Penipuan Pemilu AS, Tentara Jadi Korban dalam Kasus Server Data Pemilu di Jerman

NTD Asia Pasific

Penipuan pemilihan presiden Amerika Serikat semakin meningkat.  Pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara  McInerney, mengatakan, ini bukan lagi persoalan politik, tapi massa yang curang telah melakukan makar.  Bahkan beberapa personel militer Amerika Serikat kehilangan nyawa saat merebut server data pemilu di Frankfurt, Jerman

Aksi kecurangan dan penipuan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat semakin meningkat. Jenderal Flynn, mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, yakin ini adalah serangan terhadap Partai Republik Amerika Serikat. 

Sementara itu, pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara  McInerney, mengatakan, ini bukan lagi persoalan politik, tapi massa yang curang telah melakukan makar. Ia juga menyatakan di media bahwa beberapa personel militer Amerika Serikat kehilangan nyawa saat merebut server data pemilu di Frankfurt, Jerman.

“Sebenarnya yang kami alami sekarang bukan hanya serangan terhadap Presiden Trump, tetapi serangan terhadap Republik Amerika Serikat,” kata Jenderal Flynn. 

“Kami berbicara tentang kejahatan pengkhianatan. Beberapa orang mungkin berpikir, oh, ini hanya politik. Tidak, ini bukan politik, ini pengkhianatan negara,” kata McInerney. 

McInerney baru-baru ini menyampaikan berita di media Amerika Serikat WVW-TV (Worldview Weekend TV). Dia menyebutkan bahwa personel militer Amerika Serikat terbunuh saat melakukan misi server di Frankfurt, Jerman. Ada bukti kunci kecurangan pemilu di perangkat tersebut.

Pada 28 November lalu, McInerney mengatakan, “Komando Pasukan Khusus Amerika Serikat, melihat beberapa server di Frankfurt, Jerman. Mereka mengirimkan data (suara) dari 5 atau 6 negara bagian melalui internet ke Spanyol, lalu Frankfurt, Jerman. Saya masih belum bisa memverifikasinya, saya ingin berhati-hati. Berita ini baru saja keluar, dan laporan pertama yang saya ketahui adalah bahwa personel militer Amerika Serikat tewas dalam operasi tersebut. ”

Dominion Voting System atau Sistem Voting Dominasi dituduh menggunakan perangkat lunaknya untuk mencuri data pemungutan suara dalam pemilihan umum Amerika Serikat. Sistem itu mengirimkan data ke server Scytl di Frankfurt, Jerman.

Hal senada disampaikan oleh Perwakilan Amerika Serikat, Gomert. Menurutnya informasi tentang berapa banyak suara yang dikonversi, dari Partai Republik ke Partai Demokrat, dapat dengan mudah dibuat dari informasi yang dikumpulkan oleh Scytl.

Sementara itu McInerney menyatakan bahwa bukti penting dari server yang disita akan muncul di Mahkamah Agung untuk membuktikan bahwa sejumlah besar suara telah dikucurkan ke kubu kandidat presiden Demokrat, Joe Biden.  

McInerney dan pengacara Sidney Powell memiliki sumber informasi yang berbeda. McInerney menyebutkan bahwa Komunis Tiongkok dan Iran terlibat dalam penipuan pemilu ini.

“Kami mendapat sumber berbeda untuk menyampaikan ini, tetapi yang penting adalah mereka menentukan ini. Mereka memutuskan bahwa Komunis Tiongkok, Iran, dan Rusia semuanya terlibat dan memanipulasi,” kata McInerney . (hui/rp)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=3a7wa95-4oQ