Pompeo Puji Indonesia dalam Mempertahankan Teritorial di Laut China Selatan dan Kutuk Komunis Tiongkok yang Menganiaya Kebebasan Berkeyakinan

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo memuji Indonesia dalam membela teritorial laut yang dilanggar oleh komunis Tiongkok. Pompeo juga  kembali mengutuk kejahatan komunis Tiongkok atas penganiayaan terhadap Muslim, Kristen dan praktisi Falun Gong

NTDTV.com

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo tiba di perhentian keempat dari tur Asia-nya. Ia tiba di Jakarta pada 28 Oktober 2020 malam. Pompeo mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Indonesia pada keesokan harinya. 

Di Indonesia, Pompeo bertemu Presiden Indonesia, Joko Widodo. Pompeo  juga mengadakan pembicaraan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi tentang kedaulatan ilegal di Laut Tiongkok Selatan yang diklaim komunis Tiongkok. Pompeo mengapresiasi respon pertahanan Indonesia yang berani.

Pompeo memuji Indonesia dalam membela teritorial laut yang dilanggar oleh komunis Tiongkok. Pada pertemuan sore harinya, Pompeo  kembali mengutuk kejahatan komunis Tiongkok berupa penganiayaan terhadap Muslim, Kristen dan praktisi Falun Gong.

Pompeo mengatakan, “Negara-negara kita yang taat terhadap hukum internasional menolak  menerima klaim ilegal komunis Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. Peran kepemimpinan Indonesia yang berani di ASEAN dan Perserikatan Bangsa-Bangsa terlihat dengan jelas dalam masalah ini”.

Kapal penangkap ikan Komunis Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir kian sering menyusup ke perairan ekonomi Kepulauan Natuna di wilayah utara Indonesia untuk menangkap ikan. 

Retno Marsudi  menegaskan bahwa klaim kedaulatan harus dipatuhi berdasarkan hukum internasional dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut. Pompeo juga menantikannya untuk dapat memiliki lebih banyak kerjasama baru dengan Indonesia untuk memastikan keamanan wilayah laut.

“Kami juga menyambut Indonesia untuk memberi contoh dan mengambil tindakan tegas dalam upayanya mempertahankan kedaulatan perairan di sekitar Kepulauan Natuna. Saya juga menantikan kerja sama antara kedua pihak untuk memastikan keamanan laut dan melindungi jalur perdagangan maritim yang sibuk ini dengan cara baru”, kata Pompeo.

Dalam kunjungan 2 harinya di Indonesia. Pompeo juga menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama untuk membahas demokrasi, pluralisme dan hak asasi manusia, dan sekali lagi mengutuk penganiayaan komunis Tiongkok terhadap kebebasan berkeyakinan.

“Partai Komunis Tiongkok telah melancarkan perang melawan terhadap semua agama, termasuk Muslim, Budha, Kristen, dan praktisi Falun Gong. Partai Komunis Tiongkok yang atheis juga mencoba membujuk dunia untuk memperlakukan dengan kejam warga etnis Uighur yang beragama Muslim di Xinjiang. Mereka menganggap itu sebagai tindakan kontra-terorisme yang diperlukan dan bagian dari sarana untuk mengentaskan kemiskinan di daratan Tiongkok,” kata Pompeo.

Setelah berkunjung ke Indonesia, pada 29 Oktober, Pompeo melanjutkan perjalanannya ke negara sekutunya Vietnam yang sebelumnya tidak termasuk dalam jadwal. Perjalanan tersebut diduga untuk mempererat tali hubungan dalam upaya melawan hegemoni komunis Tiongkok.

Seperti diketahui Vietnam juga sedang menghadapi sengketa kedaulatan di Laut Tiongkok Selatan dengan komunis Tiongkok. Menjadi pertanyaan, apakah kunjungan Pompeo itu  juga bertujuan untuk memperluas aliansi guna mencegah ancaman Partai Komunis Tiongkok? 

Tindakan-tindakan baru yang akan diambil Amerika Serikat setelah berkunjung ke Vietnam, tentu menjadi perhatian pihak luar. Layak untuk kita tunggu bersama. (sin)