John Kerry Dituding Bocorkan Intelijen Militer Israel ke Iran, Gedung Putih Menolak Berkomentar

oleh Li Zhaoxi

John Kerry selaku utusan khusus masalah iklim pemerintahan Amerika Serikat, Joe Biden, saat ini menghadapi seruan untuk mengundurkan diri. Rekaman yang diperoleh media Amerika Serikat ‘New York Times’ mengungkapkan bahwa John Kerry, saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, diam – diam telah memberitahu Iran terkait operasi militer Israel. 

Setelah terungkapnya rekaman yang diperoleh media ‘New York Times’ itu, sontak membuat gempar publik, tapi Gedung Putih menolak memberikan komentar.

Menurut laporan ‘New York Times’ pada Minggu 25 April, pihaknya mendapatkan rekaman yang dibuat pada Maret yang diantaranya berisi pengungkapan dari Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zari, bahwa dirinya sering berada dalam situasi buta keadaan mengenai masalah keamanan. 

“Kadang-kadang saya dibuat malu,” katanya. 

Namun, hal yang membuatnya terkejut adalah mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry masih menemui Zarif setelah meninggalkan jabatan dan memberitahu soal serangan Israel terhadap pangkalan Iran di Suriah setidaknya 200 kali.

Dalam rekaman tersebut, Zarif berkali-kali menyebut bahwa dirinya tidak pernah berencana untuk menerbitkan laporan wawancara ini.

Gedung Putih menolak mengomentari berita bahwa Kerry membocorkan intelijen militer Israel ke Iran. Saat ditanya perihal laporan tersebut, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki hanya menjawab singkat, “Kami tidak berniat mengomentari rekaman yang bocor itu”.

Saeed Khatibzadeh, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam komentarnya menyebutkan bahwa membocorkan rekaman itu adalah kejahatan, dan mengatakan bahwa apa yang disampaikan Zarif itu merupakan pandangan pribadinya.

Rekaman tersebut menimbulkan ketidakpuasan yang kuat di antara Partai Republik Amerika Serikat. Mereka meminta John Kerry untuk mundur dari jabatan utusan iklim, selain itu juga menuntut agar dia diselidiki dan diadili.

Pada Senin 26 April, Senator Republikan Alaska, Dan Sullivan mengatakan dalam sebuah pidato mengatakan, “Saya tidak akan bertindak sembarangan. ​​Selama ini saya di Senat, saya tidak pernah meminta siapapun untuk mundur dari jabatan, tetapi perbuatannya, perbuatan John Kerry itu telah menghancurkan keluarga pekerja dan melanggar kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat, benar-benar tidak bisa ditoleransi. Dia harus pergi”.

Senator Republik Florida Rick Scott mengeluarkan pernyataan melalui Twitter yang isinya menyebutkan bahwa Joe Biden harus mendiskualifikasi Kerry dari berpartisipasi dalam pengarahan masalah keamanan nasional sampai kebenaran terungkap dan ditentukan apakah pernyataan Zarif itu benar atau tidak.

Anggota Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat, Perwakilan Republik Negara Bagian New York Elise Stefanik menyerukan penuntutan terhadap John Kerry.

“Ini adalah kejahatan. John Kerry harus diselidiki dan dituntut segera. Presiden Biden harus segera mencopot John Kerry dari posisi pemerintah atau penasihat,” tulis Elise Stefanik di akun twiternya.

Sementara itu di sisi lain, Senin (26 April) John Kerry, membantah tuduhan membocorkan jumlah serangan Israel ke Iran kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif itu.

“Saya dapat memberitahu Anda bahwa masalah ini dan tuduhan ini tidak diragukan lagi salah. Apakah itu ketika atau setelah saya menjadi Menteri Luar Negeri, ini tidak pernah terjadi,” tulis Kerry di Twitter.

Tanggapan Kerry dilampirkan pada pesan Twitter reporter “Washington Post” Reporter tersebut mengutip juru bicara Departemen Luar Negeri yang mengatakan bahwa jumlah serangan Israel diungkapkan oleh Israel sendiri. (sin)