Lockdown di Xinjiang Seperti Penjara, Dipaksa Minum Obat Hingga Teriakan Warga yang ‘Jenuh’ Dinyatakan Melanggar Hukum

Ntdtv.com- Sejak disegel dari rumah ke rumah di kota Urumqi bulan lalu, penduduk di berbagai tempat di Xinjiang dikurung dalam rumah mereka selama sebulan. Itu dilakukan oleh  pihak Komunis Tiongkok saat merebaknya penularan epidemi. Menurut data resmi saat ini, kasus yang baru didiagnosis di beberapa kota  prefektur di Xinjiang telah dinyatakan “nol kasus”, tetapi penutupan kota secara paksa masih terus berlanjut. 

Berbagai informasi dari netizen setempat beredar luas di Weibo, sehingga dunia luar dapat merasakan kengerian dari penutupan paksa di Xinjiang.

Ada netizen yang mengungkapkan bahwa jendela setiap rumah warga di Urumqi baru-baru ini telah ditutup. Sedangkan otoritas pemda setempat mengirim orang untuk mengawasi, bahkan jauh lebih ketat daripada penutupan kota di Wuhan. 

Netizen di Urumqi juga memposting foto gerbang bangunan tempat tinggal warga setempat, mengeluh pemerintah Komunis Tiongkok kembali memberikan “Kado genap satu bulan” karena khawatir tentang kurangnya keefektifan segel ketika genap 30 hari menutup kota. Sehingga menutup pintu rumah warga dengan selotip untuk mencegah penghuninya keluar rumah.

Keterangan Foto : Pintu rumah warga Urumqi ditutup selotip. (Internet)
Keterangan Foto : Beberapa personel dari pemda setempat menambahkan batu atau paku ke gerbang pintu rumah warga, memaksa warga untuk terus “mengurung diri” di rumah.
Pejabat memperingatkan warga bahwa tidak minum obat adalah ilegal. (Gambar web)

Pada tanggal 21 Agustus 2020, beberapa netizen mengutip informasi dari sejumlah netizen Xinjiang, mengatakan bahwa petugas pencegahan epidemi Xinjiang mulai mendistribusikan obat-obatan tradisional Tiongkok dari pintu ke pintu rumah warga.  Selain itu, personel di lingkungan komunitas juga harus mengawasi warga untuk meminumnya secara langsung di depannya. Bahkan begitu juga dengan wanita hamil. Banyak warga mengatakan, setelah minum obat, mereka merasakan gejala tidak nyaman seperti sakit perut, susah tidur, dan diare. Namun demikian, semua postingan di Weibo itu telah dihapus.

Beberapa netizen juga memposting pemberitahuan resmi pemda setempat bahwa “untuk memastikan tidak ada masalah dengan uji asam nukleat ketiga di yurisdiksinya atau Pejabat Partai Komunis Tiongkok,” semua penduduk harus minum dua jenis obat, termasuk Kapsul Lianhua Qingwen dan pil No. 3. Selain itu, juga video yang menunjukkan, lobby perumahan setempat dipenuhi warga, masing-masing segelas air, dan secara kolektif “minum obat” di bawah pengawasan petugas pemda di lingkungan pemukiman tersebut.

Keterangan Foto : Pemberitahuan resmi menyatakan, teriakan kolektif warga pada 23 Agustus itu “melanggar hukum”. (Internet)

Selain itu juga gambar yang menunjukkan bahwa sejumlah warga tidak tahan karena tekanan mental gara-gara dikurung untuk waktu yang lama, atau keluar dalam keadaan darurat. Setelah tertangkap, petugas memborgol mereka ke tangga atau pagar dan menunggu “instruksi” selanjutnya. Beberapa orang mengatakan, bahwa masyarakat di pemukiman tersebut mengancam warga untuk tidak jalan-jalan dalam waktu 14 hari. Bagi mereka yang melanggar akan dikirim ke tempat isolasi selama 21 hari dengan biaya sendiri, kemudian dikirim ke pusat penahanan selama 15 hari.

Netizen setempat juga menuturkan, petugas dari pemda memperingatkan warga pemukiman, termasuk meminta “mengubah tiga kali makan menjadi dua kali makan, dan dua kali makan menjadi satu kali makan”. Tujuannya untuk “menghemat makanan” dan jangan “menciptakan sampah” untuk petugas. Petugas juga memperingatkan warga, bahwa mereka tidak boleh ke rumah sakit untuk membeli obat jika sakit, agar tidak “menimbulkan risiko keselamatan” bagi petugas.

Sementara itu, pemberitahuan lainnya menyebutkan bahwa penduduk setempat, di mana karena terlalu banyak tekanan mental, mengikuti contoh warga Wuhan pada 23 Agustus, secara kolektif berteriak melampiaskan tekanan mentalnya. 

Namun demikian, pihak berwenang telah mengklasifikasikan masalah tersebut sebagai “aktivitas menghasut dengan motif tersembunyi.” Personel keamanan publik telah menemukan dan mewawancarai beberapa peserta melalui sistem pemantauan dan mengancam akan menanganinya “sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.”

Keterangan Gambar: Gerbang pintu di rumah warga Xinjiang disegel dengan selotip dan ada yang diborgol saat keluar rumah. (Internet)

Reporter Zhong Jingming / Editor : Ming Xuan

Johny/asr

Video Rekomendasi