Pemilik Ponsel 5G di Tiongkok Tertipu karena Ponselnya Tidak Bisa Terima Sinyal Jaringan 5G

oleh Chang Chun, Chen Jie dan Huang Yuning

Seorang warga daratan Tiongkok melaporkan kepada media bahwa ponsel 5G yang dibeli tahun lalu tidak dapat menerima sinyal 5G usai penggantian baseband unit lama di stasiun pangkalan jaringan seluler setempat. 

Beberapa komentator mengatakan bahwa seringkali dijumpai situasi di daratan Tiongkok, chip sudah terlebih dulu diperkenalkan kepada produsen ponsel padahal teknologi jaringan 5G masih dalam tahap pengujian. Ini menjadi risiko yang acap kali harus dihadapi oleh pembuat ponsel daratan Tiongkok yang mengejar pangsa pasar beserta para pemiliknya yang ingin buru-buru memiliki ponsel 5G untuk “pamer”.

Warga Ziyang, Sichuan bermarga Wang, seperti dilaporkan media ‘The Paper’ pada 2 Maret, membeli ponsel 5G senilai lebih dari RMB. 4.000,-  atau setara Rp. 9 juta dari China Telecom tahun lalu. 

Saat itu, Wang mendapat pemberitahuan bahwa stasiun pangkalan jaringan seluler setempat telah menyelesaikan pemasangan sistem 5G, karena itu pemilik ponsel 5G dapat memanfaatkannya. 

Namun, hingga setengah tahun kemudian, ponselnya masih tetap sering gagal dalam menerima sinyal 5G. Setelah ia menghubungi China Telecom, mereka mengatakan bahwa base station lokal ternyata meningkatkan sistem dari mode NSA yang dirancang pada tahap awalnya menjadi mode SA, hal ini menyebabkan ponsel 5G yang dimiliki tidak dapat menggunakan Jaringan 5G.

Wang juga diberitahu oleh pihak layanan pelanggan bahwa sebagai solusi atas kejadian itu ia hanya dapat memilih untuk mengganti ponsel baru sendiri atau menerima kompensasi atas pulsa telepon yang telah diisi. Karena itu Wang terang-terangan mengatakan bahwa dirinya telah ditipu.

Mantan editor dan direktur jaringan Phoenix, Zhang Zhenyu mengatakan bahwa di Tiongkok, tatkala teknologi 5G belum betul-betul stabil, chip sudah diperkenalkan terlebih dahulu. Hal ini  menyebabkan ponsel dengan chip lama seperti itu tidak dapat menggunakan jaringan 5G yang “baru”.

Zhang Zhenyu mengatakan : “Sebagian besar chip 5G sudah diperkenalkan kepada produsen ponsel, padahal sistem 5G masih dalam tahap pengujian. Produk diluncurkan sebelum stabil. Jadi, ketika teknologi 5G benar-benar mulai diterapkan, Anda akan menemukan bahwa chip tersebut mungkin tidak kompatibel dengan teknologi, versi atau protokol yang berlaku pada saat ini. Jadi, meskipun Anda memiliki ponsel chip 5G lama, tidak dapat digunakan pada jaringan 5G baru. Ini adalah fenomena yang acap kali terjadi.”

Menurut Zhang Zhenyu tingkat penyebaran BTS 5G di daratan Tiongkok belum banyak, jadi penggunaan dari aplikasi di ponsel 5G masih jauh dari maksimal.

Zhang Zhenyu mengatakan : “Meskipun sudah ada chip 5G, tapi komponen penunjang lainnya sebenarnya tidak tersedia di dalam ponsel. Misalnya, apakah kecepatan transmisi jaringannya jauh lebih cepat daripada 4G. Sejalan dengan itu, ketika Anda mengunggah atau mengunduh data, ponsel Anda akan makan banyak daya listrik. Jadi teknologi ponsel Anda saat ini sebenarnya belum sepenuhnya memiliki kriteria 5G”.

Sebagaimana yang diklaim otoritas komunis Tiongkok, pengguna 5G China Mobile dan China Telecom di daratan Tiongkok telah mencapai lebih dari 200 juta orang pada Oktober tahun lalu. Namun, pada November tahun yang sama, tersebar cukup luas berita bahwa banyak pengguna ponsel lama di daratan Tiongkok yang “digolongkan sebagai pengguna ponsel 5G”. 

Hal ini menyebabkan dunia luar bingung mengenai seberapa besar sebenarnya para pengguna 5G di daratan Tiongkok. (sin)

Video Rekomendasi :