Kematian Lampaui 200.000 dan Infeksi Harian Bertambah 362.000 Kasus di India

Li Mei dan Ming Yu

India menambahkan 362.902 kasus yang dikonfirmasi dan 3.285 kasus kematian pada Selasa (27/4/2021), menjadi rekor tertinggi. Sebanyak 18 juta kasus dikonfirmasi dan lebih dari 200.000 orang meninggal dunia. 

Virus varian B.1.617 yang menyebabkan lonjakan kasus di India telah muncul di setidaknya 17 negara.

India telah mengungkapkan tiga virus varian B.1.618 yang bermutasi. Para peneliti di New Delhi telah menemukan, virus ini lebih menular dan dapat menghindari antibodi dengan lebih baik. Sejauh ini, telah muncul di Amerika Serikat, Singapura, Swiss dan Finlandia.

Pada saat yang sama, semakin banyak negara-negara di dunia memberikan bantuan kepada India.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia akan berbagi vaksin dengan India dan membantu pasokan medis terkait.

Sedangkan, Ventilator dan generator oksigen dari Inggris telah tiba di New Delhi. Kini, lebih banyak pasokan medis telah diberangkatkan dari Australia, Jerman, dan Irlandia.

Spanyol berjanji akan mengirimkan 7 ton pasokan medis ke India pada minggu ini.

Menteri Luar Negeri Spanyol, Arancha Gonzalez Laya mengatakan, Tidak ada yang aman sampai kita semua aman. Ini juga cara kita menunjukkan dukungan timbal balik kepada negara-negara yang membutuhkan bantuan komunitas internasional.”

Sementara itu, Pusat Penanggulangan Epidemi Thailand menyatakan, akibat merebaknya virus varian baru di India, Thailand akan menunda penandatanganan dokumen perjalanan bagi wisatawan asing asal India.

Pada 27 April, Thailand menambahkan 2.179 kasus yang dikonfirmasi dan 15 kematian dan jumlah infeksi serta kematian mengalami peningkatan.

Otoritas setempat memerintahkan penutupan taman, stadion, bioskop, dan pusat penitipan anak di Bangkok dari 26 April hingga 9 Mei 2021.

Bangkok menjadi pusat gelombang baru epidemi di Thailand. Bandara Suvarnabhumi kini disulap menjadi pusat vaksinasi. Para staf bandara dan petugas imigrasi mendaftarkan diri untuk mengikuti program vaksinasi itu. Orang-orang juga ramai antre di Bandara, mereka bukan sebagai calon penumpang. Akan tetapi, ingin mengikuti vaksinasi. Selama setahun ini, Bandara Suvarnabhumi terlihat sepi bersamaan pembatasan yang diberlakukan. 

Pusat Pencegahan Epidemi Korea selatan, pada Rabu 28 April mengumumkan, mulai 5 Mei 2021 bahwa bagi mereka yang sudah menyelesaikan vaksinasi, orang yang masuk dari luar negeri,  jika mereka telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi selama hasil tes negatif dan tidak ada gejala, mereka tak perlu diisolasi di rumah. Kecuali untuk pendatang dari negara-negara dengan epidemi yang parah seperti dari Afrika Selatan dan Brasil

Selain itu, penumpang yang memasuki Korea Selatan setelah di vaksinasi dengan vaksin Rusia dan China National Pharmaceutical Group masih perlu diisolasi dan dikarantina. (Hui)