Perundingan Tingkat Menteri Australia dan Indonesia 2+2 untuk Memperluas Kerja Sama Pertahanan

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton dan Menteri Luar Negeri Marise Payne berkunjung ke Indonesia pada Kamis (9/9/2021). Mereka menandatangani perjanjian untuk memperdalam kerja sama keamanan. 

Sebelum kunjungan kedua menteri Australia, undang-undang baru Komunis Tiongkok mewajibkan pemberitahuan terlebih dahulu tentang kapal asing yang memasuki Laut China Selatan menimbulkan ketidakpuasan di masyarakat internasional. 

Pada 8 September, sebuah kapal perusak Armada Ketujuh Angkatan Laut AS berlayar bebas di dekat Kepulauan Nansha di Laut China Selatan, mengabaikan apa yang disebut hukum baru Komunis Tiongkok.

Surat kabar Australia melaporkan pada 7 September bahwa Asisten Menteri Pertahanan Australia, Andrew Hastie menyatakan bahwa Angkatan Laut Australia tidak akan mengubah pola navigasinya di perairan internasional Laut Cina Selatan dan mendukung negara lain untuk melakukan hal yang sama. Ini berarti bahwa Angkatan Laut Australia tidak akan mengabaikan apa yang disebut undang-undang baru Komunis Tiongkok.

Selanjutnya, Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton dan Menteri Luar Negeri  Marise Payne membuka kunjungan ke Indonesia, India, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Penguatan kerja sama keamanan regional akan menjadi salah satu topik kunjungan kedua menteri tersebut.

Pada tanggal 8 September, Dutton dan Payne tiba di Indonesia, perhentian pertama dari kunjungan empat negara mereka. Keesokan harinya, keduanya melakukan pembicaraan 2+2 dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kedua pihak mencapai kesepakatan tentang pertahanan nasional, kontra-terorisme, keamanan siber, dan dukungan untuk negara-negara kepulauan Pasifik.

Sebagai bagian dari pendalaman hubungan pertahanan, kedua negara sedang merundingkan tentara Indonesia untuk mengikuti pelatihan militer reguler Australia.

Prabowo mengatakan Indonesia dan Australia akan memperluas kerja sama pertahanan, termasuk Indonesia akan mengirimkan personel militer berprestasi ke Australia untuk pelatihan. Ini merupakan kerja rintisan dalam hubungan kedua negara.

Dutton mengatakan dalam rangka “meningkatkan persaingan regional”, Australia memperkuat kerja sama keamanan dengan Indonesia, termasuk pelatihan bersama tentara kedua negara dan peningkatan kerja sama pertahanan. 

Australia juga akan memberi Indonesia 15 kendaraan bermotor pelindung “Big Viper” untuk operasi pemeliharaan perdamaian. Taruna dari akademi militer Indonesia, dapat datang ke fasilitas pendidikan pertahanan Australia untuk belajar.

Payne menyebut kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan paling dinamis, inovatif, dan sejahtera di dunia. 

Payne mengatakan : “Untuk menjaga kemakmuran dan keamanan seperti ini, kami berharap kawasan ini akan mengantarkan pada level playing field yang mendukung aturan dan peraturan untuk memastikan persaingan yang sehat, daripada kemungkinan tergelincir ke dalam persaingan yang tidak stabil atau saling bertentangan.”

Ini adalah pertama kalinya seorang menteri Australia mengunjungi Indonesia sejak terjadi wabah.

Australia juga memberikan Indonesia sebanyak 1 juta dosis vaksin, 1.000 ventilator, lebih dari 800 konsentrator oksigen dan tabung oksigen. (hui)