Seorang Ibu Menjalankan Detoksifikasi Layar dan Membagikan Dampaknya yang Luar Biasa

Daksha Devnani

Di dunia yang serba cepat ini, di mana teknologi serasa di ujung jari, para orangtua terus dihadapkan pada keputusan tentang seberapa banyak waktu yang dapat ditoleransi anak-anak untuk menatap ponsel cerdas, iPad, dan video game. Sementara itu, seorang ibu dari lima orang anak mengira jika dia cukup berhasil dengan pem-batasan waktu layar anak-anaknya, namun hasil “detoksifikasi layar” telah membuatnya berpikir ulang

Molly DeFrank, seorang blogger dan ibu asal California ini, telah membatasi waktu layar anak-anaknya hanya satu jam sehari, namun dia mengamati meski hanya 1 jam, tetap menghambat kreativitas mereka dan menyebabkan mereka mudah tersulut amarah.

“Suatu hari ketika saya sampai di rumah sepulang bertugas, anak saya yang masih di Taman Kanak-Kanak menyambut saya di pintu depan, dengan mengatakan, ‘Ma, boleh bermain di ponsel Mama?’ Tidak. Itu yang terakhir,” tulis DeFrank di blognya pada November 2019.

Setelah itu, DeFrank dan suaminya sepakat untuk segera mencabut semua ponsel dan meminta anak-anak, yang semuanya berusia di bawah 10 tahun itu melakukan “detoksifikasi layar” selama sebulan. Ketika kedua orang tuanya menyampaikan tentang peraturan baru mereka pada anak-anak saat makan malam, tidak mengejutkan, mereka terlihat tidak bahagia dan memprotes keputusan itu. Namun, setelah menangis beberapa saat, semua anak dapat mengikuti peraturan baru.

Anak-anak yang pernah menggemari Netflix dan YouTube atau Minecraft dan Fortnight bahkan tidak merengek minta melihat ponselnya” karena mereka tahu, tidak mungkin akan berhasil,” kata DeFrank kepada Cafe Mom.

“Apa yang terjadi selama beberapa minggu ke depan sungguh mengejutkan kami,” tambah DeFrank. “Rasanya seperti membalikkan telapak tangan: anak-anak kami telah “kembali”. Mereka lebih patuh, tidak lagi pemarah, lebih akur bermain bersama, lebih kreatif, dan lebih bahagia.”

DeFrank mengakui bahwa meskipun pada awalnya dia takut dan berpikir bahwa hidupnya akan menjadi jauh lebih sulit tanpa “pengasuh elektronik,” menghentikan waktu di depan layar tampaknya jauh lebih mudah daripada yang dia bayangkan. Detoksifikasi selama 30 hari memperbaiki gaya hidup keluarga dan mengubah hidup

Berbagi hasil beberapa bulan kemudian di sebuah posting Facebook, DeFrank menulis: “Beberapa hari Sabtu selama masa “detoksifikasi layar”, anak-anak bangun satu per satu dan melihat saya dan suami membaca di tempat tidur.”

Dia melanjutkan: “Mereka mengambil buku mereka sendiri dan bergabung dengan kami. Di restoran, mereka membawa setumpuk buku alih-alih iPad yang disangga. Tingkat membaca putri saya telah berkembang lima tingkat dalam waktu tujuh bulan.”

DeFrank juga mengatakan bahwa putrinya hanya membaca tanpa henti dan mengaku senang bahwa keluarga mereka menjalani detoksifikasi layar.

Namun, perubahan itu tidak terjadi begitu saja pada putrinya; DeFrank juga mendapati putranya mulai mengambil kelas seni keluarga. Semua aktivitas yang dilakukan membuatnya mengetahui bidang- bidang yang diminati anak-anaknya, yang dia akui tidak mengetahui sebelumnya

Pada November 2019, menurut Cafe Mom, orang tua tersebut membatasi waktu layar anak-anak mereka menjadi satu jam setiap minggu pada hari Minggu dan memungkinkan mereka untuk bermain video game yang telah disetujui sebelumnya.

Terkagum-kagum dengan hasilnya, DeFrank mendorong orangtua lainnya yang tertarik untuk mencoba detoksifikasi layar pada keluarga mereka dan merasakannya sendiri.

“Saya mengatakan langkah pertama adalah membatasi waktu menatap layar untuk jangka waktu tertentu,” katanya. “Lalu, amati hasilnya dan buatlah rencana yang paling cocok untuk keluarga Anda.”

Beberapa tahun belakangan ini, para ahli  juga  menyampaikan  tentang pembatasan  layar  ponsel  dan mengakui bahwa hasilnya dapat bervariasi namun bermanfaat.

Liz Donner, seorang dokter senior Pediatric Hospital Medicine di The Children’s Hospital di San Antonio, mengatakan kepada Bored Panda: “Berinteraksi tanpa layar ponsel bersama anak-anak tidak harus mewah.

Cukup dengan membaca buku pada mereka sejak usia 6 bulan telah terbukti meningkatkan kemampuan bahasa dan membaca mereka di kemudian hari.”

Lebih lanjut dia menambahkan, “Kami menemukan bahwa lebih sedikit waktu menatap layar pada saat balita berkontribusi pada tingkat ADHD (attention deficit hyperactivity disorder atau gangguan yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian) lebih rendah pada usia 7.”

Dalam sebuah unggahan di Facebook pada 26 Mei, DeFrank mengingatkan kita tentang peran teknologi dalam kehidupan kita. “Teknologi dapat menjadi mitra yang hebat di dunia modern ini,” tulisnya.

“Namun bukan berarti juga menghalangi hubungan yang penting bersama dengan orang-orang yang kita sayangi.” (feb)

Kami sangat senang mendengar cerita Anda! Silakan mengirim cerita Anda pada kami di emg.inspired@epochtimes.nyc.

Artikel Ini Sudah Terbit di Koran Epochtimes Indonesia Edisi 662