Komunis Tiongkok Terbongkar Memantau Informasi Orang Asing, Dicurigai Dijadikan Sebagai Target Pengawasan

Wang Yuhe, Oliver dan Shang Jing – NTD

Data pengawasan yang dibocorkan oleh Biro Keamanan Umum Shanghai tahun lalu, ada lebih dari 5.000 foto orang asing, informasi paspor, dan catatan transit di Shanghai. Otoritas Australia sedang menyelidiki apakah orang-orang ini telah ditandai oleh polisi Shanghai sebagai target pengawasan. Apa pendapat warga Amerika tentang kepemilikan data orang asing oleh Komunis Tiongkok?

Tahun lalu, lebih dari 1 juta catatan pengawasan Biro Keamanan Umum Shanghai bocor dan diberikan kepada badan keamanan Australia oleh peretas. The Australian Broadcasting Corporation melaporkan pada hari Selasa, bahwa data pengawasan berisi informasi paspor lebih dari 5.000 orang asing, termasuk mantan duta besar Australia dan kepala badan intelijen.

Seorang Warga negara Amerika, Ralph Hirshorn kepada NTD TV mengatakan : “Ini salah. Saya tidak tahu apa yang bisa kami lakukan. Tentu saja kami tidak setuju dengan itu, menyimpang terlalu jauh dari demokrasi.”

Warga Amerika lainnya, Melanie Metzler berkata : “Kami mengumpulkan data untuk pasar dan tujuan bisnis, dan di Tiongkok untuk memantau orang-orang.”

Dokumen yang bocor juga menunjukkan bahwa setidaknya 25.000 etnis Uighur dan pembangkang, telah dimasukkan dalam daftar hitam Komunis Tiongkok untuk pengawasan. Di antara mereka ada 400 anak di bawah umur, dan yang termuda baru berusia 5 tahun.

Media Australia mewawancarai seorang pengusaha Uighur yang ditandai sebagai “teroris” oleh Komunis Tiongkok. Dia yakin bahwa dirinya masuk daftar hitam setelah dia pergi ke Shanghai Disneyland pada tahun 2017.

Warga negara Amerika lainnya bernama Joe Puma berkata : “Tiongkok bukanlah negara bebas. Saya tidak berpikir harus ada turis. Saya tahu bahwa Amerika Serikat juga memantau rakyat, tetapi saya pikir niatnya jauh berbeda dari pemerintah Tiongkok.”

Warga Amerika Melanie Metzler kepada NTD mengatakan : “Saya tidak akan pergi ke Tiongkok karena saya menentang apa yang mereka lakukan di Tibet (penganiayaan hak asasi manusia).”

Menurut Samantha Hoffman, seorang analis di sebuah lembaga pemikir Australia, data menunjukkan bahwa orang asing berisiko dimasukkan dalam sistem pengawasan “Skynet”, ketika mereka transit melalui Tiongkok. (hui)