24 Orang Pemuda Tiongkok Dituduh Membocorkan Data Pribadi Putri Xi Jinping

oleh Li Yun

Sebanyak 24 orang pemuda Tiongkok dihukum berat oleh Pengadilan Distrik Maonan di Kota Maoming, Provinsi Guangdong pada (30/12/2020). Menurut laporan Radio Free Asia, di antara mereka, 9 orang anak masih berada di bawah umur dan 15 orang lainnya adalah pelajar. Mereka dituduh membocorkan informasi pribadi putri Xi Jinping, Xi Mingze dan saudara ipar Xi Jinping, Deng Jiagui.

Di antara mereka, Niu Tengyu, berusia 20 tahun yang bekerja sebagai pembela situs web ‘EsuWiki’ telah didakwa sebagai dalang kejadian dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara oleh pengadilan dengan tuduhan “membuat masalah, memprovokasi masalah”, “melanggar informasi pribadi” dan “mengoperasikan situs ilegal”.

Polisi Internet Distrik Maoming mengarang kasus untuk menunjukkan kebolehan demi mendapatkan pujian atasan

Pada (28/1/2021) Xiao Yanrui, yang saat ini tinggal di Jepang dan pernah menjadi salah satu pendiri situs web ‘EsuWiki’ dan ‘ZhinaWiki’ (CinaWiki) mengatakan kepada Radio Free Asia demi mengklarifikasi masalah, bahwa mereka yang ditangkap itu, termasuk Niu Tengyu sama sekali tidak ada hubungannya dengan bocornya data pribadi Xi Mingze.

Xiao Yanrui mengatakan bahwa polisi Internet Kota Maoming, Provinsi Guangdong melakukan penangkapan itu hanya untuk menunjukkan kebolehan dan untuk mendapatkan pujian atasan dengan mengarang kasus yang tidak adil. Karena situs web yang pertama kali menerbitkan data pribadi Xi Mingze bukanlah ‘EsuWiki’. Pada bulan Mei 2019, informasi tentang data pribadi Xi Mingze dan Deng Jiagui sudah diekspos di situs web ‘redbank.capital’ dan ‘ZhinaWiki’ dan lainnya.

Selanjutnya, informasi termasuk Xi Mingze yang mengubah nama menjadi Chu Chen, dan foto paspor awalnya, juga tersebar luas di media sosial seperti Twitter. Namun, karena polisi Internet Guangdong tidak dapat menjangkau luar negeri untuk penangkapan, mereka menjadikan Niu Tengyu dan personel ‘EsuWiki’ lainnya sebagai kambing hitam.

‘EsuWiki’, ‘ZhinaWiki’ dan ‘redbank.capital’ merupakan 3 platform online utama yang dituding sebagai jaringan vulgar yang dibangun dan dioperasikan oleh netizen daratan dan luar negeri pada 2013.

Xiao Yanrui mengatakan bahwa dia bersama temannya yang lain mendirikan ‘EsuWiki’ pada tahun 2013. Situs web ini tidak banyak melibatkan diri pada isu politik. Belakangan, ia mendirikan situs ‘ZhinaWiki’. Dan, di Amerika Serikat ada situs web yang bernama ‘redbank.capital’.

Mereka memiliki beberapa kekuatan di negara ini, lalu menarik data pribadi milik sejumlah warga dari situs web ‘redbank.capital’, yang di dalamnya terdapat juga informasi pribadi Xi Mingze dan informasi tentang perubahan namanya. Kemudian, informasi tentang diri Xi Mingze terpublikasi oleh ‘redbank.capital’ dan juga ‘ZhinaWiki’.

Akibat terlibat kasus mengungkapkan data pribadi i Mingze, 24 orang tersangka dijatuhi hukuman berat. (foto dari EsuWiki)

Xiao Yanrui mengatakan bahwa kebocoran data pribadi Xi Mingze tidak ada hubungannya dengan ‘EsuWiki’. Penangkapan orang Itu tidak dapat dibenarkan. Namun pada akhirnya, anggota keamanan dan ketertiban publik Kota Maoming, tetap melakukan penangkapan terhadap semua anggota ‘EsuWiki’ untuk dijadikan kambing hitam.

Ia mengatakan bahwa Niu Tengyu yang dikenal sebagai seorang jenius komputer, sangat rendah hati dan berprinsip dalam kehidupan, serta bersedia membagi keahliannya dengan banyak teman-teman muda. Ia yakin hal ini membuat pihak berwenang sangat iri. Dia mengatakan bahwa Niu Tengyu menghilang tanpa alasan, tetapi kali ini dia dijebak oleh polisi, dan dicurigai menerima balas dendam polisi, karena pergi ke Hongkong untuk menyaksikan demonstrasi anti-RUU ekstradisi.

Xiao Yanrui menekankan bahwa kali ini banyak informasi yang dituduh oleh pemerintah komunis Tiongkok sebagai bukti kriminal, tetapi sebenarnya itu berasal dari sistem internal PKT. 

“Pihak berwenang tidak berani membiarkan kebenaran kasus ini terungkap, karena mereka menutupi sebuah sistem yang korup”, kata Yanrui. Mereka menyembunyikan nama-nama anggota keluarga Xi Jinping dan tidak berani menyebutkan situs web seperti ‘ZhinaWiki’ dan ‘redbank.capital’ karena khawatir ditiru oleh kaum muda Tiongkok.

Dia mengungkapkan bahwa situs ‘ZhinaWiki’ telah mencatat berbagai kejahatan yang dilakukan oleh komunis Tiongkok di Xinjiang dan Hongkong. “Mereka tidak berani menyebutkan kedua nama ini, karena takut dapat membangkitkan minat banyak warga untuk menelusuri”. 

Sedangkan untuk menghindari munculnya efek sampingan, mereka memilih tangkap dulu orangnya.

Xiao Yanrui juga mengungkapkan, bahwa belakangan ini muncul berita mengenai ada orang yang data pribadi dirinya dan keluarga juga disebarluaskan, memanfaatkan kesempatan tereksposnya data pribadi putri Xi untuk mengadu domba. Ia percaya bahwa ini adalah cara tercela yang digunakan rezim untuk membalas dendam, sebagai alternatif untuk menghajar para operator Internet yang tidak sejalan dengan pemerintahan. 

Meskipun Xiao Yanrui sudah menarik diri dari lingkaran internet setahun yang lalu, tetapi ia masih merasakan potensi bahaya yang mungkin bisa menimpa dirinya.

Xiao Yanrui mengungkapkan bahwa ini adalah foto paspor Xi Mingze yang beredar di Internet saat itu. (foto screenshot dari Twitter)

24 orang disiksa secara tidak manusiawi hingga babak belur

Xiao Yanrui mengungkapkan bahwa sehari sebelumnya ada beberapa orang pemuda dengan tuduhan lebih ringan telah dibebaskan dari tahanan. Mereka mengungkapkan bahwa mereka mengalami penyiksaan yang tidak manusiawi selama ditahan. Semuanya menderita penyakit kulit, tubuh mereka babak belur, dan beberapa di antaranya sangat kurus sampai terlihat kelopak matanya cekung, katanya mereka tidak diberi kesempatan untuk tidur, dan matanya tak bersinar.

Pemuda yang dibebaskan dari penjara mengungkapkan bahwa Niu Tengyu adalah yang paling parah menerima siksaan. Niu Tengyu awalnya dipukuli oleh anggota polisi di sebuah hotel. AC dinyalakan pada suhu 16 derajat dan dia tidak diperbolehkan memakai pakaian. Setelah membuatnya pingsan, dia disiram air dingin supaya sadar. Anggota polisi juga menendangnya hingga ia jatuh dan terus memukulinya hingga ambang tangga.

Ibunda Niu Tengyu dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa, anaknya itu tumbuh dalam keluarga dengan orang tua tunggal, putus sekolah pada usia 13 tahun karena status sekolah, dan kemudian belajar sendiri pengetahuan komputer. Pada tahun 2014, ia memenangkan juara ketiga di Kompetisi Keterampilan Keamanan Cyber ​​Xi’an China, setelah itu ia bekerja sebagai programer.

Ibunda Niu yakin bahwa putranya terebut tidak akan berbuat sesuatu yang ilegal, dan dia mengutuk pihak berwenang karena menggunakan penyiksaan untuk mendapatkan pengakuan. 

Dia mengatakan bahwa polisi mencari bukti untuk anak-anak ini, merampas hak asasi mereka, menahan anak-anak ini di pusat penahanan yang mirip dengan kamp konsentrasi Nazi, dan setiap hari melakukan intimidasi terhadap mereka … Terutama putranya Niu Tengyu, polisi memukul, menggantung, membuatnya tidak dapat tidur, menyiksanya agar ia mengakui bahwa dirinya adalah pelaku utama. Satu lengannya menjadi lumpuh akibat pemukulan.

Keterangan Foto ; Sebuah catatan tulisan tangan Niu Tengyu yang ia titipkan orang untuk dibawa keluar, isinya mengungkapkan tentang dirinya disiksa dan dipaksa untuk mengaku bersalah selama penahanan. (foto internet)

Seluk beluk kasus kebocoran data pribadi Xi Mingze

Pada 22 Januari, ‘ipkmedia’ menerbitkan artikel “Seluk Beluk Kasus Kebocoran Data Pribadi Xi Mingze”, memperkenalkan bahwa pada tahun 2019, seseorang melaporkan bahwa ‘redbank.capital’ telah membocorkan data pribadi Xi Mingze. Setelah menerima laporan, Dinas Keamanan dan Ketertiban Publik Tiongkok langsung membentuk satuan khusus “1902136” untuk membongkar “kejahatan” ini.

Pada 14 Juni tahun lalu, Dinas Keamanan dan Ketertiban Publik memerintahkan petugas polisi di seluruh negeri yang ditunjuk untuk menangkap puluhan anak. Setelah diinterogasi dan memeriksa komputer anak-anak, tidak menemukan hal-hal mencurigakan kecuali berisi obrolan dan perdebatan, lalu mereka dibebaskan.

Namun, seorang anggota polisi Maoming yang merupakan salah satu anggota satuan khusus tidak mau membebaskan pemuda tangkapannya, karena ia ingin memanfaatkan pemuda tangkapannya sebagai kesempatan untuk menunjukkan kinerja dirinya. Setelah diadakan periksa cermat, ternyata dalam telepon genggam seorang anak di bawah umur di Zhanjiang ini terdapat catatan keanggotaannya di ‘EsuWiki’.

Pada 20 Juli tahun lalu, polisi Maoming sekali lagi melakukan razia terhadap anggota situs ‘EsuWiki’. Interogasi mendadak menemukan bahwa anak-anak ini tidak terlibat dalam urusan politik dan bukan tidak berbuat hal yang melanggar hukum. 

Namun, polisi masih mencap anak-anak tersebut berkolaborasi dengan kekuatan anti-Tiongkok, dan melaporkan kepada Dinas Keamanan dan Ketertiban Publik bahwa kasus tersebut telah berhasil dibongkar.

Sekitar bulan Oktober tahun yang sama, satuan khusus “1902136” memperoleh penghargaan dari Dinas Keamanan dan Ketertiban Publik, dan para personel terkait juga memperoleh penghargaan kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Dan, Kepala Detasemen Pengawasan Jaringan Internet Kota Maoming mendapat penghargaan tertinggi.

Artikel mengungkapkan bahwa selama penangkapan besar-besaran pertama di kota Maoming, Gu Mouyang, yang rumahnya di Shanghai, diidentifikasi sebagai salah satu pengendali aktif dari situs web ‘EsuWiki’. Namun ibunya mengeluarkan banyak uang untuk menyelesaikan kejadian tersebut. Setelah itu, polisi Maoming menargetkan elit komputer Niu Tengyu sebagai pengganti penjahat utama.

Pada bulan Oktober tahun yang sama, polisi secara diam-diam mengirim semua anak yang ditangkap ke pusat penahanan di Distrik Nanhai, Kota Foshan. Menghilangkan nama mereka dari sistem komputer, mencabut hak pribadi mereka, termasuk tidak mengizinkan pengacara pribadi untuk bertemu, dan tidak boleh menyebut nama asli mereka.

Di sana anak-anak terus-menerus menjalani “interogasi”, memaksa, merangsang, menteror mereka untuk mengakui kesalahan. Beberapa anak di bawah umur itu mendapat perlakuan kasar melalui pemukulan. 

Niu Tengyu diam-diam ditahan di sebuah rumah pribadi. Polisi menyiksa dengan cara menggantung tubuh, melarang tidur, dan memaksanya untuk menulis ratusan ribu narasi tentang kejadian. Setelah menulis materi tersebut, lengan kanan Niu dipukul sampai lumpuh.

Pada 2 November 2020, Pengadilan Distrik Maonan Kota Maoming menyidangkan kasus tersebut secara rahasia. Orang tua dan teman-teman mereka tidak diperbolehkan hadir di persidangan. 

Sebelum persidangan, para pengacara digiring ke Biro Kehakiman untuk memperoleh “wejangan” agar tidak melakukan pembelaan. 

Pada tanggal 30 Desember, Pengadilan Maonan di Kota Maoming menjatuhkan hukuman berat terhadap ke-24 orang anak muda tersebut, dan Niu Tengyu dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.

Pada 23 Januari 2021, polisi mengajukan tuntutan kepada Kejaksaan. Namun, Kejaksaan mengembalikan kasus kepada penyidik karena dinilai ada banyak celah, dan ada 5 anak yang tidak mengaku bersalah. 

Baru-baru ini, orang tua dari 24 anak muda ini sedang bersiap untuk mengajukan tuntutan kolektif. (sin)

Keterangan Foto ; Sebuah catatan tulisan tangan Niu Tengyu yang ia titipkan orang untuk dibawa keluar, isinya mengungkapkan tentang dirinya disiksa dan dipaksa untuk mengaku bersalah selama penahanan. (foto internet)