American Republic vs Partai Komunis Tiongkok : Akankah Komunis Tiongkok Menentukan Presiden AS Berikutnya?

“Saya ingin bertanya kepada anda secara khusus karena  masyarakat intelijen mempermasalahkan hal ini dengan peringatan keras pada hari Jumat dengan merincikan upaya-upaya untuk turut campur tangan. Melihat pernyataan dari tanggal 24 Juli, dikatakan para musuh berupaya mengakses para calon komunikasi pribadi dan infrastruktur pemilihan umum dan juga jaringan negara bagian dan federal. Kedengarannya cukup mengerikan seperti apa yang dilakukan Rusia pada tahun 2016. Kini hal ini terjadi dalam pengamatan anda. Apa yang anda lakukan untuk menghentikannya?”

“Apa yang kami lakukan adalah menempatkan tim dunia maya kami pada tempatnya. Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat bekerja sangat keras untuk berupaya melacak para aktor yang memfitnah itu.”

“Apakah Rusia lagi?”

“Kami ketahui itu adalah Tiongkok, kami ketahui itu adalah Rusia.”

“Proses penempatan dalam infrastruktur pemilihan umum?”

“Benar-benar berupaya untuk mengakses situs web Menteri Luar Negeri untuk hal seperti itu dan mengumpulkan data warganegara Amerika Serikat dan mengikutsertakan operasi pengaruh, apakah di TikTok, Twiter atau ruang-ruang lainnya. Perhatian nyata tidak hanya untuk Rusia. Tiongkok tidak menginginkan Presiden menang.”

“Jadi, banyak pembicaraan mengenai anda dan gebrakan terakhir anda. Mari kita bahas hal tersebut.”

Dalam pernyataan pada tanggal 17 Agustus kepada Fox News, Direktur Intelijen Nasional, John Ratcliffe, mengungkapkan bahwa Tiongkok merupakan sebuah ancaman keamanan nasional yang lebih besar bagi Amerika Serikat daripada negara lain, secara ekonomi, militer dan teknologi, yang mencakup ancaman pengaruh dan turut campur dalam pemilihan umum. 

Dua minggu berikutnya, pada tanggal 2 September, Jaksa Agung  Amerika Serikat, Willian Barr kembali memastikan adanya campur tangan Tiongkok.

“Dari tiga negara, masyarakat intelijen menunjuk pada Rusia, Tiongkok dan Iran, negara mana yang paling arogan dan agresif dalam hal ini?”

“Saya yakin negara itu adalah Tiongkok.”

“Negara mana?”

“Tiongkok.”

“Saat ini Tiongkok lebih arogan dan agresif daripada Rusia?”

“Ya.”

“Mengapa anda berpendapat demikian?”

“Karena saya telah menyaksikan intelijen tersebut dan itulah yang saya simpulkan.”

“Apa yang berusaha dilakukan Tiongkok?”

“Saya tidak terlibat dalam intelijen tersebut.”

“Tiongkok ingin membantu siapa?”

“Saya tidak terlibat dalam hal itu.”

David Kamioner, mantan anggota Army Intelligence Amerika Serikat, memberitahu saya lebih banyak mengenai wawasan masyarakat intelijen.

“Apa yang diinginkan oleh Partai Komunis Tiongkok adalah kekacauan di Amerika Serikat, karena kekacauan tersebut akan melumpuhkan Amerika Serikat di panggung dunia. Hal itu hampir merupakan pemerasan politik. Bila anda tidak memilih Biden, maka kerusuhan akan berlanjut. Bila anda tidak menyukai Biden, maka orang Tiongkok, atau kemungkinan orang Iran akan bergerak ke suatu tempat dan menyebabkan krisis keamanan nasional bagi Amerika Serikat. Jadi, secara jelas Partai Komunis Tiongkok ingin Joe Biden menang, dan Partai Komunis Tiongkok melakukan segala hal semampunya terhadap data, kecerdasan buatan dan bidang lainnya untuk memastikan kemenangan Joe Biden.”

“Bila Partai Komunis Tiongkok harus memilih antara kemenangan Biden, dengan menciptakan kerusuhan di Amerika Serikat, menurut anda yang mana yang akan dipilih oleh Partai Komunis Tiongkok?”

“Partai Komunis Tiongkok dapat melakukan kedua hal itu karena bila Biden menang, kaum Kanan tidak akan menonjol. Semoga tidak ada kekerasan karena kaum Kiri sedang menyusup ke jalanan di Amerika Serikat saat ini. Tetapi kaum Kanan akan menjadi lebih agresif, yang artinya akan terjadi lebih banyak kekacauan, lebih banyak kekerasan di jalanan Amerika Serikat, lebih banyak kerusuhan. Sekali lagi, semoga, tidak berasal dari kaum Kanan. Kenyataannya, Kamala Harris mengatakan baru-baru ini bahwa bila ia terpilih, bahkan bila ia dan Joe Biden terpilih, kerusuhan tidak akan berhenti, atau pun menghentikan kerusuhan tersebut. Jadi, bila Biden menang, anda dapat mengalami kelumpuhan, anda dapat mengalami kekacauan.”

David Kamioner memberitahu saya bukti bahwa para pemain Tiongkok berupaya meretas situs web Menteri Luar Negeri Amerika Serikat adalah sangat memprihatinkan karena kantor-kantor Kementerian Luar Negeri bertanggung jawab dalam administrasi pemilihan umum di tingkat lokal.

“Partai Komunis Tiongkok berupaya sungguh-sungguh untuk mendapatkan akses ke hasil pemilihan umum. Kini… setiap negara bagian Amerika Serikat terdapat kantor Kementerian Luar Negeri pada tingkat negara bagian yang mengkoordinir pemilihan umum, yang kemudian ke pemilihan umum daerah, kantor dan biro. Apa yang dapat dilakukan Partai Komunis Tiongkok, tidak hanya terhadap pemilihan umum negara bagian, tetapi bahkan terhadap pemilihan umum daerah. Bila Partai Komunis Tiongkok dapat meretas ke akses hasil pemilihan umum, Partai Komunis Tiongkok dapat mengubah hasil-hasil di penghujung pemilihan umum. Partai Komunis Tiongkok dapat memperoleh bahan-bahan biografis para pemilih. Partai Komunis Tiongkok dapat membuat para pemilih mengalihkan rekaman. Partai Komunis Tiongkok dapat menyerang proses demokrasi Amerika Serikat yang paling mendasar. Partai Komunis Tiongkok memainkan permainan yang amat sangat bahaya. Kini, apakah rakyat Amerika Serikat seperti FBI dan rakyat lainnya mengetahui Partai Komunis Tiongkok melakukan hal ini. Ya, mereka tahu. Tetapi, adalah balapan untuk melihat siapa yang lebih adaptasi secara teknologi dan siapa yang memberi perhatian. Lebih baik kita berharap kita menang kali ini.”

Dari intelijen Amerika Serikat mengenai upaya Rusia untuk menimbulkan keraguan terkait pengiriman surat suara. Dalam menyaksikan liputan berita campur tangan pemilihan umum, saya kembali menyadari bahwa saat media utama Amerika Serikat membahas mengenai campur tangan asing dalam pemilihan umum Amerika Serikat, Rusia masih jadi pusat perhatian. Rusia dikenang melakukan bahaya empat tahun yang lalu. Kini, muncul ancaman yang lebih besar. Sebuah ancaman yang didukung dengan teknologi dan data yang dibutuhkan untuk melakukan kerusakan yang lebih besar. Bila warganegara Amerika Serikat benar-benar peduli akan sebuah kemampuan kekuatan asing untuk mempengaruhi sebuah pemilihan umum yang kritis, warganegara Amerika Serikat harus mempertimbangkan contoh ini.