.

Fakta-fakta ini telah dipastikan oleh Institut Kebijakan Strategi Australia, yang memimpin penyelidikan sendiri ke dalam klaim Kabel Tiongkok.

Laporan Institut Kebijakan Strategi Australia menyimpulkan bahwa, pekerjaan Huawei di Xinjiang luas dan termasuk bekerja secara langsung dengan biro keamanan masyarakat pemerintah Tiongkok di wilayah Xinjiang. Kegiatan Huawei di Xinjiang harus dipertimbangkan selama debat mengenai Huawei dan teknologi 5G.

Tentu saja, Huawei tidak menyangkal bahwa teknologinya digunakan oleh orang lain di Xinjiang, tetapi menegaskan bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan bagaimana teknologi tersebut digunakan. 

Huawei juga membantah keterlibatannya dalam mendukung dan meningkatkan kampanye Partai Komunis Tiongkok terhadap populasi Uighur di Tiongkok, penahanan populasi massal terbesar di dunia sejak Perang Dunia II, atau populasi lainnya.

Tetapi laporan Institut Kebijakan Strategi Australia bertentangan dengan pernyataan Huawei, yang menyimpulkan bahwa, pekerjaan Huawei di Xinjiang adalah luas dan termasuk bekerja secara langsung dengan biro keamanan masyarakat pemerintah Tiongkok di wilayah Xinjiang.

Kenyataannya adalah bahwa di Tiongkok, teknologi pengawasan dan pemantauan Huawei adalah alat negara polisi komprehensif Partai Komunis Tiongkok.

Teknologi pengawasan dan pemantauan Huawei juga memungkinkan dan mendukung penganiayaan, pemenjaraan, dan kebijakan pendidikan ulang terhadap populasi Uighur oleh Partai Komunis Tiongkok.

Namun, sangat disayangkan, teknologi pengawasan dan pemantauan Huawei tidak terbatas pada Tiongkok dan Partai Komunis Tiongkok. 

Seperti yang dilaporkan Pusat Studi Strategis dan Internasional tercatat pada bulan November 2019, Huawei berperan penting dalam kebijakan “ekspor otoritarianisme” oleh Tiongkok. 

Berkas teknologi dan prosedur pengawasan kota yang komprehensif oleh Huawei dikemas dengan kait pemasaran lunak, teknologi “kota aman”, eufemisme yang menyembunyikan tujuan sebenarnya dari teknologi yang memungkinkan negara untuk melakukan pengawasan, dan secara efisien mengendalikan dan menindas warganya.

Sebagian besar dunia mengikuti jejak Tiongkok, khususnya di Asia dan Afrika. Negara-negara ini cenderung kurang bebas dan kurang terbuka dibandingkan dengan masyarakat Barat dan terperangkap dalam kekayaan kelas-miskin atau kelas-menengah.

Tetap saja, tren negara-negara ini menggunakan teknologi Huawei untuk membantu  menciptakan “masyarakat yang aman dan cerdas” ala masing-masing negara adalah sesuatu yang meresahkan. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa 90 persen pertumbuhan populasi dunia akan terjadi di Asia dan Afrika. Terlebih lagi, teknologi Huawei tidak diragukan lagi akan memberikan informasi kepada Beijing, serta pengguna negara tuan rumah.

Pada bulan April 2019 silam, lebih dari 230 kota tuan rumah menggunakan teknologi pengawasan “kota aman” Huawei, sebagian besar di Asia Tengah dan Afrika, beberapa kota di Amerika Latin serta tempat lain. Dengan asumsi bahwa Tiongkok sedang mengakses data dari kota-kota dan negara-negara ini, menjadikan Beijing dalam posisi yang kuat sebagai milik “Jagoan” Orwellian untuk sebagian besar dunia.

Implikasinya adalah sulit dilebih-lebihkan.

Pertumbuhan dan perluasan teknologi “kota aman” Huawei di seluruh dunia mengancam penyebaran dan bahkan kelanjutan gagasan liberal dan demokratis Barat, dan membantu penyebaran otoritarianisme. 

Bagi negara diktator dan negara-negara non-demokratis, yakni Tiongkok itu sendiri, teknologi tersebut memberikan kemampuan untuk mengidentifikasi dan menahan gerakan dan pemimpin yang demokratis sebelum gerakan dan pemimpin itu dapat menjadi faktor pembebasan yang efektif di negara klien Huawei, di mana pun gerakan dan pemimpin itu berada.

Tujuan Tiongkok, tentu saja, adalah untuk menghilangkan pengaruh Amerika di dunia dan membuat dunia kembali dalam citra totaliter ala Tiongkok. Hal tersebut mungkin berhasil. 

Gagasan liberal peradaban Barat akan cepat luntur menjadi ketidakjelasan jika dunia tidak pernah mendengar mengenai gagasan liberal tersebut.

Keterangan Gambar:Tampilan untuk pengenalan wajah dan kecerdasan buatan pada monitor di kampus Bantian Huawei di Shenzhen, Cina, pada 26 April 2019. (Kevin Frayer / Getty Images)

vivi/rp 

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=cYhfbt_DfM4