Analisa: 2 Alasan Xi Jinping Menghukum Grup Alibaba

oleh Xu Jian

Grup Alibaba telah dijatuhi hukuman oleh pihak berwenang komunis Tiongkok dengan denda uang “setinggi langit”. Analisis media asing menggambarkan bahwa hal ini menunjukkan ‘kehausan’ pemimpin Tiongkok, Xi Jinping mengendalikan raksasa bisnis internet tersebut. Xi Jinping ingin memanfaatkan perjuangan politik guna mengkonsolidasikan kedudukannya sebelum Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok yang rencananya akan diselenggarakan pada tahun depan. 

Pada Sabtu 10 April, Lembaga Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar Tiongkok menuduh Grup Alibaba melanggar “Undang-Undang Anti-Monopoli” dan memutuskan hukuman denda uang sebesar RMB. 18 miliar 228 juta atau setara USD. 2,78 miliar yang mencapai rekor denda tertinggi setelah “Undang-Undang Anti-Monopoli” diberlakukan.

Baru-baru ini, belasan perusahaan teknologi termasuk Tencent dan Baidu juga mendapat hukuman denda uang karena melanggar “Undang-Undang Anti-Monopoli” atau tindakan lainnya, tetapi jumlahnya tidak melebihi beberapa ratus ribu renminbi.

Artikel Nikkei pada 11 April membeberkan bahwa denda yang dijatuhkan kepada Grup Alibaba menunjukkan bahwa perusahaan tersebut merupakan ancaman besar bagi kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok.

Penindasan terhadap Grup Alibaba dimulai dengan menghalangi Grup Ant Financial untuk melakukan penawaran umum perdana, tetapi regulator komunis Tiongkok tiba-tiba turun tangan pada bulan November tahun lalu dan minta rencana tersebut dihentikan. 

Hal itu memaksa Ant Financial menunda rencananya untuk go public di Shanghai dan Hongkong. Alasan hukuman denda sebesar 18,2 miliar renminbi yang dijatuhkan regulator terhadap Alibaba kali ini adalah bahwa Alibaba telah menggunakan posisi dominannya di platform ritel online di Tiongkok untuk menekan pedagang melalui perilaku monopoli.

Artikel Nikkei menganalisis bahwa pada hari-hari awal perkembangan Alibaba, perusahaan telah memperoleh dukungan ekstensif dari pemerintah komunis Tiongkok, termasuk regulator menutup layanan yang disediakan oleh Facebook dan Google pada tahun 2009 dan 2010.

Ada pula analis lain yang berpendapat bahwa Alibaba yang berkecimpung dalam bidang “e-commerce”, termasuk Taobao, alat pembayaran online, perangkat lunak komunikasi dan lainnya, tidak mungkin perusahaan seperti ini yang berada di bawah kendali ketat dari pemerintah komunis Tiongkok terhadap jaringan internet bisa berkembang tanpa hak istimewa, dukungan dan perlindungan dari para pemimpin senior Partai Komunis Tiongkok.

Laba Grup Ant secara keseluruhan pada tahun 2019 adalah sebesar RMB 17,2 miliar lebih. Orang luar menduga bahwa ini juga merupakan bagian dari alasan lembaga regulator untuk “merombak” kerajaan keuangan besar dan berkembang pesat ini yang juga telah “mencaplok” kepentingan bank-bank milik negara dan menjadi ancaman bagi totaliterisme Partai Komunis Tiongkok.

Analisa Nikkei juga menunjukkan bahwa penindasan pihak berwenang terhadap Alibaba tampaknya merupakan akibat dari perselisihan politik di internal partai. 

Sesuai rencana, Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok yang akan diselenggarakan pada tahun 2022 memiliki acara mengganti kepemimpinan. Sedangkan Alibaba yang konon memperoleh dukungan dari mantan pemimpin Tiongkok, Jiang Zemin dan Geng Shanghai lainnya menjadi sasaran “gebuk” Xi Jinping, jadi denda tersebut juga mencerminkan perselisihan antara kekuatan Xi Jinping dengan kekuatan Jiang Zemin.

Artikel “Wall Street Journal” bulan bulan Februari mengungkapkan hubungan antara Alibaba dengan Boyu Capital milik keluarga Jiang Zemin. Cucu Jiang Zemin bernama Jiang Zhicheng  dan Li Botan yakni menantu Jia Qinglin, mantan anggota Komite Tetap Politbiro, dicurigai sebagai pemegang saham rahasia Grup Ant. Orang-orang ini adalah duri di mata Xi Jinping yang merupakan musuh politik potensial, jadi Xi Jinping mengambil inisiatif untuk memotong urat nadi musuh politiknya.

Nikkei mengutip informasi dari sumber memberitakan bahwa Xi Jinping sempat marah ketika melihat daftar orang yang berkepentingan terhadap Ant Financial. Kabarnya, daftar tersebut mencakup banyak kerabat dan orang dekat dengan “para pemimpin lama” Partai Komunis Tiongkok.

Ada spekulasi bahwa Xi Jinping bertekad untuk tetap dikukuhkan sebagai pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok melalui keputusan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok. Xi Jinping juga bertekad menghukum Alibaba, karena dia ingin melemahkan pengaruh dari para tokoh politik yang berada di belakang perusahaan tersebut. (sin)