Wabah COVID-19 Menyebar di Provinsi Guangdong, Kekurangan Vaksin Dilaporkan

Alex Wu

Laporan-laporan resmi menunjukkan bahwa virus Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru, menyebar di Guangzhou setelah kasus awal penularan setempat dilaporkan terakhir minggu lalu di kota berpenduduk 15,3 juta orang ini. Sementara itu, infeksi-infeksi juga muncul di kota besar terdekat yaitu Shenzhen di pesisir selatan Tiongkok, Provinsi Guangdong.

Laporan tersebut memicu pengujian massal di distrik pemerintah Guangzhou, karena lebih banyak lingkungan ditetapkan sebagai daerah berisiko-menengah, dan penduduk bergegas untuk divaksinasi, sehingga menyebabkan kekurangan vaksin sementara di seluruh Guangzhou. 

Para pejabat mengklaim bahwa sumber putaran wabah ini di provinsi ini masih belum diketahui, sementara beberapa netizen menduga para pejabat Partai Komunis Tiongkok menutupi kebenaran.

Pada 27 Mei, pihak berwenang setempat melaporkan sembilan lagi kasus yang ditularkan secara setempat melintasi dua distrik di kota Guangzhou, semua kasus tersebut terjangkit varian virus India yang lebih mematikan.

Sebanyak 8 orang berada di distrik Liwan, tempat kasus wabah pertama setempat dilaporkan—–seorang wanita berusia 75 tahun bermarga Guo. Kasus kesembilan berada di distrik Haizhu. Mereka semua telah melakukan kontak dengan Guo.

Menurut pengumuman resmi, cluster ini terkait dengan sebuah restoran dim sum bernama “Tempat Dim Sum yang Lain” di distrik Liwan, tempat Guo dan beberapa penderita sarapan di pagi yang sama.

Orang-orang di kota Guangzhou mengantre untuk mengikuti tes dan vaksinasi COVID-19 di Guangdong, Tiongkok, pada 26 Mei 2021. (The Epoch Times)

Sementara itu, lima kasus telah dilaporkan di Shenzhen. Semua penderita adalah karyawan untuk perusahaan yang sama, dan semua penderita terinfeksi varian virus Inggris, menurut laporan-laporan resmi.

Pada 26 Mei, pihak berwenang di Guangzhou meningkatkan peringkat risiko untuk komunitas Heyuan timur di Liwan ke daerah berisiko-menengah, dan memerintahkan 1,23 juta penduduk di distrik Liwan diuji dalam waktu dua hari.

Sejumlah besar penduduk mengantri untuk pengujian hingga larut malam. Pada satu titik, reagen pengujian habis di beberapa lokasi pengujian, membuat marah penduduk yang mengkritik pihak berwenang atas situasi yang kacau dan pengaturan-pengaturan yang tidak terencana dengan baik. 

Seorang penduduk berkata, “Saya tidak takut tidak diuji, tetapi saya takut infeksi massal yang disebabkan oleh (berkumpulnya) pengujian massal.”

Sementara itu, The Epoch Times mengetahui bahwa pengujian massal semalaman juga dilakukan di distrik Yuexiu yang berdekatan, yang dikenal sebagai distrik pemerintah, di mana gedung pemerintah provinsi dan pemerintah kota berada. Restoran dim sum tersebut dan lingkungan penderita dipastikan sangat dekat pemerintah kabupaten.

Seorang penduduk setempat mengatakan kepada The Epoch Times, “banyak pejabat tinggi dan pejabat militer tinggal di distrik Yuexiu. Situasi di sana mirip seperti mempersiapkan sebuah musuh yang ganas untuk menyerang.”

Pada 26 Mei, semua penduduk lingkungan Dongshan di distrik Yuexiu diuji untuk COVID-19 dalam semalaman. Penduduk diberitahu bahwa semua sekolah ditutup.

Sebuah video online menunjukkan sebuah antrian panjang di sebuah tempat pengujian hingga larut malam. Orang yang merekam video itu berkata: “Ini adalah menyedihkan, ada begitu banyak orang.”

Asal Wabah

Setelah Guo didiagnosis, pengumuman resmi menyatakan bahwa Guo terinfeksi dengan varian India, sehingga tidak dapat dikesampingkan sebagai sebuah “paparan tidak disengaja yang menyebabkan infeksi kebetulan.”

Netizen menyatakan ketidakpuasannya dengan ketidakjelasan pernyataan resmi tersebut, mempertanyakan apa “paparan tidak disengaja” dan “infeksi kebetulan.” Seseorang bertanya, “Kenapa seorang wanita tua yang tinggal di Guangzhou tiba-tiba terinfeksi dengan varian India?” Yang lain bertanya : “Apakah ada rantai infeksi yang tidak dilaporkan di Guangzhou?”

The Epoch Times menghubungi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit distrik Liwan dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit  Guangzhou pada 27 Mei untuk komentar tetapi tidak menerima tanggapan.

Kekurangan-Kekurangan Vaksin

Dengan penyebaran wabah yang cepat, para penduduk yang tidak divaksinasi terlihat terburu-buru untuk divaksinasi saat menghadapi kekurangan pasokan karena permintaan mendadak yang mendesak.

Video-video di media sosial menunjukkan orang-orang mengantri untuk mendapatkan vaksinasi, dengan beberapa orang yang berperilaku buruk bahkan berkelahi dan menerobos sebuah gerbang besi untuk maju di tempat vaksinasi.

Banyak tempat-tempat vaksinasi penuh sesak.

Media yang dikendalikan Tiongkok melaporkan bahwa beberapa tempat vaksin menghentikan vaksinasi yang mudah, hanya menawarkan janji-janji temu karena kekurangan vaksin.

Para netizen mengajukan pertanyaan kepada pihak berwenang, bertanya, “Mengapa setiap orang harus diuji setelah begitu banyak orang telah divaksinasi?” dan “Apakah terburu-buru untuk mendapatkan vaksinasi menunjukkan bahwa masyarakat tidak mempercayai jumlah resmi kasus yang terinfeksi?” (Vv)