PM Pakistan Imran Khan Positif COVID-19 Setelah 2 Hari Disuntik Vaksin Buatan Tiongkok

Zhang Yujie

Kantor Perdana Menteri Pakistan mengumumkan pada (20/3/2021) PM Imran Khan dinyatakan positif mengidap virus corona. Dia telah divaksinasi dengan vaksin buatan Tiongkok, Sinopharm, dua hari sebelumnya seperti dikutip oleh Central News Agency (CNA).

Kantor Perdana Menteri Imran Khan mengatakan: “Kantor ini hanya dapat mengonfirmasi pada saat ini bahwa Perdana Menteri telah dites positif terkena virus dan telah dikarantina secara mandiri. Kami akan mengumumkan detail lebih lanjut pada waktunya.”

Imran Khan berusia 68 tahun dan divaksinasi pada 18 Maret, dengan vaksin yang dikembangkan oleh China National Pharmaceutical Group. Kini, di Pakistan telah merebak gelombang ketiga epidemi.

Sebelumnya, media Peru mengungkapkan pada awal Maret bahwa uji klinis Vaksin Sinopharm Tahap III Peru menunjukkan bahwa, tingkat efektif vaksin dari Institut Produk Biologi Beijing di bawah Vaksin Sinopharm hanya 11,5%. Produk Biologi ini, hanya 33%, jauh lebih rendah dari hampir 80% keampuhan yang diklaim oleh Komunis Tiongkok. Selain itu, juga lebih rendah dari ambang batas minimum 50% yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).  

Tepat sebelum Kantor Perdana Menteri Pakistan mengkonfirmasi diagnosis tersebut, berita juga menyebar dari Tiongkok daratan. Laporan itu menyebutkan bahwa, seorang pemeriksa di Rumah Sakit Kedelapan Xi’an di Provinsi Shaanxi, mengkonfirmasi diagnosis tersebut pada tanggal 18 Maret. Rekannya menyampaikan berita bahwa orang tersebut telah menyelesaikan dua dosis vaksinasi.

Dalam hal ini, seorang ahli Komunis Tiongkok yakni mantan kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Komunis Tiongkok, Zeng Guang berkata, “Tingkat perlindungan vaksin tidak 100%. Vaksin domestik telah divaksinasi puluhan juta kali di dalam dan luar negeri, yang sepenuhnya membuktikan keamanan dan keefektifannya.” Dikatakannya, Orang tidak perlu meragukan vaksin domestik. 

Meski demikian, pernyataan itu memicu kritik dari netizen Tiongkok daratan dengan berkata :” Kata-kata para ahli tidak dapat dipercaya. Jika terjadi kesalahan, orang tidak ‘ tidak punya hak untuk ragu? “

Pakistan Bekerja Sama dengan “Diplomasi Vaksin” Komunis Tiongkok dan Sedang Mengalami Puncak Epidemi

Menurut sumber media daratan, Pakistan adalah negara pertama yang menerima vaksin “bantuan asing” dari Komunis Tiongkok. 

Sedangkan militer Pakistan, juga merupakan militer asing pertama yang menerima vaksin “bantuan asing” dari Komunis Tiongkok. Negara ini juga menjadi negara pertama di dunia yang menerima vaksin Tiongkok ketiga.

Pakistan menyetujui vaksin Sinopharm pada pertengahan Januari lalu. Pada 12 Februari 2021, Pakistan menyetujui vaksin yang dikembangkan bersama oleh Akademi Riset Medis Militer Tiongkok dan Perusahaan CansinoBio. 

Setelah itu, menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh Institute of Microbiology of the Chinese Academy of Science dan Anhui Zhifeilongkoma Biopharmacies Co., Ltd.

Komunis Tiongkok mengirimkan gelombang pertama vaksin ke Pakistan pada 1 Februari, yang merupakan 500.000 dosis vaksin obat nasional. Pengiriman gelombang kedua, tiba di Pakistan sehari sebelum Perdana Menteri Pakistan menerima vaksinasi.

Saat ini, Pakistan sedang mengalami puncak gelombang ketiga epidemi. Pusat Komando dan Operasi Nasional Pakistan (NCOC) mengatakan pada 18 Maret, bahwa jumlah kasus pneumonia Corona (virus Komunis Tiongkok) yang dikonfirmasi di Pakistan mengalami lonjakan.

Rinciannya, tingkat positif pada 18 Maret naik menjadi 7,8%; dalam 24 jam sebelumnya.  Pakistan memiliki kasus yang baru dikonfirmasi sebanyak 3.495 kasus. Jumlah total kasus yang dikonfirmasi melebihi 610.000 kasus, dan jumlah total kematian adalah 13.717 kasus.

Komunis Tiongkok Tidak Mempublikasikan Data Klinis dan Mengekspor Vaksin Secara Global

Komunis Tiongkok mulai menyetujui vaksin dalam negeri pada Desember 2020. Akan tetapi, tidak mempublikasikan data klinis apa pun.

Sejak itu, telah mulai mengekspor ke dunia dengan berbagai cara seperti hadiah gratis dan penjualan murah, termasuk penggunaan Olimpiade Tokyo. Tujuannya, untuk mempromosikan vaksin buatan Tiongkok.

Hingga kini, dunia luar belum bisa mengetahui data klinis vaksinasi di Tiongkok daratan. Namun demikian, pemberitaan di Hong Kong menunjukkan bahwa sejak diperkenalkannya vaksin buatan Tiongkok di Hong Kong pada 26 Februari, telah terjadi 7 kasus kematian. Mereka ini adalah orang yang berusia 55 hingga 80 tahun. Akan  tetapi, beritanya telah dilarang oleh media Komunis Tiongkok.

Baru-baru ini, Komunis Tiongkok dan Komite Olimpiade Internasional mencapai kesepakatan untuk menyediakan vaksin buatan Tiongkok bagi peserta Olimpiade Tokyo dan Olimpiade Musim Dingin Beijing. Hal demikian memicu kritik dunia internasional.

Jepang, Australia, dan Taiwan adalah yang pertama menyuarakan boikot. Komite Penyelenggara Olimpiade Jepang menyatakan bahwa Jepang, belum menyetujui vaksin buatan Tiongkok. Sedangkan, atlet Jepang tidak dapat divaksinasi dengan vaksin asing yang belum disetujui oleh Jepang.

Vaksin domestik yang dipromosikan oleh Komunis Tiongkok belum diakui secara internasional. Baru-baru ini, Uni Eropa menyatakan bahwa warga negara anggota UE dapat memperoleh “paspor vaksin” UE setelah divaksinasi dengan empat vaksin yang disetujui UE yakni Pfizer, AstraZeneca, Modena, Johnson & Johnson, tidak termasuk vaksin yang dibuat di Tiongkok.

Para kepala negara Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan India setuju untuk memberikan 1 miliar dosis vaksin ke sebagian besar wilayah Asia pada akhir tahun 2022. Hal demikian disampaikannya dalam rapat aliansi empat negara, Quad pada 12 Maret 2021. (hui)

Keterangan Foto : Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara selama konferensi pers bersama di istana presiden di Kabul, Afghanistan, 19 November 2020. (Mohammad Ismail / Reuters)