Lebanon Investigasi Ledakan Dahysat di Pelabuhan Beirut, 16 Orang Ditahan

Theepochtimes.com- Kantor berita pemerintah Lebanon, NNA melaporkan bahwa aparat Lebanon pada Kamis (06/08/2020) menahan 16 orang, sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap ledakan gudang di pelabuhan Beirut.  

Hakim Fadi Akiki, seorang perwakilan pemerintah di pengadilan militer, mengatakan, pihak berwenang Lebanon sejauh ini menanyai setidaknya 18 petugas pelabuhan dan bea cukai Beirut, serta individu yang terlibat dalam pekerjaan pemeliharaan di gudang tersebut. Akan tetapi, kantor  berita tersebut tak menyebutkan nama dan individu yang ditahan.

“Enam belas orang ditahan sebagai bagian dari penyelidikan,” kata Akiki. Ia mencatat bahwa penyelidikan sedang berlangsung seperti dilaporkan kantor berita NNA.

Bank sentral Lebanon sebelumnya membekukan rekening yang secara langsung atau tidak langsung, terkait dengan manajer umum pelabuhan Beirut, Hassan Koraytem, Kepala Direktur Jenderal Bea Cukai Lebanon Badri Daher dan lima orang lainnya, termasuk pejabat pelabuhan dan bea cukai sekarang dan mantan.

Koraytem dan Badri sama-sama mengatakan kepada media Lebanon pada Rabu 5 Agustus 2020, bahwa beberapa surat sudah dikirimkan selama bertahun-tahun ke pengadilan negara itu untuk meminta penghapusan gudang bahan yang mudah meledak di pelabuhan, kemudian gudang itu meledak pada Selasa 4 Agustus 2020.

Ledakan itu menewaskan sedikitnya 157 orang, dan melukai 5.000 lainnya. Sekitar 2.750 ton amonium nitrat, bahan kimia yang sangat mudah meledak  digunakan dalam pupuk, diyakini sudah disimpan di fasilitas di pelabuhan Beirut selama enam tahun, setelah ditinggalkan oleh pengusaha Rusia, Igor Grechushkin.

Ledakan yang merusak bangunan berkilo meter jauhnya itu, menyebabkan seperempat juta warga kehilangan tempat tinggal. Ledakan terjadi ketika kebakaran — yang diduga disebabkan ketika tukang las berusaha memperbaiki kesalahan listrik. Kemudian menyebar ke fasilitas tersebut. Ledakan itu dirasakan hingga di Siprus, wilayah seberang Mediterania Timur.

Presiden Lebanon, Michel Aoun dalam pidatonya setelah ledakan dahsyat mengatakan, Pemerintah Lebanon “bertekad untuk menyelidiki dan mengungkap apa yang terjadi secepat mungkin untuk meminta pertanggungjawaban dan pihak yang lalai.”

Keterangan Gambar: Asap mengepul dari lokasi ledakan di Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus 2020. (Mohamed Azakir / Reuters)

(asr)  

Reuters berkontribusi pada laporan ini.

Video Rekomendasi