Ibu Muda Ini Menolak Menggugurkan Bayinya Penyandang Down Syndrome, Sarankan Pandangan yang Lebih daripada Stigma Negatif dan Opini Usang

EMG Inspired

Seorang ibu muda menolak untuk menggugurkan bayinya dengan sindrom Down pada dua tahun lalu. Ia berharap masyarakat segera berhenti mengkerdilkan anak-anak ini dalam bayang-bayang “stigma negatif dan opini usang”.

Shannon Wemyss dan suaminya, Mikey, keduanya berusia 24 tahun, dari Inverness, Skotlandia. Mereka bangga dan gembira dalam membesarkan bayi perempuan mereka bernama Gracey.

Shannon berharap orang-orang akan membuat keputusan yang cermat dan terinformasi serta menghormati anugerah sebuah kehidupan.

“Ini tidak pernah sulit sama sekali, Gracey sungguh menyenangkan,” kata Shannon kepada The Epoch Times.

“Sebelum saya bertemu Gracey, saya tahu hanyalah label yang dipasang orang padanya. Orang mengira mereka mengenalnya bahkan sebelum bertemu dengannya, dengan asumsi semua anak dengan sindrom Down adalah sama, ” ujarnya.

Kembali pada tahun 2018 ketika pasangan itu mengetahui bahwa mereka akan segera menjadi orangtua bagi seorang bayi perempuan, mereka sangat gembira.

Namun demikian, pemindaian selama 20 minggu menunjukkan kondisi medis serius yang akan dihadapi bayi yang belum lahir. Setelah menjalani pemindaian lebih lanjut, dokter menentukan bahwa bayi tersebut memang menderita sindrom Down.

“Mereka mengetahui Gracey memiliki lubang besar di jantungnya dan ginjalnya tak berfungsi dengan baik, Kondisi jantung itu terkait dengan sindrom Down,” kata Shannon.

“Para dokter melihat kami dengan simpati dan segera memberi kami pilihan. Kami dikabari bisa menjadwalkan aborsi pada minggu berikutnya,” ujarnya.

Shannon mengatakan, hampir pada “setiap pertemuan” mereka diberi tahu betapa sulitnya hidup mereka akan memiliki anak dengan sindrom Down. Meskipun mereka mengkhawatirkan kondisinya, pasangan itu memutuskan untuk membuat pilihan pro-kehidupan.

(Courtesy of Blessed with Gracey)

“Saya takut, Mikey takut, kami benar-benar tidak mengetahui apa yang diharapkan untuk masa depan kami. Aku baru saja merasakan semuanya baik-baik saja,” kata Shannon.

“Kami mencintai Gracey tidak peduli apa yang dikatakan setiap profesional di sekitar kami,” tambahnya.

Sementara itu, Shannon mencari beberapa penelitian online untuk mengetahui lebih banyak tentang keluarga lain yang membesarkan anak-anak dengan sindrom Down dan menemukan beberapa blog dan tulisan “paling menakjubkan”.

“Itu memberikan kepada saya begitu banyak harapan, dan benar-benar membuat saya menyadari tentang memiliki kromosom ekstra bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan,” ujarnya.

Pada Januari 2019, Shannon melahirkan seorang bayi perempuan cantik. Ibu yang bangga itu mengatakan, mereka tak pernah sekalipun menyesali keputusan mereka untuk mempertahankan Gracey.

“Awalnya saya khawatir dan fokus pada apa yang mungkin tidak bisa dia lakukan, bagaimana dia menyesuaikan diri, dan apakah kami akan terlihat berbeda, Tapi begitu kami melihatnya, semua kekhawatiran itu lenyap,” ujarnya.

Gracey menghadapi beberapa tantangan kesehatan; Dia harus bernapas dengan tabung selama 18 bulan, menjalani operasi ginjal pada bulan ketiga, operasi jantung pada bulan ke-9, dan operasi ginjal lagi pada usia 2 tahun.

Terlepas dari tantangan tersebut, kata Shannon, bayi perempuannya “tersenyum sepenuhnya dan bersinar begitu cerah di rumah sakit”.

“Kesehatan Gracey lebih baik dari sebelumnya dan semoga dia tidak membutuhkan operasi lagi. Tidak ada yang bisa menghentikannya sekarang, ia adalah segalanya yang dia inginkan. Dia tidak kekurangan apapun,” ujarnya.

Shannon mengatakan, Imannya memainkan peran besar dalam menghadapi naik turunnya perjalanan kehidupan mereka.

“Perjalanan keibuan saya hanya memperluas Iman saya,” katanya.

(Courtesy of Blessed with Gracey)

“Saya mempercayai dan berpegang pada fakta bahwa Gracey diciptakan untuk suatu tujuan, bukan karena kesalahan. Saya percaya setiap kali Gracey pergi ke rumah sakit Tuhan akan melewatkannya,” ujarnya.

“Iman kami membantu kami, dan saya mengetahui masa depan kami cerah. Kami tak terbawa oleh semua itu tanpa alasan, selalu ada tujuan yang lebih besar,” imbuhnya.

Menawarkan nasihat untuk orangtua baru yang menerima diagnosis tersebut, dia menyarankan untuk “melihat lebih daripada labelnya”.

“Cobalah untuk tidak melihat terlalu jauh ke masa depan, dan lakukan setiap hari pada satu waktu, Anda akan menjadi pendukung mereka dan mungkin suara mereka, tetapi ketahuilah semua itu sepadan,” katanya.

“Kata-kata besar dan tak diketahui bisa menjadi tempat yang sangat menakutkan, tetapi cobalah dan lakukan penelitian Anda sendiri dan berbicaralah dengan orang-orang yang mengalaminya, daripada mengikuti apa yang diceritakan kepada Anda dan yang mungkin keluar dari sebuah buku,” ujarnya.

Shannon berharap orang-orang segera menghilangkan stigma sosial dan menerima anak-anak ini apa adanya.

“Kami akan membesarkannya menjadi kuat dan mengetahui kebenaran, semoga, agar perkataan orang lain tak merendahkannya,” ucapnya.

“Harapan terbesar saya untuk Gracey adalah dia benar-benar mencintai dirinya yang diciptakan. Ia mengetahui dirinya tak kurang dari itu, dan ia bisa melakukan apapun yang ia mau. Saya berharap dia tidak mencoba untuk menyesuaikan diri dan merangkul siapa dia,” harapnya. (asr)

Arshdeep Sarao dan Jenni Julander berkontribusi untuk laporan ini