Paus Pembunuh Kehilangan Semua Giginya Karena Putus Asa untuk Melarikan Diri dari Kurungan

Sayangnya, cetacea tidak dapat berkembang dengan baik di kolam buatan. Dalam kondisi ini, banyak mamalia laut ini, terutama paus pembunuh, menunjukkan perilaku abnormal dan sering mati sebelum waktunya karena infeksi dan penyakit langka lainnya di lingkungan yang sempit.

Paus pembunuh yang terkurung menunjukkan perilaku abnormal dan berulang seperti berputar-putar, hiperagresif, menderita depresi, atau membahayakan diri mereka sendiri. Demikianlah kasus seekor orca bernama Inouk, yang sayangnya telah kehilangan hampir semua giginya karena telah menggerogoti kolam tempat dia sekarang tinggal.

Inouk ditangkap pada 23 Februari 1999 saat paus itu masih bayi di ujung utara Islandia. Paus itu telah berputar dan mengambang, dengan luka lebam, di kolam sempit selama dua puluh tahun.

Beberapa hari yang lalu One Voice, organisasi hak-hak hewan mempublikasikan gambar-gambar yang memperlihatkan Inouk di taman hiburan Marineland Antibies, di Riviera Perancis, antara Cannes dan Nice.

“Satu-satunya paus pembunuh di Perancis adalah di Taman Marineland di Antibes. Inouk ini istimewa karena telah memakan dinding kolam. Dia merasakan sakit yang konstan. Hal utama yang kami kecam adalah dia tidak bisa hidup sebagaimana mestinya, dan konsekuensi fisik dari penderitaan mentalnya, ” kata One Voice.

One Voice mengadakan pertemuan yang telah lama ditunggu-tunggu dengan pihak berwenang Perancis pada 9 Juli di mana larangan penangkaran hewan laut dan perdagangan mereka akan dibahas, tetapi ditunda tanpa memberikan penjelasan.

Organisasi ini mendesak pemerintah untuk melarang program pembibitan di akuarium karena, sayangnya, sangat sering, lumba-lumba dan paus yang baru lahir mati segera setelah lahir. Mereka juga ingin melarang penjualan fauna laut, karena mereka harus dapat hidup di habitat alami mereka.

Mauriel Arnal, presiden dan pendiri One Voice menjelaskan bahwa paus pembunuh bahkan lebih pintar daripada kera besar dan bahwa mereka memiliki bahasa seperti halnya manusia yang berevolusi tergantung pada lingkungannya.

“Hewan-hewan ini sangat cerdas dan perlu berada di lautan. Kolam tidak akan pernah bisa menggantikan habitat aslinya, “kata Muriel Arnal.

Paus-paus ini harus berada di cagar alam besar, dengan kawasan lindung di lautan, di mana mereka akan bebas berenang jarak jauh, dalam garis lurus, bukannya berputar-putar. Mereka juga akan belajar untuk menemukan makanan mereka sendiri dan hidup di tempat mereka dapat dilindungi.

“Di alam, mereka berenang seratus mil sehari. Di sini, otot-ototnya menjadi lemah dan mengalami kebosananan, “kata Arnal.

One Voice telah menggugat Pemerintah Perancis sekitar 500.000 euro (sekitar Rp 8,4 miliar) sebagai kompensasi, karena telah membiarkan hewan-hewan tak berdaya ini menderita, uang itu akan mereka gunakan untuk membangun tempat perlindungan kehidupan laut.

Sangat disayangkan, Inouk selalu kesakitan, setiap saat, setiap hari, dan setiap malam, mari kita berharap paus pembunuh ini dapat dilepaskan di tempat perlindungan di mana dia bisa bebas, karena kolam kecil ini,tidak sebanding dengan lautan! . (yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi: