Jajak Pendapat : Hampir 2/3 Warga AS Menuntut Komunis Tiongkok Harus Memberikan Kompensasi Akibat Kerugian Epidemi

ETIndonesia- Jajak pendapat yang dilakukan oleh Institute of Technology Standards Policy and Politics (TIPP) yang ditugaskan oleh Center for Security Policy  menunjukkan bahwa 63% orang Amerika menuntut kompensasi dari Komunis Tiongkok akibat pandemi. Jika survei di masa depan menunjukkan bahwa rezim Komunis Tiongkok sengaja menyebarkan virus, jumlah ini akan meningkat menjadi 78%.

Bahkan jika Komunis Tiongkok secara tidak sengaja dan lalai membocorkan virus, 71% dari Partai Republik, 61% dari Demokrat dan independen percaya bahwa Komunis Tiongkok harus membayar kompensasi.

Bagi mereka yang tidak mendukung klaim tersebut, kecuali kaum muda berusia 18 hingga 24 tahun, proporsi kelompok lain yang memiliki sikap “tidak pasti” juga lebih tinggi daripada proporsi yang menentang kompensasi.

J. Michael Waller, analis senior strategi CSP, mengatakan bahwa klaim Komunis Tiongkok akan memiliki dampak ganda, “Ini akan memberikan kompensasi kepada pembayar pajak AS dan warga negara untuk kerugian pribadi dan memulai proses penggulingan (Komunis Tiongkok).”

Jajak pendapat CSP juga menunjukkan bahwa, sekitar setengah dari responden percaya bahwa virus itu dikembangkan di laboratorium, dan seperempat orang percaya bahwa Komunis Tiongkok menciptakan dan melepaskan virus.

Jajak pendapat dilakukan antara 30 Juni dan 2 Juli, dan respondennya adalah 1.424 orang Amerika berusia di atas 18 tahun.

Hasil jajak pendapat ini konsisten dengan hasil jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh situs web berita AS Politico dan Universitas Harvard. Hasilnya menunjukkan bahwa pada tahun lalu, pandangan publik Amerika tentang asal usul virus telah berubah secara dramatis. 

Sebanyak 52% publik percaya bahwa virus itu berasal dari kebocoran laboratorium Komunis Tiongkok. Di antara mereka, 59% dari Partai Republik memegang pandangan ini dan  Demokrat menyumbang 52%.

Jajak pendapat CSP juga menemukan bahwa 67% dari Partai Republik, 42% dari Demokrat, dan 52% dari independen percaya bahwa virus itu berasal dari laboratorium Komunis Tiongkok. 

Sedangkan Jajak pendapat  “politico” dan Universitas Harvard juga menunjukkan bahwa, 59% dari Partai Republik, 52% dari Demokrat, dan 47% dari independen percaya bahwa virus itu  berasal dari laboratorium.  (hui)

Sumber : NTDTV.com