Studi Menemukan Secara Signifikan Lebih Banyak Penyakit Neurologis dan Mental Di antara Para Penyintas COVID-19

Gardy Du

Sebuah studi dari sebuah kelompok di Universitas Oxford menemukan, sekitar satu dari delapan orang yang terinfeksi oleh Corona pada akhirnya menderita penyakit saraf atau psikis dalam waktu enam bulan.

Studi tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, juga menemukan bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit neurologis atau psikiatris, tingkat kejadian penyakit neurologis atau psikiatri meningkat menjadi satu dari tiga pasien.

Para peneliti membandingkan 236.379 kasus pasien yang dirawat di rumah sakit dan tidak dirawat di rumah sakit, dengan kasus influenza dan infeksi saluran pernapasan lainnya antara akhir Januari dan pertengahan Desember 2020.

Mereka menemukan bahwa lebih banyak kasus stroke, perdarahan intrakranial, demensia, dan gangguan psikotik didiagnosis di antara mereka yang terinfeksi oleh virus Komunis Tiongkok dibandingkan dengan mereka yang menderita infeksi saluran pernapasan lainnya.

Penelitian juga menemukan  kejadian penyakit lebih tinggi pada pasien rawat inap.

Menurut Dr. Max Taquet, penulis utama studi tersebut, di antara pasien virus PKT yang tidak memerlukan rawat inap, satu dari sembilan di antara mereka kemudian didiagnosis dengan kondisi seperti depresi atau stroke.

Penelitian sebelumnya oleh kelompok penelitian Taquet  menunjukkan peningkatan risiko penyakit neurologis atau kejiwaan di antara pasien COVID-19, dengan laporan satu dari lima menunjukkan gangguan psikis dalam tiga bulan setelah dinyatakan positif. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Komunis Tiongkok, yang juga dikenal sebagai virus corona.

Studi baru ini mendukung analisis sebelumnya, dan meskipun tidak ada yang membuktikan hubungan langsung antara COVID-19 dan penyakit neurologis atau psikiatris, temuan ini akan membantu  peneliti memutuskan bagaimana melanjutkan studi lebih lanjut.

Masih belum jelas berapa lama pasien virus PKT berisiko mengalami penyakit neurologis atau psikis setelah pemulihan COVID-19 mereka, kata Taquet kepada The Guardian.

“Untuk diagnosis seperti stroke atau pendarahan intrakranial, risikonya cenderung menurun secara dramatis dalam waktu enam bulan, tetapi untuk beberapa diagnosis neurologis dan psikiatris, kami tidak memiliki jawaban tentang kapan itu akan berhenti,”katanya. 

Pada 28 Januari, jumlah kematian global akibat virus PKT mendekati 2,2 juta, dan kasus infeksi telah melebihi 101 juta orang, menurut data resmi yang dikumpulkan oleh Pusat Sumber Daya Coronavirus Universitas Johns Hopkins. (asr)