Pompeo Ingin Memperkuat Kerja Sama Regional dan Memboikot Komunis Tiongkok Selama Kunjungannya ke India, Sri Lanka, Maladewa dan Indonesia

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo akan mengelar kunjungan resminya ke Indonesia. Kunjungan tersebut bersamaan lawatan resminya ke New Delhi, India, Kolombo, Sri Lanka, Malé, Maladewa; dan Jakarta yang berlangsung 25 – 30 Oktober 2020. Kunjungan tersebut untuk Memperkuat Kerja Sama Regional dan Memboikot Komunis Tiongkok

Li Yan

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bakal terbang ke India untuk memulai perjalanan empat hari ke kawasan Asia Selatan. Dia berkunjung ke Sri Lanka dan Maladewa. Selanjutnya akan mengunjungi Indonesia untuk mengkonsolidasikan hubungan antara Amerika Serikat dan mitranya. Pompeo mencari aliansi dengan kekuatan yang lebih demokratis, dan bersama-sama menahan ekspansi Komunis Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.

Perjalanan ke India: Mempromosikan AS untuk memasuki kemitraan strategis yang komprehensif

Voice of America melaporkan bahwa pejabat India mengatakan bahwa selama kunjungan ini, Pompeo akan didampingi oleh Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan tiba di New Delhi, India pada hari Senin 26 Oktober 2020 untuk bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi. Pertemuan tersebut Untuk membahas bagaimana mempromosikan Amerika Serikat untuk memasuki kemitraan strategis global yang komprehensif.

Selanjutnya, kedua pejabat AS akan mengadakan dialog tingkat menteri AS-India, 2 + 2 yang ketiga dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Pertahanan Rajnath Singh.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan kepada wartawan: “Sangat mungkin kontrol perbatasan akan dibahas pada pertemuan itu. Kami juga memantau dengan cermat perkembangan situasi. Saya pikir kedua pihak telah menyatakan keinginan mereka untuk meredakan kekerasan.”

Pada bulan Juni tahun ini, konflik maut pecah antara pasukan Tiongkok dan India di perbatasan Himalaya. Sejak itu, hubungan kedua negara berada dalam kondisi tegang. Kedua pihak saling tuduh melintasi perbatasan yang terkadang disertai konflik.

Diperkirakan masalah perbatasan Tiongkok-India akan menjadi bagian dari agenda pembahasan pada pertemuan tingkat menteri 2 + 2 ini.

Reuters melaporkan bahwa seorang pejabat India mengatakan: “Kami memiliki potensi untuk kerjasama pertahanan lebih lanjut.”

AS diperkirakan akan menandatangani perjanjian militer dengan India untuk memungkinkan India mengakses data satelit AS yang sensitif, tak lain untuk membantu meningkatkan posisi rudal dan drone.

Pompeo memimpin pertemuan para menteri luar negeri India, Jepang, dan Australia di Tokyo awal bulan ini, untuk membahas bagaimana melawan pengaruh Komunis Tiongkok yang berkembang di kawasan Indo-Pasifik.

Bulan depan, India akan menjadi tuan rumah latihan militer gabungan Malabar bersama Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. Ini akan menjadi latihan militer maritim terbesar dalam beberapa tahun, dan ditentang oleh Komunis Tiongkok.

Perjalanan ke Sri Lanka: Mempromosikan Kemerdekaan Ekonomi, Mempromosikan Kawasan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka

Komunis Tiongkok terus memperluas kekuatan ekonomi dan militernya di kawasan Indo-Pasifik, dan Amerika Serikat serta sekutunya juga meningkatkan serangan balik mereka. Setelah mengunjungi India, Pompeo dan rombongannya akan pergi ke Sri Lanka.

Dean Thompson, Wakil Asisten Sekretaris Biro Urusan Asia Selatan dan Tengah Departemen Luar Negeri AS, mengatakan Pompeo akan menjadi Menteri Luar Negeri AS pertama yang mengunjungi Sri Lanka dalam lebih dari satu dekade. Selain itu, akan memberikan dukungan untuk mewujudkan Sri Lanka yang “kuat, mandiri, dan demokratis” .

Para pejabat mengatakan, Pompeo akan mendesak para pemimpin pemerintah Sri Lanka untuk mengurangi ketergantungan mereka pada Komunis Tiongkok. Pihak Tiongkok telah menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun pelabuhan dan jalan raya di negara itu, menempatkan Sri Lanka dalam masalah utang.

Thompson berkata: “Kami mendesak Sri Lanka untuk membuat keputusan yang sulit tetapi perlu untuk memastikan kemandirian ekonomi dan kemakmuran jangka panjang.”

Pulau ini adalah bagian penting dari inisiatif “One Belt One Road” Xi Jinping, tetapi pemerintah telah bekerja keras dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan hubungan dengan India, Amerika Serikat, dan Jepang. Perjalanan Pompeo juga akan memajukan tujuan bersama untuk membangun kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dengan negara tersebut.

Perjalanan ke Maladewa: mendiskusikan keamanan maritim regional, anti-terorisme dan mengkonsolidasikan sistem demokrasi

Untuk mencegah meluasnya pengaruh Komunis Tiongkok di negaranya sendiri, Maladewa, yang juga merupakan anggota dari proyek “one belt – one road” Komunis Tiongkok, melakukan upaya serupa ke negara tetangganya, Sri Lanka. Negara ini adalah pulau tropis lain yang terletak di jalur perairan penting. Itu juga merupakan perhentian ketiga dari perjalanan Pompeo.

Pompeo akan mengadakan pertemuan dengan kepala negara untuk membahas serangkaian masalah termasuk keamanan maritim regional dan anti-terorisme, serta untuk mengkonsolidasikan sistem demokrasi Maladewa.

Pemerintah Male, ibukota Maladewa, mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Isi yang diharapkan dari kunjungan ini akan mencakup perang global melawan pandemi COVID-19 (virus Komunis Tiongkok) dan kerja sama yang sedang dilakukan dan akan datang.”

Perjalanan ke Indonesia: Masih Banyak yang Harus Dilakukan

Perhentian terakhir perjalanan Pompeo adalah Indonesia, dan akan mengakhiri perjalanan Asia Selatannya sebelum pemilihan presiden AS. Komunis Tiongkok terus meningkatkan aktivitasnya di Laut Cina Selatan. Indonesia juga terlibat dalam sengketa teritorial dengan Komunis Tiongkok.

Dean Thompson berkata: “Kami berharap dapat memperkuat hubungan penting dengan teman dan mitra, menekankan komitmen kami yang dalam terhadap Indo-Pasifik, dan memajukan visi kami tentang kerja sama jangka panjang dan kemakmuran di kawasan ini.”

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS dalam panggilan konferensi berkata: “Pemerintahan Trump baru-baru ini mengambil beberapa tindakan kuat untuk memungkinkan negara-negara seperti Indonesia mengklaim hak yang sah atas sumber daya yang mereka nikmati. Penangkapan ikan telah menjadi salah satunya, Indonesia telah memblokir kapal penangkap ikan Tiongkok masuk secara ilegal ke perairannya. Oleh karena itu, upaya AS sekali lagi memungkinkan negara-negara ini untuk melawan. “

Washington mengusulkan ke Indonesia pada akhir Juli dan awal Agustus untuk mengizinkan pesawat pengintai P-8 “Poseidon” AS lepas landas, mendarat dan mengisi bahan bakar di Indonesia. Akan tetapi Indonesia menolaknya. Pesawat pengintai ini digunakan untuk memantau aktivitas militer Komunis Tiongkok di Laut China Selatan.

Para pejabat Indonesia mengatakan kepada Reuters, bahwa Indonesia telah lama menerapkan kebijakan luar negeri yang netral dan tidak pernah mengizinkan pasukan asing beroperasi di wilayahnya.

Pompeo mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu 21 Oktober 2020: “Adalah kepentingan terbaik mereka untuk memastikan kedaulatan mereka dilindungi sehingga hak-hak dasar mereka tidak akan terus dilanggar. Hak-hak dasar ini termasuk hak maritim, hak kedaulatan, dan berlanjut di Partai Komunis Tiongkok. Mengancam kemampuan negara mereka untuk berdagang di negara mereka sendiri.”

Pompeo berkata : “Mengenai masalah bisnis, keamanan, dan diplomasi, Amerika Serikat telah meningkatkan hubungan antara kedua negara. Akan Tetapi masih banyak yang harus kita lakukan.”

Dalam kunjungan Pompeo ke Indonesia, persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin meningkat, dengan persaingan yang semakin ketat di Asia Tenggara, khususnya Laut China Selatan. Komunis Tiongkok mengklaim bahwa tempat ini hampir di seluruh wilayahnya, sehingga ditentang oleh banyak negara regional.

Washington telah meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Komunis Tiongkok. Presiden Donald Trump berjanji bahwa jika ia terpilih kembali, ia akan mengambil sikap yang lebih keras terhadap Beijing dan “melakukan banyak hal dengan Komunis Tiongkok.”

Awal pekan ini, Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan tiga sistem senjata ke Taiwan, termasuk sensor, rudal, dan artileri, dengan total nilai  1,8 miliar dolar AS. (hui/asr)

Gambar tersebut menunjukkan Menteri Luar Negeri AS Pompeo. (Charlotte Cuthbertson / The Epoch Times)

Editor yang bertanggung jawab: Lin Yan

https://www.youtube.com/watch?v=0VkNu4pj0ho