Melihat Seseorang Seperti Teman Lama, Bagaimana Otak Anda Mengetahuinya?

ETIndonesia-Anda melihat seorang di toko, dan dia tampak seperti teman sekelas Anda di perguruan tinggi ataukah hanya mirip belaka? Satu tempat kecil di otak menggenggam jawabannya.

Ahli saraf telah mengidentifikasi bagian dari hippocampus yang menciptakan dan memproses memori jenis ini, yang memberikan kita pemahaman tentang bagaimana pikiran bekerja dan apa yang salah ketika ia tidak bekerja. Temuan ini muncul dalam Neuron. “Anda melihat wajah yang familiar dan berkata kepada diri sendiri, ‘Saya pikir saya pernah melihat wajah itu.’ Namun apakah saya pernah bertemu dengannya lima tahun yang lalu, mungkin dengan rambut tipis atau berbeda, atau justru ia adalah orang lain sama sekali?” Tanya pemimpin studi, James J. Knierim, seorang profesor ilmu saraf di Johns Hopkins University. “Itu merupakan salah satu masalah terbesar yang harus dipecahkan oleh sistem memori kita.”

Hipotesis hippocampus

Aktivitas saraf di hippocampus (bagian dari otak besar yang terletak di lobus temporal) memungkinkan seseorang untuk mengingat dimana mereka memarkir mobil mereka, menemukan rumah mereka, bahkan jika terjadi perubahan warna cat, dan mengenali lagu lama ketika diputar di radio.

Para peneliti berteori bahwa dua bagian dari hippocampus (dentate gyrus dan CA3) berkompetisi untuk memutuskan apakah stimulus yang datang itu benar-benar baru atau perubahan versi dari sesuatu yang telah akrab sebelumnya. Dentate gyrus dianggap sebagai bagian yang secara otomatis mengodekan setiap stimulus yang “terasa” baru, dengan proses yang disebut pemisahan pola.

Sebaliknya, CA3 dianggap meminimalkan suatu perubahan kecil dari satu pengalaman ke pengalaman yang lain dan mengklasifikasikan stimulus-stimulus tersebut sebagai yang sesuatu yang sama, sebuah proses yang disebut pola penyelesaian. Jadi, dentate gyrus akan menganggap bahwa orang dengan rambut tipis dan kacamata asing sebagai orang asing, sementara CA3 akan mengabaikan rincian perubahan dan mencomot memori dari teman kuliah.

Sama atau berbeda?

Penelitian sebelumnya, baik yang dilakukan oleh tim Knierim maupun tim peneliti yang lain memberikan bukti yang mendukung teori lama ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bagaimanapun CA3 ternyata lebih rumit dari yang diduga sebelumnya: Bagian- bagian dari CA3 ternyata memiliki keputusan yang berbeda-beda, dan mereka menyalurkan keputusan yang berbeda ini untuk bagian otak lainnya.

“Tugas akhir dari wilayah CA3 adalah untuk membuat keputusan: Apakah itu sama atau berbeda,” kata Knierim.

“Biasanya Anda benar dalam mengingat bahwa orang ini adalah versi yang sedikit berbeda dari orang yang Anda temui tahun lalu. Namun ketika Anda salah, Anda akan malu bahwa ternyata itu adalah orang asing, Anda harus membuat memori orang baru yang benar-benar berbeda dari memori teman akrab Anda, sehingga Anda tidak membuat kesalahan lagi,” tambahnya.

Pemetaan mental tikus

Knieirm dan timnya memantau tikus karena mereka harus mengetahui tentang sebuah lingkungan dan bilamana lingkungan itu berubah.

Tim menanamkan elektroda dalam hippocampus tikus. Mereka melatih tikus untuk berjalan di sekitar trek, dengan memakan cokelat yang ditaburkan. Jalur lantai memiliki empat tekstur yang berbeda: amplas, karpet, lakban, dan tikar karet. Tikus bisa melihat, merasakan, dan mencium perbedaan dalam tekstur. Sementara itu, tirai hitam yang mengelilingi trek memiliki berbagai objek yang melekat padanya. Selama 10 hari, tikus-tikus itu mengembangkan “pemetaan mental” dari lingkungan itu.

Kemudian peneliti mengubah lingkungan itu dengan tiba-tiba. Mereka memutar jalur menjadi berlawanan arah jarum jam, sementara tirai berputar searah jarum jam, mencoba menciptakan ketidaksesuaian persepsi dalam pikiran tikus. Menurut Knierim, efeknya adalah serupa dengan ketika kita membuka pintu rumah dan menemukan semua gambar telah tergantung di dinding yang berbeda dan furnitur Anda pub berpindah tempat.

“Apakah Anda mengenalinya sebagai rumah Anda atau berpikir Anda tengah tersesat?” Tanya Knierim. “Ini adalah pengalaman yang sangat membingungkan dan juga perasaan yang sangat tidak nyaman.”

Bahkan ketika ketidakcocokan persepsi antara jalur dan dinding, “pola memisahkan” dari CA3 hampir sepenuhnya berubah pola aktivitasnya, menciptakan memori baru dari lingkungan yang berubah. Akan tetapi “pola menyelesaikan” dari CA3 cenderung mengambil pola kegiatan serupa yang digunakan untuk mengodekan memori asli, bahkan ketika ketidakcocokan persepsi meningkat.

Temuan yang memvalidasi model tentang bagaimana memori bekerja, bisa membantu menjelaskan apa yang salah dengan memori pada penyakit seperti Alzheimer dan bisa membantu untuk menjaga kenangan orang seiring dengan bertambahnya usia. (Zzr/Yant)