Peningkatan Pasukan dan Armada Tempur Tiongkok-India di Perbatasan, Pengerahan yang Terbesar dalam Beberapa Dekade

Li Yun

Situasi di kawasan perbatasan antara Tiongkok dan India terus masih terus memanas. Menurut media AS,  Tiongkok dan India telah mengirim puluhan ribu tentara ke perbatasan yang disengketakan dan mengerahkan peralatan militer canggih. Saat ini, kekuatan militer yang dikerahkan oleh kedua belah pihak telah mencapai level tertinggi dalam beberapa dekade.

Komunis Tiongkok mengerahkan 50.000 tentara ke perbatasan

Pada 2 Juli, media AS “Wall Street Journal” melaporkan bahwa angkatan bersenjata Tiongkok dan India, masing-masing telah menerjunkan puluhan ribu tentara. Bahkan, mengerahkan peralatan militer canggih di daerah Ladakh di perbatasan antara kedua negara. 

Armada tempur ini mencapai skala terbesar dalam beberapa dekade. Dunia luar khawatir akan terjadi lagi konflik senjata. 

Laporan tersebut mengutip pejabat intelijen dan militer India yang mengatakan bahwa, Komunis Tiongkok secara bertahap meningkatkan pasukannya di daerah perbatasan yang disengketakan. 

Sebagian besar peningkatan telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Jumlah pasukan yang ditempatkan saat ini telah meningkat dari sekitar 15.000 tahun lalu menjadi setidaknya 50.000.

Para pejabat ini mengatakan bahwa, India juga telah mengambil tindakan timbal balik dan telah mengerahkan puluhan ribu tentara dan artileri berat bergerak ke daerah tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, kedua negara juga telah membangun infrastruktur, termasuk barak sementara yang dilengkapi dengan isolasi termal, terutama di Ladakh timur. Tujuannya, untuk memastikan bahwa pasukan yang ditempatkan di Himalaya dapat bertahan dari musim dingin di Himalaya.

India menambahkan 50.000 tentara ke perbatasan

Menurut Bloomberg News mengutip empat sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan pada 28 Juni bahwa, Komunis Tiongkok mengerahkan pasukan di daerah perbatasan yang disengketakan dan memperluas fasilitas militer di Tibet. India juga menambahkan 50.000 tentara ke perbatasan untuk mengadopsi strategi “pertahanan ofensif” terhadap Tiongkok.

Sumber tersebut mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, India telah mengirim pasukan darat tambahan dan skuadron tempur ke tiga daerah di sepanjang perbatasan Tiongkok-India. 

Pasukan India saat ini yang dikerahkan di perbatasan Tiongkok-India telah meningkat menjadi 200.000 tentara, yaitu sekitar 40% lebih banyak tentara daripada tahun lalu.

Pengerahan tentara baru akan memberi komandan India lebih banyak pilihan, termasuk pengerahan infanteri ringan.  Lebih banyak helikopter juga dikerahkan untuk mengangkut pasukan infanteri dan meriam howitzer M777 buatan Amerika dari satu lembah ke lembah lainnya.

Menurut sumber itu, wilayah utara Ladakh adalah wilayah dengan pasukan terbanyak di India. Sebanyak dua puluh ribu tentara dikerahkan di daerah ini. Jet tempur “Rafale” dan rudal jarak jauh yang baru saja dibeli India dari Prancis,  juga dikerahkan di daerah perbatasan untuk memberikan dukungan kepada pasukan darat.

Pada saat yang sama, Angkatan Laut India juga memperkuat dan memperluas penyebaran patroli di perairan penting, dan mempelajari rute pengiriman kargo dan minyak Tiongkok.

Komunis Tiongkok telah menggali bunker dan terowongan

Dapat dipahami tentara Komunis Tiongkok akan pergi ke Tibet setiap tahun untuk menggelar pelatihan musim panas di bawah komando Teater Barat. Pejabat India khawatir bahwa Komunis Tiongkok akan memperlakukan latihan rutin, sebagai kamuflase untuk memungkinkan lebih banyak tentaranya ditempatkan di Tibet secara permanen.

Tidak hanya itu, Komunis Tiongkok telah mengerahkan rudal darat-ke-udara canggih seperti “Bendera Merah-9”. Bahkan, membangun ratusan gedung baru untuk menyediakan pasokan bagi garnisun di Rudok dan Kangxiwar di perbatasan Ladakh, Tibet. 

Pejabat India mengungkapkan, Komunis Tiongkok telah menggali bunker dan terowongan. Selanjutnya, membangun pembangkit listrik tenaga air, memasang panel surya, dan mendirikan kamp, ​​helipad dan rumah sakit lapangan. 

Di Kota Ritu, sekitar 20 kamp permanen dan sementara telah didirikan, yang dapat menampung 15.000 hingga 18.000 perwira dan tentara.

Pakar: Peningkatan pasukan India tidak dapat dilihat sebagai bukti pergeseran dari pertahanan ke serangan

Namun demikian, Srikanth Kondapalli, direktur Pusat Studi Asia Timur di Universitas Nehru, India, percaya soal peningkatan pasukan India tidak dapat dilihat sebagai bukti pergeseran dari metode bertahan kepada menyerang. Sedangkan senjata ofensif harus dikerahkan untuk mempersiapkan militer skala besar jika terjadi konflik.

Dia mengatakan, Komunis Tiongkok telah beralih dari bertahan kepada menyerang.  Sementara itu, India kini masih bertahan. Dikarenakan perbatasan Tiongkok-India sebagian besar merupakan daerah pegunungan. Maka, pertempuran di pegunungan sebenarnya memberikan keuntungan bagi pihak pertahanan.

Reuters mengatakan sebelumnya bahwa kementerian luar negeri Tiongkok dan India menggelar pertemuan ke-22 mekanisme konsultasi dan koordinasi urusan perbatasan Tiongkok-India pada 2 Juli. Kedua pihak sepakat untuk mengkonsolidasikan hasil pelepasan pasukan pertahanan perbatasan kedua belah pihak.

Selain itu, kedua belah pihak sepakat untuk terus memelihara komunikasi diplomatik tingkat tinggi.

Konflik terburuk dalam 45 tahun pecah di perbatasan antara Tiongkok dan India

Selama ketegangan antara militer Tiongkok dan India di daerah perbatasan pada Mei 2020, para pejabat India mengatakan pada saat itu bahwa tentara Tiongkok telah melintasi tiga titik perbatasan yang berbeda di Ladakh. Selanjutnya  mendirikan tenda dan pos terdepan, mengabaikan peringatan lisan yang meminta mereka untuk pergi.

Pada 15 Juni di tahun yang sama, konflik kedua tentara itu pecah di wilayah Ladakh konflik terburuk dalam 45 tahun. Pihak India mengklaim bahwa setidaknya 20 tentara India tewas dan 76 lainnya terluka. Banyak media melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Tiongkok lebih tinggi daripada di tentara India, tetapi pada Februari tahun ini, Komunis Tiongkok menyatakan 1 tewas dan 3 terluka.

Pihak India mengungkapkan bahwa pada saat itu, tentara Komunis Tiongkok menggunakan baja berkarat dan paku besi yang dilas untuk menyerang. Sedangkan India melakukan serangan balik dengan batu dan sebagainya. Setelah itu, hubungan Tiongkok-India memanas.

Yogesh Joshi dari National University of Singapore, kepada Deutsche Welle mengatakan bahwa sebenarnya, India telah menempatkan sekitar 200.000 tentara di daerah perbatasan Tiongkok-India sejak paruh kedua tahun 2020. Akan tetapi sejak Tiongkok dan India mencapai kesepakatan pada Februari pada tahun ini untuk memindahkan tentara mereka, sebanyak 200.000 tentara pada saat ini tidak langsung berada di sekitar perbatasan.

Dia mengatakan bahwa di masa lalu, India fokus menempatkan militer dan sumber dayanya ke garis depan di perbatasan barat dekat dengan Pakistan. Kini  Angkatan Udara India telah mengerahkan sejumlah besar sumber daya di daerah perbatasan utara dengan Tiongkok. Ini menunjukkan bukan Pakistan sebagai sorotan militer India, akan tetapi Komunis Tiongkok yang harus siap dihadapi. 

Joshi mengatakan, pada dasarnya setiap angkatan bersenjata di India sedang mempersiapkan diri menghadapi operasi militer Komunis Tiongkok. Apalagi, kekuatan militer Komunis Tiongkok saat ini sangat berbeda, sehingga tentara India berharap untuk menjadi bagian dari strategi berjaga-jaga terhadap Tiongkok.

Joshi  juga percaya bahwa sebagian besar situasi militer di perbatasan Tiongkok-India harus dianalisis dari perspektif ini. Ketika kedua negara mengerahkan lebih banyak pasukan di perbatasan, itu berarti daya tembak mereka juga lebih kuat, sehingga kemungkinan eskalasi konflik lebih besar. (hui)