Siapa Orang yang Paling Dekat dengan Kita Setelah Menginjak Usia Lima Puluh Tahun ?

ETIndonesia-Simpanlah baik-baik, tabungan terakhir dalam kehidupan Anda. Istri adalah penonton terakhir dalam kehidupan sang suami. Sementara suami adalah tabungan terakhir dalam kehidupan sang istri.

Ada pun yang dimaksud dengan “Penonton terakhir” mengacu pada kehidupan seorang pria, tidak peduli bagaimana dia menjalani hidupnya, namun, orang yang benar-benar melihat tirai penutup dalam kehidupan Anda itu bukan orang, tetapi istri Anda.

Sementara yang disebut dengan “tabungan terakhir” mengacu pada wanita dikala memasuki usia tua. Meskipun bisa menikmati hidup bahagia bersama anak-cucu sampai pada generasi kelima, tetapi orang yang benar-benar menemanimu sampai detik terakhir dalam kehidupan Anda tanpa penyesalan itu bukan orang lain, melainkan suami Anda.

Adalah takdir yang menyatukan suami istri dalam kehidupan di dunia. Karena asmara, hubungan antar dua sejoli pun tumbuh berkembang, awet dan bertahan lama karena cinta. Dan asmara ini adalah cinta dan kasih.

Mengapa ada sepasang suami istri yang sangat jauh berbeda secara fisik bisa hidup bersama dengan langgeng sampai tua. Pasangan yang berbeda jauh dari sisi pengetahuan (wawasan) dan kualitas (kepribadian) bisa seiring bersama seumur hidup. Dan pasangan muda yang selalu bertengkar tiba-tiba saja bisa saling hormat menghormati setelah memasuki usia tua.

Secara garis besar, hal itu bukan karena seberapa besarnya perkembangan”cinta” di antara mereka, tetapi karena mereka telah merajut “cinta dan kasih” dalam melewati suka-duka dan pahit getirnya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Cinta dan kasih ini biasanya bukan berasal dari tahap kebahagiaan pasangan, tetapi perhatian dan kepedulian dikala nestapa :

Misalnya salah satu diantaranya rela berkorban demi menyelamatkan hidup pasangannya.

Atau memberikan perhatian dan kepedulian ekstra selama salah satunya jatuh sakit.

Atau tidak ada penyesalan menjalani hari-hari yang serba kekurangan, meski telah disertai dengan usaha keras.

Atau selalu setia menemani tanpa berkeluh kesah dan sebagainya.

Perasaan (cinta dan kasih) semacam ini tidak dapat tergantikan oleh godaan material dan kepentingan pribadi apa pun..

Karena telah bersama dalam waktu yang lama, sifat sebagai sosok ayah dan ibu yang terdapat dalam diri masing-masing akan muncul secara alami, dan secara bertahap berperan sebagai “orang tua” dari pihak lain, misalnya melindungi pasangan dalam kehidupan sehari-hari seperti layaknya melindungi anak-anak sendiri.

Terlepas dari berapa banyak kekurangannya, dan tidak peduli berapa banyak kesalahan yang pernah dilakukan semasa muda, atau pernah tersakiti karenanya, semua itu dapat diterima dengan lapang dada.

Pada intinya, itulah yang namanya cinta. Meskipun cinta itu tidak begitu romantis. Tetapi karena penuh dengan rasa cinta, kasih, persahabatan dan saling menopang.

Jadi, meski tidak dipenuhi dengan banyaknya cinta juga bisa membuat pernikahan itu menjadi hangat, mengesankan dan bahagia lahir batin.

Dari segala sesuatu yang dimiliki, jauh lebih baik memiliki pasangan yang baik.

Dan meski tidak memiliki apa-apa, jangan sampai tidak memiliki masa tua yang baik bersama pasangan Anda.(jhn/yant)

Sumber: pretties.news

Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.