Krematorium Darurat Dibangun, Pohon-pohon di Taman Kota India Ikut Ditebang untuk Kremasi Kematian Pasien COVID-19

Angka Kematian akibat terinfeksi COVID-19 mengalami peningkatan di India. Hingga akhirnya untuk kebutuhan mengkremasi pasien covid-19 yang meninggal dunia, di ibu kota India, Delhi, terpaksa dibuatkan tumpukan kayu bakar untuk keperluan kremasi darurat.  

Dikutip dari BBC, 27 April 2021, pembangunan krematorium darurat dikarenakan New Delhi sudah kehabisan ruangan untuk mengkremasi jenazah.

Para staf harus bekerja sepanjang waktu, sementara taman dan ruang lahan lainnya juga digunakan untuk mengkremasi pasien COVID-19 yang meninggal dunia.

Pihak keluarga korban juga harus menunggu berjam-jam, sebelum diizinkan untuk mengkremasi jenazah keluarga mereka. Dikarenakan meningkatnya permintaan kremasi.

Melonjaknya angka kematian akibat COVID-19 di India, saat bersamaan terjadinya gelombang penularan meluluhlantakkan negara itu. 

Lonjakan angka kematian kurang lebih 380 jenazah yang tercatat di Delhi pada hari Senin 26 April – membuat krematorium membutuhkan lebih banyak tempat.

Di krematorium darurat Sarai Kale Khan, setidaknya 27 tumpukan kayu baru telah dibuat dan puluhan lainnya sedang ditambahkan di taman-taman terdekat. 

Pejabat setempat juga mencari lokasi tambahan di dekat sungai setempat.

Seorang pekerja di krematorium, yang awalnya hanya berkapasitas 22 jenazah kepada surat kabar The Hindu mengatakan, mereka harus beroperasi terus menerus dari pagi hingga tengah malam.

Di Delhi, pihak berwenang dilaporkan terpaksa menebang pohon-pohon di taman kota untuk digunakan sebagai kayu bakar di tumpukan mengkremasi jenazah. 

Selain itu, Kerabat korban juga diminta membantu mengkremasi dengan menumpukkan kayu serta  ritual lainnya.

Sedangkan, Krematorium Ghazipur di Delhi Timur telah menambahkan 20 tumpukan kayu lagi di sebuah tempat parkir mobil. 

Seorang pejabat kepada surat kabar Indian Express mengatakan, ada waktu tunggu dari tiga hingga empat jam untuk proses kremasi. Setiap jenazah membutuhkan waktu hingga enam jam untuk dikremasi.

Situasi serius lainnya juga terjadi di krematorium lainnya. 

Sunil Kumar Aledia, yang mengoperasikan Center for Holistic Development, sebuah organisasi yang menyediakan bantuan oksigen, makanan dan kremasi, kepada BBC mengatakan, bahwa sudah tak ada lagi ruangan untuk dikembangkan.

Permintaan kremasi kemungkinan akan tetap tinggi di India. Di Delhi saja dengan penduduk sekitar 20 juta jiwa, di mana  rumah sakit sudah kolaps dan  mengalami kelangkaan oksigen. (asr)