Tidak Semua Menunggu Itu Dapat Bertahan dalam Waktu yang Panjang

ETIndonesia-Anda selalu bilang sibuk, tetapi apa yang Anda sibukkan ? Teman-teman mengajakmu makan, tapi Anda bilang sibuk, lain kali saja ! Orang tua menyuruhmu pulang untuk makan malam, lagi-lagi Anda bilang sibuk, lain kali saja ! Pacarmu mengajak nonton film, lagi-lagi alasan klasik, sibuk, minggu depan saja ! Apa benar Anda super sibuk?

Kalau memang sangat sibuk, lantas kenapa punya waktu untuk makan, punya waktu untuk tidur, punya waktu ke toilet dan waktu pribadi lainnya ?

Beberapa waktu yang lalu, ketika melewati stadion olahraga saya menyaksikan sebuah kecelakaan lalu lintas. Pria pengendara motor itu tertabrak oleh sebuah Mercedes yang melaju kencang.

Pengendara itu terhempas beberapa meter jauhnya dan helm-nya terlempar.

Saya melihat dia mencoba menekuk dan meluruskan tangan-kakinya sambil meringis sejenak dan kurang dari 3 menit kemudian dia pun diam tak bergerak.

Ilustrasi. (Internet)

Beberapa menit kemudian, sebuah ambulans tiba di lokasi, beberapa petugas medis tampak sibuk memeriksanya dengan berbagai alat, namun, tak lama kemudian, mereka mengambil sepotong kain dan menutup seluruh tubuhnya, dia telah tewas di tempat setelah mengerang sejenak.

Kecelakaan maut itu membuat saya merenung : Kumpul bersama teman-teman butuh waktu semalam, tiga jam makan bersama orangtua di rumah, dan kurang lebih dua jam menemani pacar nonton film, tapi hilangnya sebuah nyawa mungkin kurang dari 3 menit.

Di era sekarang, semua orang tampak sangat sibuk, tetapi tetap saja masih banyak terlihat kerumunan pengunjung di bioskop setiap hari, warung makan kaki lima juga tampak ramai setiap malam.

Sebenarnya, luangkan waktu semalam untuk tidak bekerja juga tidak masalah. Lagipula pada kenyataannya, seringkali Anda tidak benar-benar sibuk, karena Anda sama sekali tidak ingin menghabiskan waktu untuk hal-hal yang menurut Anda masih ada waktu di lain kesempatan.

Anda bilang akan meluangkan waktu menemani istri untuk nonton film, refresing sejenak, tapi selalu diam di tempat, tidak jadi.

Anda bilang mau menghubungi teman-teman untuk ber-nostalgia sejenak, namun, selalu ditunda-tunda hingga akhirnya tidak jadi, hanya sekadar keinginan dalam hati, tapi tak pernah terwujud.

Anda bilang akan pulang ke rumah untuk menemani keluarga makan bersama. Namun, hari demi hari, Anda tetap saja memesan makanan di luar, kemudian mengeluh makanan di luar tidak seenak masakan ibu.

Anda bilang akan meluangkan waktu melakukan perjalanan sekali, melihat-lihat dunia luar daripada tinggal di tempat yang sama setiap hari yang membosankan, tetapi Anda tetap saja dipenuhi dengan berbagai hal yang memenuhi keseharian anda.

Kemudian Anda berkata pada diri Anda sendiri lain kali saja, namun, penundaan ini entah sampai kapan.

Anda juga bilang mau membeli cincin emas untuk ibu Anda, karena ibu Anda tidak pernah memiliki perhiasan yang layak, kemudian Anda mengecek harga emas, lalu bergumam dalam hati lain kali saja, tunggu harga emas turun.

Anda selalu menunggu dan menunggu! Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun berganti, sesuatu yang ingin Anda beli tidak juga pernah terwujud.

Tempat yang ingin Anda kunjungi tak satu pun yang terealisasi. Orang-orang yang ingin Anda balas budi baiknya perlahan-lahan bertambah tua. Namun sepanjang tahun ini, dompet Anda tidak juga lebih tebal dari tahun lalu, dan Anda juga tidak pernah meluangkan waktu sejenak.

Tahukah Anda ? Saat Anda sudah punya banyak uang, mungkin Anda benar-benar tidak punya waktu lagi – tidak berada di dunia ; saat Anda punya uang, mungkin orang yang Anda ingin balas budi baiknya tidak bisa menunggu lagi di dunia.

Pernahkah terlintas dalam benak Anda ? Jika Anda menuliskan semua hal yang ingin Anda lakukan, dan mulai sekarang, satu demi satu, itu semua akan bisa terlaksana.

Karena yang menghalangi Anda itu bukan disebabkan Anda sudah kaya atau bukan, tetapi keinginan yang selalu Anda pikirkan itu tidak pernah dimulai.

Jika Anda ingin memulai, setiap detik-menit juga bisa, tapi sebaliknya jika tidak pernah memulainya, maka dipastikan Anda tidak akan pernah ada waktu.

Jangan menunggu sampai wajah ibumu berkeriput, Anda baru membelikan kosmetik untuknya, jangan menunggu sampai gigi orangtuamu sudah pada tanggal, baru Anda belikan makanan enak untuk mereka, dan jangan menunggu saat melihat orangtuamu makan makanan sisa kemarin dalam cahaya yang redup, baru tiba-tiba Anda sadari, bahwa sudah lama Anda tidak menemani mereka makan bersama.

Juga jangan menunggu setelah teman-teman Anda pergi, Anda baru ingin makan dan berkumpul sejenak bersama mereka.

Jangan menunggu sampai saat Anda ingin menghubungi seseorang, namun ia memverivikasi teman dulu dari pesan yang Anda kirimkan untuknya, memastikan apakah Anda itu temannya atau bukan.

Jika Anda sibuk, tak berarti Anda benar-benar tidak punya waktu. Jangan menunggu sampai orang-orang yang Anda cintai (keluarga) menjadi tua, kekasih Anda pergi, dan hubungan dengan teman-teman lama Anda memudar, baru Anda sadari sebenarnya Anda tidak sesibuk yang dibayangkan.

Jangan menunggu sampai harga barang-barang yang ingin Anda beli turun, tempat yang ingin Anda kunjungi telah berubah, orang-orang yang ingin Anda balas budinya telah pergi, baru Anda sadari, bahwa untuk mewujudkan beberapa hal itu tidak ada hubungannya dengan uang.

Tanpa uang, kita juga bisa berbakti, menemani dan merasakan hidup ini bersama orangtua dan handai taulan.

“Banyak hal yang tak bisa diduga, berkah atau petaka, tak seorang pun yang tahu secara pasti!”

Mulai sekarang, jangan lagi selalu bergantung di bibir, “Saya sangat sibuk akhir-akhir ini, lain kali saja kalau sempat!” Bagaimana pun, tidak semua penantian itu bisa bertahan cobaan waktu yang panjang.(jhn/yant)

Sumber: twgreatdaily.com

Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.