Suami Meminta kepada Istrinya untuk Menyelamatkan Diri Saat Rem Mobil Tidak Berfungsi! Istrinya Justru Melakukan Hal Mengharukan Saat yang Menegangkan Itu!

ETIndonesia-Sepasang suami istri mengantar barang melewati bukit, dalam perjalanan pulangnya, si suami fokus menyetir, sementara istrinya duduk bersandar di kursi sambil menahan kantuk.

Tiba-tiba, si suami menyentuh istrinya dengan lengannya dan berkata, “Hei bangun sebentar!” kata suaminya.

Sang istri membuka matanya, dan memandang si suami dengan tatapan bingung.

Suami : “Apa kamu masih ingat, saat kita mengantar barang tadi, ada selokan panjang di sepanjang jalan ini ?”

Ilustrasi.

Istrinya mengucek matanya yang masih mengantuk, dan berkata: “Selokan yang mana?

Suami : “Tidak jauh dari jalan di depan itu, atau sekitar tujuh, delapan ratus meter dari sini. Nanti setelah sampai di sana, dan saat aku teriak ‘lompat’, kamu langsung lompat ya, jangan pikirkan apa pun.

Ingat harus cepat dan langsung lompat saja ke selokan, jangan banyak pikir.”

Mendengar itu, istrinya baru sadar telah terjadi sesuatu.

Dan pada saat itu, suaminya sudah mandi keringat, raut wajahnya juga tampak tegang..

Dia sudah menginjak rem dalam-dalam, namun, mobilnya terus melaju kencang seperti kuda liar. Itu adalah sebuah jalan terjal yang panjang, menuruni lereng, laju mobil semakin cepat, seperti sebuah batu yang jatuh ke jurang yang dalam.

Demi hidup sekeluarga, mereka sudah berkali-kali pulang pergi melalui jalan ini, jadi sudah sangat hapal dengan suasana di sekeliling jalan.

Mereka tahu ada pasar yang terbentuk dengan sendirinya oleh penduduk desa setempat pada jarak 1.000 meter di depan.

Setiap saat hari raya, pasar itu selalu dipenuhi orang-orang yang berbelanja.

Mereka juga tahu hari ini adalah Hari Tahun Baru Imlek, artinya mereka harus menghentikan kendaraannya sebelum memasuki pasar.

Suaminya terus mengulangi tindakannya, menginjak dan mengendurkan rem mobil, kemudian menginjak lagi dalam-dalam, namun, mobilnya terus melaju kencang, rem mobilnya benar-benar tidak berfungsi.

Sementara itu, istrinya tahu, tidak jauh di depannya, ada sebuah gua, jadi satu-satunya cara agar mobil tidak terus melaju masuk ke pasar dan membahaykan orang-orang, maka mobil itu harus ditabrakkan ke gua itu, tapi akibatnya pasti mobilnya hancur dan orang yang berada di dalam mobil juga pasti mati.

Istrinya dengan perasaan takut mencengkeram tangan suaminya yang telah dipenuhi dengan keringat di wajahnya.

“Ingat nanti saat akan sampai di selokan itu, kamu lansung lompat begitu aku berteriak,” kata suaminya kembali mengingatkan.

Isterinya bertanya : “Lalu bagaimana denganmu?”

Suami : “Aku juga akan melompat keluar.”

Ilustrasi.

Suaminya berkata sambil membuka pintu di sampingnya. Ketika tiba di samping selokan, suaminya menahan napas dan berteriak : “Cepat lompat!” katanya sambil kembali menginjak rem lagi.

Namun istrinya bergeming, tetap duduk disana dan tidak melompat!

Suaminya terkejut sekaligus panik dan berteriak ,: “Kenapa tidak melompat?”

Suaminya mengepalkan tinjunya, dan dengan sekuat tenaga menghancurkan roda kemudi, dia putus asa.

sementara mobilnya terus menerjang ke depan.

Gua itu sudah berada di depan, dan sebelum laju mobilnya menghantam gua itu, suaminya ingin mencoba lagi menginjak rem, dan tiba-tiba terndengar gesekan ban di tanah.

Suara derit roda itu membuatnya senang, dan dengan segenap kekuatannya ia menginjak dalam-dalam rem mobilnya.

Van itu akhirnya berhenti, berhenti kurang dari 20 meter dari gua.

Tangan suaminya masih gemetar, ia mengusap wajahnya yang berkeringat, dan menghempaskan napasnya dalam-dalam.

Sementara itu, sepasang tangan istrinya memeluknya erat-erat, dan meraung dalam tangis.

Ilustrasi.

Sang suami membelai rambut panjang istrinya sambil berkata : “Kenapa kamu begitu bodoh tadi ? bagaimana jika tadi menghantam gua itu, kamu juga akan ikut mati bersamaku. Apa kamu tidak tahu ?”

“Aku tahu,” sahut istrinya sambil menangis sesenggukan.

Sang suami mengusap lembut air mata yang membasahi wajah istrinya.

Saat itu, sang istri memandang suaminya dengan tatapan teguh dan berkata : “Aku tidak akan melompat sendirian, aku adalah istrimu, dan aku harus menemanimu, menemanimu menyelesaikan beberapa ratus meter terakhir dalam perjalanan hidup ini !”(jhn/yant)

Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.