Epidemi di India Memburuk, Bantuan Berdatangan Hingga Banyak Negara Menangguhkan Penerbangan

Liu Haiying dan Ming Yu 

Setelah menambahkan lebih dari 300.000 kasus dalam sehari selama sepuluh hari berturut-turut. India melampaui 400.000 kasus untuk pertama kalinya pada (1/5/2021) dan 401.993 kasus baru yang dikonfirmasi. 

Jumlah infeksi kumulatif secara nasional melebihi 19 juta kasus. Ada 3.523 kasus kematian terbaru dan jumlah kematian kumulatif mencapai 211.853 kasus.

Sebuah tim ilmuwan yang ditunjuk oleh pihak berwenang, setelah mensimulasikan lintasan infeksi, mengusulkan model matematika yang menunjukkan bahwa kasus infeksi India dapat mencapai puncaknya dalam empat hari ke depan.

Gelombang epidemi ini, menyebabkan krisis kesehatan masyarakat di India. Pihak berwenang meminta bantuan dari berbagai negara untuk kebutuhabn oksigen, obat-obatan, dan kebutuhan medis lainnya.

Lebih dari empat puluh negara  berjanji untuk mengirimkan pasokan medis, yang secara berturut-turut telah tiba di India.

Di mulai Australia pada 3 Mei, melarang masuknya warga negara Australia yang telah ke India dalam waktu 14 hari. Pelanggar akan menghadapi denda dan penjara, hingga lima tahun penjara.

Selain itu, mulai 5 Mei, Amerika Serikat akan melarang semua pelancong yang pernah ke India dalam 14 hari terakhir, kecuali untuk warga negara AS dan permanen resident.

Kanada juga menangguhkan penerbangan dari India dan Pakistan ke Kanada, termasuk semua penerbangan  komersial dan pribadi, selama 30 hari mulai tengah malam pada 22 April. Namun demikian, penerbangan kargo tetap diperbolehkan, terutama untuk memastikan pengiriman vaksin dan alat pelindung diri dapat dilanjutkan.

Sementara itu, Tiongkok telah memasuki liburan May Day mulai Sabtu 1 Mei. Data dari industri perjalanan online Trip.com menunjukkan, bagi yang tidak dapat bepergian ke luar negeri, orang-0rang Tiongkok yang melakukan perjalanan domestik mencapai 200 juta jiwa. Angka yang memecahkan rekor tertinggi.

Karena Tiongkok juga telah menemukan virus varian India, informasi epidemi resmi masih tidak transparan. Sedangkan kerumunan massa  selama liburan 1 Mei, dikhawatirkan menjadi celah bagi pencegahan epidemi. (hui)