Demi Seorang Pasien, Dokter Ini Tidak Sempat Melihat Ayahnya untuk Terakhir Kalinya!

ETIndonesia-Tidak ada yang tahu seperti apa dibalik kerja keras seseorang, begitu juga dengan dokter di rumah sakit ini. Baru-baru ini, seorang dokter terkenal di Tiongkok, dimana demi membantu operasi seorang pasien, sehingga ia tidak sempat melihat wajah ayahnya untuk terakhir kalinya !

Zhang Xin-zhi, dokter kepala yang telah berkecimpung selama lebih dari tiga dekade di dunia kedokteran ini terkenal karena keahliannya yang luar biasa di Jingxian People’s Hospital, Tiongkok, sehingga banyak pasien yang menunjuknya untuk operasi maupun pengobatan lainnya.

Pada hari itu, dia terus berkata kepada ayahnya yang sedang kritis sebelum ke rumah sakit, bahwa dia akan ke rumah sakit dulu untuk membantu operasi seorang pasien, dan akan pulang secepatnya.

Meskipun dia khawatir, namun, demi pasien dan tanggung jawabnya sebagai dokter, dia harus meluangkan waktu itu, sementara sang ayah juga tampaknya memahami profesi putranya sebagai dokter umum.

Kendati tidak dapat berbicara, sang ayah berusaha tersenyum dan mengangguk sebagai tanda maklum dengan tugas yang diemban anaknya, meminta putranya untuk menjalankan tugasnya secara profesional dan tidak perlu khawatir tentang dirinya.

Ilustrasi.

Namun, tak disangka, ponsel dokter Zhang tiba-tiba berdering dan meminta perawat untuk menjawab panggilan masuk itu ketika dia sedang membantu operasi pasiennya.

Usai menerima telepon itu, perawat mengatakan kepadanya bahwa ayahnya baru saja meninggal, dan dokter Zhang pun terhenyak seketika mendengarnya, badannya tampak gemetar, dan berusaha menahan isak tangisnya, sedih dan pilu berkecamuk dalam hatinya, kemudian dengan perlahan mengatakan, “Lanjutkan operasi.”

Selama proses operasi itu, ponselnya terus berdering, tetapi dokter Zhang bersikeras menyelesaikan dulu operasinya baru mengangkat ponselnya.

Dua jam kemudian, operasi itu akhirnya selesai. Sang pasien berhasil diselamatkan, namun, ketika dokter Zhang keluar dari ruang operasi, air matanya tak terbendung lagi, ia meratap pilu dalam isak tangisnya, membuat tim dokter lain dan perawat di sekelilingnya terhenyak dalam keheningan.

Selama beberapa jam, dokter Zhang berusaha menahan gejolak perasaannya atas wafatnya sang ayah demi menyelamatkan pasien di ruang operasi, namun, bukan saja gagal menyelamatkan ayahnya, tetapi juga tidak sempat melihat wajah ayahnya untuk terakhir kalinya, sehingga membuatnya pilu dan tak berdaya.

Ilustrasi.

Pasca kematian ayahnya, dokter Zhang mengatakan dalam sebuah wawancara, saat itu saya benar-benar sedih, dan merasa sangat berdosa pada ayahanda tercinta. “Tidak berada di sisinya pada detik-detik terakhir, tapi saya harus menjalankan tugas saya sebagai dokter untuk menyelamatkan nyawa orang …”

Berita itu pun dengan cepat menyebar di rumah sakit dan wilayah setempat. Banyak orang sangat terkesan dengan semangat dokter Zhang dan turut berdukacita atas kematian ayahnya.

Dokter Zhang yang sekarang secara berangsur-angsur telah keluar dari bayang-bayang kesedihan atas meninggalnya sang ayah dengan rendah hati mengatakan, bahwa dia tidak sehebat seperti yang dikatakan banyak orang, dan dia yakin dokter lain juga akan melakukan hal yang sama jika kebetulan terjadi padanya.

Meski sangat disesalkan tidak berada disisinya pada detik-detik terakhir, tapi ia percaya ayahnya mendukungnya.

“Saya percaya ayah saya akan mendukung saya untuk menyelamatkan pasien dulu, karena saya bukan saja putranya, tetapi juga seorang dokter umum,” katanya.

Sebenarnya, beban seorang dokter juga tidak dapat dibayangkan orang-orang pada umumnya, dan tidak ada yang tahu seperti apa dibalik kerja keras seseorang, begitu juga dengan dokter.(jhn/yant)

Sumber: life.bldaily.com

Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.