Warga Beijing yang Rumahnya Dibongkar Paksa Mengakhiri Hidup dengan Loncat dari Gedung

oleh Hong Ning

Pada 1 Oktober 2020, seorang wanita berusia 60 tahun yang merupakan warga Taizhouwu, di Distrik Haidian, Beijing mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung karena putus asa dalam pengurusan tanpa akhir, tak lain dengan pihak berwenang yang membongkar paksa rumahnya 9 tahun lalu.

Mrs. Han, putri wanita tua tersebut dengan linangan air mata menuturkan kepada reporter Epoch Times dengan menahan kesedihan, bahwa ibunya bunuh diri dengan meloncat dari gedung pada 1 Oktober hampir pukul 6 pagi. Ia menyebutkan penyebabnya dikarenakan “Pembicaraan mengenai masalah  pembongkaran dan relokasi, mereka (kepala desa) mengingkari janji, jadi ibu saya terus terbawa oleh masalah tersebut, hilang akal sehat, dan terus mengatakan bahwa apa yang mereka katakan tidak dipenuhi”. “Tak sangka ibu telah berbuat nekad !”.

Mrs. Han mengatakan bahwa rumahnya dibangun di atas tanah peruntukan tempat tinggal yang ditetapkan oleh pihak berwenang desa. Merupakan peninggalan leluhur dengan luas tanah lebih dari 400 meter persegi. 

Pada tahun 2012, petugas dari Kota Wenquan secara paksa mengambil alih tanah dan melakukan pembongkaran paksa rumah secara sepihak untuk dijadikan lokasi komersial, Pada saat itu tidak melalui negosiasi yang baik dan petugasnya mengancam : “Jika keluarga kalian tidak bersedia bekerja sama dengan pemerintah dalam masalah pembongkaran, yang pertama bahwa pembongkaran akan tetap dilakukan, dan pengacara tidak bisa ikut campur. Tidak ada pengacara yang berani menangani kasus ini”.

Hal yang membuat keluarga Han semakin tidak bisa menerima masalah ini adalah pada 16 Februari, rumah itu dibongkar ketika anggota keluarga semua tidak berada di rumah. Beberapa penduduk desa menyaksikan bahwa pembongkaran dilakukan oleh orang-orang dari pemerintah Kota Wenquan, termasuk dijaga oleh sejumlah aparat keamanan setempat, bahkan kepada desa yang menjabat pada saat itu bernama Zhang Haiqiang juga hadir.

Sejak itu, Mrs. Han dan keluarganya tidak memiliki rumah tetap, menyewa rumah selama bertahun-tahun. Kemudian membayar semua pengeluarannya sendiri alias tidak mendapatkan kompensasi apapun. Sejak saat itu, dia memulai perjalanan menuntut perlindungan hak.

Selama lebih dari 9 tahun, Han telah mengajukan petisi kepada otoritas yang lebih tinggi dan mengajukan tuntutan melalui prosedur hukum. Akan tetapi semuanya telah dihalangi dengan berbagai cara seperti kasusnya belum bisa diajukan, banding tidak dapat diajukan di bawah kendali departemen terkait, atau kasus tersebut dinyatakan gugur.

“Mereka selalu mempersulit kita. Sering mengirim banyak orang untuk mengawasi saya dan mengirim penjaga keamanan untuk bertindak”. 

Suatu hari di tahun 2016, Mrs. Han pergi ke balai kota untuk menemui Zhou Haiqiang. Beberapa penjaga keamanan Zhou dengan kasar menyeret Mrs. Han turun dari lantai dua ke lantai dasar, yang menyebabkan beberapa luka memar di sekujur tubuhnya. Akibatnya, Han terkena gangguan reaksi stress akut (acute stress reaction) hingga perlu dirawat selama lebih dari setahun.

Mrs. Han juga mengungkapkan bahwa beberapa warga lain juga mengalami nasib yang sama, rumahnya dibongkar paksa dan urusan kompensasinya tidak berujung. Padahal mereka semua itu adalah warga yang masuk target pembongkaran dan memperoleh kompensasi sesuai dengan aturan yang berlaku. 

Namun demikian, pemerintah kota memasukkan sekitar seribu orang yang telah meninggal ke dalam daftar calon penerima kompensasi yang mereka ajukan ke pihak berwenang. 

“Kita memperoleh daftar itu, dan kita juga menemukan bahwa banyak nama orang dalam daftar itu sudah meninggal dunia puluhan tahun silam. Itu yang mereka samarkan sebagai calon penerima kompensasi. Bahkan dibangunkan rumah sesuai dengan indikator mereka. Mana ada rumahnya”.

Mrs Han menambahkan : “Mungkin karena alasan tersebut, mereka menyerang saya”. Mrs. Han juga mengatakan bahwa selama 9 tahun terakhir, telah terjadi beberapa kali pergantian walikota dan aparat desa. 

Sekretaris desa saat ini yang bermarga Wang, sebelumnya pernah berujar bahwa dia dapat menyelesaikan urusan keluarga Han. Karena itu, ibunda Han jadi sangat percaya diri. Tapi sekretaris bermarga Wang itu akhir-akhir ini justru bersilat lidah yang menyebabkan ibunda Han terpukul. Setelah kejadian bunuh diri, tak satupun petugas dari pemerintah kota dan desa yang menghiraukan.

Mrs. Han mengungkapkan bahwa dirinya sejak awal telah meragukan pemerintah akan bertindak sesuai prosedur hukum. “Mereka semua berbuat ilegal secara konspirasi satu sama lain. Semoga saja mereka dapat dituntut sesuai dengan hukum”.

“Saya sangat sedih sekarang, dan ayah saya juga sangat sedih, jangan sampai ibu saya meninggal secara sia-sia”. Mrs. Han mengatakan : “Bagaimanapun keadaanya, kita akan tetap bertahan untuk mencari keadilan bagi ibu saya”. (sin)

Catatan : Berita Ini Tak bermaksud menginspirasikan kepada anda untuk mengakhiri hidup, sayangilah jiwa anda yang sangat berharga

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=9WSdt3hHFXI