Cerita yang Menyentuh Hati! Apakah Ada Kupu-kupu di Pundakmu ?

ETIndonesia- Demi kekasihnya yang sekarat, untuk menyelamatkan jiwanya seorang pria rela menjadi kupu-kupu. Namun, penantiannya yang panjang malah membalikkan kisah cinta mereka menjadi kesedihan.

Di sebuah kota kecil yang indah dan tentram, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka kerap bersama memandang Matahari terbit di balik gunung, berjalan seiring di pesisir pantai menghantar Matahari senja. 

Setiap orang yang bertemu dengan mereka tidak bisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum dan doa bahagia untuk mereka. 

Namun, suatu hari, dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, gadis itu terluka parah. Dia terbaring diam di ranjang rumah sakit dan tidak sadarkan diri selama beberapa hari. 

Paginya, si pria menjaga di depan ranjang dan terus memanggil-manggil kekasihnya yang tidak sadarkan diri. Malamnya pria itu ke sebuah gereja kecil, memanjatkan do’a kepada Tuhan sambil menitikkan air mata agar kekasihnya selamat.

Tak terasa sebulan pun berlalu, namun, gadis itu masih  belum siuman diam seperti dulu, sementara si pria tampak semakin kurus dan lemah, tapi ia tetap bertahan dalam kesetiaan. 

Akhirnya suatu malam, Tuhan tersentuh melihat kesetiaan si pria yang tegar itu, lalu Tuhan memutuskan memberikan pengecualian kepada pria itu. 

Tuhan bertanya kepadanya: “Apakah kamu bersedia menggunakan nyawamu sendiri sebagai pengganti hidupnya ?”.

 “Aku bersedia.” Jawab si pria tanpa ragu sedikit pun.

“Baiklah, Aku bisa membuat kekasihmu segera sadar kembali, tapi, kamu harus menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 tahun, apa kamu bersedia ?” Tanya Tuhan kepadanya. 

Ilustrasi.

“Aku bersedia!” jawabnya tegas.  

Keesokan paginya, pria itu pun telah menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Ia mohon diri pada Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. 

Dan memang, gadis itu itu telah siuman, ia tampak sedang berbicara dengan seorang dokter. Namun sayang, dia tidak dapat mendengarnya, karena tersekat kaca, ia hanya bisa memandang kekasihnya dari luar. 

Beberapa hari kemudian, gadis itu pun telah sembuh. Namun ia merasa tidak bahagia. Ia terus mencari tahu keberadaan si pria, namun tidak ada yang tahu kemana perginya pria itu. 

Gadis itu terus mencarinya sepanjang hari, Ia sangat rindu pada kekasihnya. Namun si pria kekasihnya yang telah menjelma menjadi kupu-kupu itu setiap saat selalu berputar-putar di sisinya, hanya saja ia tidak bisa berteriak, tidak bisa memeluk. Ia hanya bisa memandangnya secara diam-diam.

Musim panas berlalu, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu-kupu itu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut, lalu untuk terakhir kalinya ia terbang dan hinggap di atas bahu kekasihnya. 

Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus membelai wajah dan mencium lembut dahi kekasihnya dengan mulut mungilnya, namun tubuhnya yang mungil dan lemah tetap tidak terlihat olehnya.

Tak terasa, musim semi pun tiba, sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama ditinggalkan. 

Namun di samping bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang pria tampan. Dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri. 

Sang kupu-kupu sangat sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa pria itu ke gunung memandang Matahari terbit, dan menikmati mentari senja di pesisir pantai. 

Segala yg pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti seorang pria lain, sementara ia sendiri ia tidak dapat berbuat apa-apa selain sesekali hanya bisa hinggap di atas bahu kekasihnya.

Musim panas ketika itu sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan perasaan tertekan, dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya. 

Bisikan suara antara gadis dengan pria itu, suara tawa bahagianya pria bersama gadis itu serasa membuat sesak napasnya, 

Pada musim panas tahun ketiga, sang kupu-kupu tidak lagi sering mengunjungi kekasihnya. Bahunya dipegang lembut oleh dokter pria, keningnya dicium mesra oleh dokter pria, sama sekali tidak ada waktu untuk memperhatikan kupu-kupu yang sedih, apalagi mengingat masa lalunya. 

Tiga tahun perjanjian dengan Tuhan sudah akan segera berakhir dan pada hari terakhirnya, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahannya dengan dokter itu. 

Sang kupu-kupu secara diam-diam menyelinap ke dalam gereja dan hinggap di atas pundak Tuhan. 

Ia mendengarkan kekasihnya yang berada di bawah berikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan : “Aku bersedia menikah dengannya!”. 

Kupu-kupu memandangi mempelai pria memakaikan cincin ke jari tangan kekasihnya, kemudian memandangi mereka berciuman dengan mesranya, sang kupu-kupu hanya bisa menitikkan air mata antara haru, sedih dan bahagia. 

Melihat kesedihan kupu-kupu itu, Tuhan pun bertanya kepadanya : “Apa kamu menyesal ?” 

Kupu-kupu menyeka air matanya dan berkata : “Tidak!” 

Kemudian Tuhan berkata sambil tersenyum lembut : “Baiklah, besok kamu bisa menjelma kembali ke wujudmu semula sebagai manusia.” 

Namun, kupu-kupu menggelengkan kepalanya dan berkata : Biarlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup … … “

Makna cerita : Ada takdir pertemuan yang telah digariskan harus kehilangan, juga ada takdir pertemuan yang tidak akan berakhir dengan bahagia. Mencintai seseorang tidak harus memilikinya, tapi jika memilikinya, maka baik-baiklah mencintainya. 

Apakah kamu juga mempunyai kupu-kupu di pundakmu ?(jhn/yant)

Sumber: duwenzhang.com

Video Rekomendasi: