CDC AS: 7.000 Lebih Orang Terinfeksi dengan 88 Kematian Setelah Vaksinasi Lengkap

Zachary Stieber/Gao Shan 

Statistik dari pejabat kesehatan Amerika Serikat, pada 20 April mencatat bahwa  di antara orang Amerika yang telah divaksinasi penuh, yang telah terinfeksi virus Komunis Tiongkok (COVID-19) mencapai 7.157 kasus.

Kasus terinfeksi yang divaksinasi lengkap ini disebut “kasus terobosan” dan dilaporkan oleh negara bagian ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, dan kemudian CDC menerbitkan datanya.

Menurut informasi terbaru, CDC melaporkan bahwa 7.157 orang yang setelah divaksinasi penuh terhadap virus Komunis Tiongkok masih tertular virus tersebut.

64% dari “kasus terobosan” tersebut terjadi pada wanita, 46% terjadi pada pria atau wanita berusia 60 tahun atau lebih.

Hampir 500 orang yang tertular COVID-19 atau virus Komunis Tiongkok setelah divaksinasi penuh perlu dikirim ke rumah sakit untuk perawatan. Meskipun sepertiga dari mereka dikirim ke rumah sakit karena penyakit tersebut, itu dianggap tidak terkait dengan virus Komunis Tiongkok. 

Di antara mereka, 88 orang meninggal, terhitung 1% dari kasus terobosan. Menurut laporan, 11 kematian adalah pasien tanpa gejala atau tidak ada hubungannya dengan virus Komunis Tiongkok.

Rincian seperti jumlah kasus di setiap negara bagian belum dipublikasikan.

CDC Amerika Serikat melaporkan jumlah kasus terobosan untuk pertama kalinya pada 15 April. Data terakhir menunjukkan ada 1.343 kasus seperti itu, menurut data terbaru per 20 April. 

Seorang juru bicara mengatakan kepada grup media The Epoch Times melalui email bahwa CDC mengharapkan untuk memperbarui data setiap Jumat.

Karena sistem saat ini bergantung pada laporan sukarela dari departemen kesehatan negara bagian, jumlah kasus terobosan yang sebenarnya mungkin lebih dari angka yang dirilis oleh CDC.

Pada 23 April, lebih dari 91 juta orang Amerika telah divaksinasi penuh untuk melawan virus Komunis Tiongkok.

Vaksinasi penuh mengacu pada dosis kedua dari vaksin Moderna atau Pfizer, atau dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson, dan dua minggu telah berlalu.

Pejabat kesehatan dan ahli mengatakan bahwa tidak ada vaksin yang dapat memberikan perlindungan 100%, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan kasus terobosan ini.

S. Mark Tompkins, seorang profesor penyakit menular di Universitas Georgia, mengatakan bahwa meskipun ada kasus terobosan, ini tidak mengherankan, tetapi mereka sangat jarang dan tidak merusak nilai vaksinasi massal sedikit pun. Selain itu, kasus terobosan tidak terlalu serius, yang menunjukkan bahwa walaupun tidak 100% imun juga dapat bermanfaat. 

Seorang juru bicara CDC mengatakan bahwa ribuan kasus terobosan diharapkan. Infeksi terobosan vaksin hanya terjadi pada sebagian kecil dari populasi yang divaksinasi penuh. CDC merekomendasikan agar semua orang yang memenuhi syarat mendapatkan vaksinasi COVID-19 sesegera mungkin.

CDC juga terus menyarankan agar mereka yang telah divaksinasi penuh di tempat umum harus tetap mempertahankan tindakan pencegahan, seperti memakai masker, menjaga jarak sosial minimal 6 kaki dengan orang lain, menghindari keramaian dan tempat dengan ventilasi yang buruk, dan sering mencuci tangan. 

CDC sedang memantau kasus terobosan yang dilaporkan berdasarkan populasi, lokasi geografis, waktu sejak vaksinasi, jenis vaksin dan garis keturunan virus. CDC berencana untuk segera fokus pada penyelidikan hanya kasus terobosan yang menyebabkan rawat inap atau kematian. (hui)