Muhyiddin Yassin Ditunjuk Sebagai PM Sementara Hingga Terpilih Perdana Menteri yang Baru

NTD

Situasi politik Malaysia bergolak pada saat epidemi parah. Menteri Sains Malaysia Khairy Jamaluddin menulis di media sosial bahwa kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Muhyiddin “telah mengajukan pengunduran dirinya kepada (kepala negara).” Pada saat yang sama, Muhyiddin ditunjuk sebagai perdana menteri sementara sampai perdana menteri baru terpilih.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pergi ke Istana Nasional pada 16 Agustus untuk bertemu dengan Raja Abdullah Sultan Ahmad Shah.  Setelah lebih dari satu jam pembicaraan, Istana Nasional pada pukul 14:47 mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Kepala Negara telah menerima pengunduran diri Muhyiddin dan kabinetnya.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa kepala negara, juga menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri sementara hingga perdana menteri baru terpilih.

Setelah Muhyiddin berkuasa tanpa terpilih pada Maret tahun lalu, dengan celah yang sangat kecil untuk memegang mayoritas Kongres, skandal sering menyebar, yang menyebabkan hilangnya dukungan sekutu dan ambang kehancuran.

Pada Januari tahun ini, karena merebaknya virus  Komunis Tiongkok (COVID-19, Penyakit Coronavirus 2019), Malaysia menyatakan keadaan darurat dan sejak itu, parlemen tetap ditunda. 

Namun, Muhyiddin setuju untuk melanjutkan Kongres di bawah tekanan dari pihak luar yang tidak puas dengan penutupan Kongres dan tekanan dari kepala negara.

Menteri Departemen Perdana Menteri Malaysia, Takiyuddin Hassan, yang bertanggung jawab atas parlemen dan urusan hukum, mengatakan kepada parlemen pada 26 Juli bahwa keadaan darurat akan berakhir pada 1 Agustus, dan beberapa undang-undang yang berlaku selama periode tersebut akan dibatalkan..

Kritikus percaya bahwa ini adalah cara Muhyiddin untuk menjaga rezim yang goyah.

Kepala negara, Al-Sultan Abdullah jarang secara terbuka mengutuk pemerintah Muhyiddin karena menyesatkan parlemen pada 29 Juli. Muhyiddin, yang dipermalukan di semua sisi, menghadapi krisis pengunduran diri.

Pada 13 agustus, Muhyiddin telah menyatakan bahwa kabinet telah setuju untuk bernegosiasi dengan pihak-pihak di luar pemerintahan Liga Nasional untuk memastikan, mosi percaya kepadanya berjalan lancar pada bulan September. Dia berjanji bahwa pemilihan umum berikutnya akan diadakan sebelum akhir Juli. Paling cepat tahun depan. Saat itu, dia juga mengatakan bahwa dia masih mendapat dukungan mayoritas dari Kongres.

Muhyiddin juga mengatakan bahwa saat ini wabah di Malaysia sangat parah, sehingga dia tidak bisa gegabah mengundurkan diri selama krisis politik ini.

Namun baru-baru ini, partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa “UMNO”, beberapa anggota parlemen UMNO tidak lagi mendukungnya, meningkatkan tekanan pada Muhyiddin.

Pada 15 Agustus, situs berita Malaysia “MalaysiaKini” melaporkan bahwa Muhyiddin, karena pertikaian dalam koalisi yang berkuasa, telah kehilangan mayoritasnya di Parlemen dan mengundurkan pada tanggal 16 Agustus.

Karena Malaysia saat ini tidak memiliki anggota parlemen dengan dukungan mayoritas yang jelas, tidak jelas siapa yang akan maju untuk membentuk pemerintahan berikutnya.  Selain itu, juga tidak diketahui apakah pemilihan dapat diadakan selama epidemi. Selanjutnya, Raja Abdullah akan memutuskan langkah selanjutnya. (hui)