Sebelum Ledakan Dahsyat Gas di Hubei, Tiongkok yang Memakan Banyak Korban, Terungkap Aparat Sempat Mengabaikan Laporan Warga

Liu Minghuan

Baru-baru ini terjadi ledakan gas alam  di pasar sayur komunitas Yanhu di Kota Shiyan, Provinsi Hubei, Tiongkok.  Insiden tersebut memakan banyak korban jiwa dari yang meninggal dunia hingga terluka.  Xi Jinping juga khawatir dengan menuntut “pertanggungjawaban serius.” Setelah penyelidikan, ditemukan  ada orang yang melaporkan kebocoran gas sejam sebelum ledakan terjadi, tetapi pihak berwenang mengabaikannya.

Menurut laporan akibat ledakan gas di Shiyan, Provinsi Hubei pada (13/6/2021), pejabat mengklaim menyebabkan 25 kematian dan 138 luka-luka. Namun demikian, informasi yang terungkap dalam tangkapan layar obrolan online warga setempat menunjukkan bahwa jumlah kematian sebenarnya, mungkin jauh melebihi angka resmi.

Insiden ini bahkan membuat Xi Jinping khawatir. Setelah ledakan, Xi Jinping mengeluarkan perintah yang menyatakan bahwa ledakan Shiyan menimbulkan banyak korban. Pelajarannya sangat dalam dan harus dimintai pertanggungjawaban.

Dia juga mengatakan, tentang banyaknya kecelakaan keselamatan di daratan Tiongkok. Oleh karena itu, memerlukan penyelidikan komprehensif tentang potensi bahaya keselamatan dan menjaga stabilitas masyarakat secara keseluruhan. Ia menyerukan “menciptakan suasana yang baik untuk merayakan 100 tahun berdirinya partai Komunis.”

Setelah dianalisis, diketahui bahwa bangunan yang terlibat dalam insiden itu berada di aliran sungai, dan pipa gas yang diletakkan di lantai pertama bawah tanah mengalami kebocoran. 

Menurut penyelidikan, pihak berwenang setempat menerima peringatan pada pukul 5:38 sekitar satu jam sebelum ledakan terjadi pada pukul 6:40 pada hari yang sama. 

Peringatan tersebut menyampaikan bahwa “di Distrik Zhangwan, Komunitas Yanhu di Pasar Yanhu ada kebocoran gas”. Sedangkan pihak berwenang tidak mengikuti peraturan untuk segera mengevakuasi semua personel di kawasan pasar.

Setelah pejabat dan personel perusahaan gas tiba di tempat kejadian, mereka menemukan bahwa ada kebocoran gas, tetapi mereka tidak mengambil tindakan tepat waktu. Mereka segera mengevakuasi para personel, pedagang pasar dan pembeli. Dikarenakan, tidak ada yang mengendalikan secara ketat, banyak orang kemudian kembali ke pasar dan terjadi ledakan pada pukul 6:40 waktu setempat.

Netizen Tiongkok mencemoohnya dengan menyebutkan “sepenuhnya bencana buatan manusia”. Ada lagi yang menyebutkan,  “tragedi yang disebabkan oleh kelambanan birokrasi”.

Netizen lainnya mengecam keras dengan menyebutkan, “maka ini adalah bencana buatan manusia, mengapa tidak ada yang tahu betapa besar risiko tersebut”. 

Lainnya juga mengecam kinerja aparat dengan menulis :  “kualitas tingkat dasar rendah,  kualitas tingkat tinggi juga rendah, karena tidak ada orang melihat ke bawah, mereka semua berusaha untuk menyenangkan atasan. Tak mengherankan, cepat atau lambat akan terjadi bencana.”

Bencana alam dan ulah manusia sering melanda di daratan Tiongkok. Pada 15 Juni, Kota Fangcun dan Kota Yizhuang, Distrik Tongshan, Kota Xuzhou, Provinsi Jiangsu dilanda hujan lebat dan angin puting beliung, menyebabkan 12 orang terluka dan beberapa rumah rusak.

Pada 13 Juni, kecelakaan industri secara serius  terjadi di pabrik makanan Perusahaan Makanan Sichuan Yifeng di Kabupaten Dayi, Sichuan. Sebanyak enam pekerja jatuh ke tangki air limbah dan meninggal dunia.

Pada 12 Juni, kebocoran metil format terjadi di Zona Pengembangan Ekonomi Kota Guiyang, Provinsi Guizhou, yang mengakibatkan 8 orang tewas dan 3 orang terluka.

Pada 26 Mei, gedung perkantoran dua lantai Huasheng Economic and Trade Co., Ltd. di Kota Dongning, Heilongjiang tiba-tiba meledak, menyebabkan 8 orang tewas dan 4 orang terluka.

Pada 30 April, hujan es dan badai petir berskala besar terjadi di beberapa bagian Kota Nantong, Jiangsu. Insiden tersebut menyebabkan 11 orang tewas dan 102 terluka. Sebanyak 9 orang lainnya hilang dikarenakan ada kapal yang karam. (hui)