5 Orang Peretas Tiongkok Terhadap 100 Lebih Perusahaan, Digugat Kementerian Kehakiman AS

oleh Wang Kaidi

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat  pada hari Rabu 16 September 2020 lalu, mengumumkan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah mengajukan gugatan terhadap 5 orang warga negara Tiongkok dan 2 orang warga negara Malaysia yang diduga bersekongkol dengan peretas Tiongkok dalam serangan dunia maya untuk mencari keuntungan. 

Wakil Jaksa Agung Amerika Serikat, Jeffrey Adam Rosen mengatakan, “Pertama, kita mengajukan tiga kasus gugatan pengadilan terhadap 5 orang warga negara Tiongkok yang melakukan serangan lewat dunia maya dan 2  orang Malaysia yang membantu peretas ini menargetkan perusahaan korban dan menjual hasil yang dicuri”.

Kelima orang peretas warga negara Tiongkok masing-masing adalah Zhang Haoran, 35 tahun. Tan Dailin, 35 tahun. Jiang Lizhi, 35 tahun. Qian Chuan, 39 tahun. Fu Qiang, 37 tahun.

Mereka diyakini sebagai anggota APT41, organisasi peretas yang didukung oleh komunis Tiongkok. Salah satu dari mereka diduga terkait dengan Kementerian Keamanan Negara Tiongkok. Saat ini kelima orang tersebut bersembunyi di daratan Tiongkok.

Menurut Jeffrey A. Rosen, sebagai anggota inti dari organisasi peretasan komputer APT41, para terdakwa Tiongkok ini menargetkan lebih dari seratus korban dari berbagai sektor di dunia. Dan para korban ini termasuk dalam daftar target para peretas Tiongkok.

Kementerian Kehakiman menunjukkan bahwa lebih dari 100 institusi yang mendapat serangan dari para peretas ini, termasuk perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras di Amerika Serikat dan negara lain, media sosial, perusahaan video game, organisasi non-pemerintah, universitas, wadah pemikir, dan lembaga pemerintah. 

Para korban juga termasuk politisi dan aktivis demokrasi Hongkong.

Selain itu, kedua orang pengusaha Malaysia yang digugat bersekongkol dengan peretas Tiongkok terkait untuk menyerang perusahaan video game di Amerika Serikat, Prancis, Jepang, dan negara lain dan mengambil untung dari mereka. 

Keduanya telah ditangkap di Malaysia pada Senin 14 September 2020 dan menghadapi persidangan ekstradisi.

Pemilihan presiden Amerika Serikat sudah semakin dekat, pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald  Trump meningkatkan tindakan kerasnya untuk mencegah terjadinya serangan di dunia maya oleh para peretas Tiongkok.

Menurut Jeffrey A. Rosen, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat  telah menggunakan berbagai metode untuk mencegah intrusi komputer ilegal dan serangan dunia maya oleh para peretas Tiongkok, tetapi sayangnya, komunis Tiongkok telah memilih jalan lain. Selama penjahat dunia maya menyerang komputer di luar Tiongkok dan melakukan pencurian yang menguntungkan komunis Tiongkok, maka mereka akan dilindungi oleh komunis Tiongkok”. (sin/rp)