Militer Myanmar Membakar Desa, 2 Warga Tewas dan 200 Rumah Habis Dilalap Api

NTDTV.com

Berdasarkan penuturan penduduk desa dan foto yang yang diambil, kantor berita Reuters melaporkan bahwa pihak militer Myanmar membakar rumah-rumah di desa Kin Ma setelah terjadinya bentrokan dengan demonstran anti-militer. Rumah yang selamat dari lalapan api hanya sekitar 30 unit, sedangkan sekitar 200 rumah lainnya hanya menyisakan puing-puing. 

Seorang relawan berusia 32 tahun yang membantu evakuasi penduduk desa mengatakan bahwa, ketika penduduk desa kembali ke desa pada 16 Juni, mereka menemukan mayat 2 orang tua yang gagal menyelamatkan diri.

Dari foto-foto yang diambil pasca kebakaran, masih terlihat asap yang keluar dari kayu dan papan, juga seng yang hangus terbakar, menyelimuti udara Desa Kin Ma, batu bata dan peralatan masak berserakan, hanya tinggal beberapa batang pohon yang tersisa.  Ada  foto yang memperlihatkan beberapa hewan yang mati terbakar. Sebagian besar penduduk Desa Kin Ma masih berlindung di hutan terdekat. 

Kedutaan Besar Inggris di Myanmar merilis berita tersebut di media sosial. Kedutaan Besar Inggris di Myanmar mengutip informasi yang disampaikan oleh Duta Besar Dan Chugg melaporkan lewat Twitter : Laporan menyebutkan bahwa pemerintah militer telah membakar seluruh desa di provinsi Magway dan membunuh penduduk tua desa. Ini sekali lagi menunjukkan bahwa pemerintah militer terus melakukan kejahatan. Dan sama sekali mengabaikan kepentingan rakyat Myanmar.

Namun, Myanmar Radio Television (MRTV) yang dikelola pemerintah mengklaim bahwa Desa Kin Ma dari Magway Region yang memiliki sekitar 800 jiwa penduduk, mengalami kebakaran besar pada 15 Juni akibat sebuah pemukiman penduduk dibakar oleh 40 orang “teroris”. 100 dari 225 rumah warga terkena dampak kebakaran. Corong junta Manyanmar itu, juga mengklaim bahwa beberapa laporan media sengaja mendiskreditkan pihak militer Myanmar.

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen penyebab kebakaran, juga tidak memperoleh pernyataan dari juru bicara pemerintah militer.

Kelompok hak asasi manusia ‘The Assistance Association for Political Prisoners’ (AAPP) Myanmar menyatakan bahwa, pasukan keamanan telah membunuh lebih dari 860 orang warga sipil Myanmar sejak kudeta. Tetapi, militer mengklaim bahwa jumlahnya tidak sebesar itu. (hui)