Setelah Peternakan Babi dan Penjualan Mobil, Huawei Akan Berjualan Kosmetik

Jessica Mao

Perusahaan telekomunikasi Tiongkok, Huawei, terkena empat putaran sanksi Amerika Serikat dalam waktu yang kurang dari dua tahun. Setelah hampir delapan bulan kekurangan chip, bisnis telepon seluler pintar Huawei terpukul, memaksa Huawei untuk berkembang menjadi bisnis-bisnis “persilangan,” seperti sebuah peternakan babi pintar, pertambangan, dan penjualan mobil. Kini memasuki bisnis kosmetik. 

Pada 4 Mei 2021, Bonjour Holdings Limited, salah satu pengecer kosmetik terkemuka di Hong Kong, menandatangani sebuah perjanjian kerja sama dengan Huawei International Co. Ltd. di Hong Kong, untuk pemasaran merek bersama di usaha bisnis “persilangan” Huawei lainnya.

Pengumuman tersebut menyatakan bahwa Bonjour Technology Services Limited, sebuah anak perusahaan yang sepenuhnya-dimiliki, telah menandatangani sebuah nota pemahaman yang tidak mengikat dengan anak perusahaan Huawei, Huawei International Co. Ltd. di Hong Kong, untuk melakukan penjualan co-branding atau kerja sama antara dua brand/merek pada satu produk yang sama.

Kerja sama khusus antara kedua pihak, menguraikan bahwa Huawei Hong Kong akan membangun toko-toko ritel pintar dan memberikan dukungan teknis untuk Bonjour melalui analisis data besar, pembayaran elektronik, Wifi6, dan solusi-solusi teknologi lainnya.

Sanksi-Sanksi Amerika Serikat Terhadap Huawei dan Afiliasinya

Akhir bulan lalu, CEO bisnis konsumen Huawei, Yu Chengdong mengatakan bahwa dalam waktu singkat kurang dari dua tahun, Amerika Serikat telah memberlakukan empat putaran sanksi terhadap Huawei. 

Akibatnya, Huawei kehilangan pasar domestik kelas-atas ke Apple, pasar domestik menengah dan pasar domestik bawah ke Oppo, Vivo, dan Xiaomi, dan pasar luar negerinya ke Apple, Samsung, dan merek-merek Tiongkok lainnya.

Pada Mei 2019, pemerintahan Donald Trump mengeluarkan larangan pertamanya terhadap Huawei. Kementerian Perdagangan mengumumkan bahwa Huawei dan 68 perusahaan yang berafiliasi dengan Huawei telah ditempatkan dalam Daftar Entitas Pengendalian Ekspor Biro Industri dan Keamanan. 

Sebelum mengimpor suku cadang Amerika Serikat, Huawei harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Biro Industri dan Keamanan. Jika tidak, perusahaan-perusahaan Amerika Serikat tidak dapat menjual atau mentransfer teknologi atau produk-produk ke Huawei.

Pada Agustus 2019, empat puluh enam perusahaan yang berafiliasi dengan Huawei ditambahkan ke Daftar Entitas Pengendalian Ekspor Biro Industri dan Keamanan.

Pada 15 Mei 2020, Kementerian Perdagangan AS mengumumkan, pihaknya selanjutnya memangkas Huawei dan perusahaan yang berafiliasi dengan Huawei dari rantai pasokan chip global melalui Aturan Produk Langsung Produksi Yang Diproduksi Asing yang baru direvisi.

Pada 17 Agustus 2020, Departemen Perdagangan menambahkan lagi 38 perusahaan non-Amerika Serikat yang berafiliasi dengan Huawei ke dalam Daftar Entitas Pengendalian Ekspor Biro Industri dan Keamanan, yang segera berlaku, untuk mencegah Huawei mengelak dari larangan ekspor Amerika Serikat melalui perusahaan-perusahaan pihak ketiga. 

Hal ini menghasilkan jumlah total perusahaan yang berafiliasi dengan Huawei, yang mana masuk dalam Daftar Entitas Pengendalian Ekspor Biro Industri dan Keamanan, menjadi 152 perusahaan.

Setelah masa tenggang 120 hari pengumuman larangan tersebut pada 14 September 2020, perusahaan-perusahaan yang menjual produk-produk semikonduktor yang mengandung teknologi Amerika Serikat ke Huawei, harus terlebih dahulu mendapatkan sebuah izin ekspor dari pemerintah Amerika Serikat. Hal demikian membuat Huawei menghadapi kesulitan besar dalam mendapatkan chip dari sumber-sumber komersial.

Aturan-aturan tersebut secara eksplisit menyatakan bahwa, pada setiap tahap kesepakatan, siapa pun yang menggunakan perangkat lunak buatan Amerika Serikat atau produk-produk buatan Amerika Serikat, harus mendapatkan sebuah izin dari Kementerian Perdagangan Amerika Serikat untuk menjual chip ke Huawei.

Dampak terhadap industri tersebut segera terjadi. TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company), Intel, Qualcomm, MediaTek, Micron, dan produsen-produsen chip lainnya mengumumkan bahwa, mereka akan berhenti menjual produk-produk ke Huawei setelah 15 September. 

Bahkan SMIC, sebuah pabrik pengecoran chip Tiongkok, secara halus mengatakan akan “benar-benar mematuhi peraturan-peraturan internasional.”

Penjualan Telepon Seluler Huawei Merosot

Setelah pemerintahan Donald Trump menjatuhkan sanksi-sanksi kepada Huawei pada Mei 2019, Google berhenti memutakhirkan sistem operasi Android Huawei, yang menghambat operasi-operasi telepon  pintar Huawei di pasar-pasar luar negeri. 

Setelah itu, dua proyek yang paling menguntungkan bagi Huawei, telepon pintar dan jaringan 5G, amat sangat terpukul ketika Amerika Serikat menghentikan pasokan global chip-chip kelas-atas ke Huawei.

Canalys, sebuah firma riset pasar internasional, merilis Laporan Pasar Telepon Pintar Tiongkok untuk kuartal pertama tahun 2021 pada 29 April. Menurut laporan tersebut, pengiriman telepon pintar oleh Huawei turun menjadi 14,9 juta telepon pintar pada kuartal pertama — turun 50 persen dari tahun lalu.

Di pasar telepon seluler global, Huawei terjungkal dari posisi lima teratas global di kuartal pertama tahun 2021, dan digantikan oleh Samsung, Apple, Xiaomi, Oppo, dan Vivo, menurut data yang dirilis oleh perusahaan data internasional IDC pada tanggal 28 April.

Pada 31 Maret, Huawei merilis laporan tahunannya untuk tahun 2020.

“Tahun lalu adalah tidak mudah bagi Huawei,” Hu Houkun,  Ketua Pegawai Eksekutif sistem penggiliran Huawei, mengaku saat menjawab pertanyaan dari media pemerintah Tiongkok. Ia mengatakan bahwa sanksi-sanksi Amerika Serikat, berdampak langsung pada operasi-operasi Huawei dan “telah berdampak sangat besar pada bisnis konsumen, terutama pada produk-produk seluler.”

Pada 28 April, Huawei mengumumkan hasil operasinya untuk kuartal pertama tahun 2021. Pendapatan turun 16,5 persen tahun ke tahun menjadi 152,2 miliar yuan, menurut pernyataan itu. Itu adalah kuartal yang kedua berturut-turut penurunan pendapatan Huawei.

Huawei Dipaksa Menambang, Memelihara Babi, Menjual Mobil

Menghadapi sebuah krisis kelangsungan hidup, Huawei harus menemukan usaha baru untuk terus berjalan.

Pada Februari, Huawei meluncurkan sebuah proyek penambangan pintar di Provinsi Shanxi. Ren Zhengfei, pendiri dan CEO Huawei, mengatakan Huawei dapat bertahan tanpa produksi-produksi telepon selulernya.

Tak lama setelah berita itu tersiar, Duan Aiguo, presiden bisnis visi mesin Huawei, mengatakan dalam sebuah posting di Weibo, bahwa Huawei akan memasuki industri pertanian babi pintar dan menyediakan teknologi pintar. 

Sistem peternakan babi ini menyediakan pemantauan papan pedoman instrumen, analisis data besar, manajemen digital, pengenalan kecerdasan buatan, pembelajaran kecerdasan buatan, prediksi kecerdasan buatan, pengambilan keputusan kecerdasan buatan, untuk mewujudkan sepenuhnya pemantauan penginderaan, inspeksi robot, dan kendali jarak jauh.

Selanjutnya, Huawei menjadi pesaing WeChat Pay dan Alipay saat Huawei, memperoleh sebuah izin pembayaran melalui pembelian 100 persen ekuitas Sharelink Network pada bulan Maret.

Pada 17 April, Huawei meluncurkan mobil listrik cerdas yang mewah yang pertama di Shanghai.

Huawei Adalah Sebuah Alat Partai Komunis Tiongkok

FBI pernah mengatakan bahwa Huawei, meskipun merupakan sebuah perusahaan swasta, menerima sumber-sumber daya dan dana dari Partai Komunis Tiongkok. 

Huawei telah dipromosikan oleh pemerintah Tiongkok sebagai sebuah bisnis “juara nasional,” sebuah sebutan kehormatan biasanya diberikan secara eksklusif kepada entitas-entitas milik negara. 

Ini menunjukkan bahwa konglomerat, yang membuat router, telepon seluler, dan peralatan lainnya, adalah unsur penting untuk  kebijakan ekonomi yang dipimpin Partai Komunis Tiongkok, yang mencakup akses ke teknologi asing, yaitu pencurian kekayaan intelektual asing.

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo juga mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Mei lalu bahwa “Huawei adalah sebuah vendor yang tidak dapat dipercaya dan sebuah alat Partai Komunis Tiongkok, terikat pada perinta Partai Komunis Tiongkok.”

Pada Juni tahun lalu, Huawei secara resmi ditambahkan ke dalam daftar Pentagon yang memuat perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Amerika Serikat, yang menerima dukungan dari militer Partai Komunis Tiongkok. (Vv)