Tiongkok Berlomba untuk Mengendalikan Gelombang Baru COVID-19, 100 Hari Sebelum Dimulainya Olimpiade Musim Dingin

Dorothy Li

Beijing bergegas untuk memperketat pembatasan perjalanan dan memperluas kampanye vaksinasi dalam upaya untuk menghancurkan peningkatan infeksi COVID-19; karena hitung mundur 100-hari menyambut dimulainya Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, seorang pejabat mengatakan bahwa wabah tersebut merupakan tantangan terbesar.

Beijing berada pada sebuah tahap kritis dalam mengendalikan COVID-19, kata Pang Xinghuo, Wakil Kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Beijing,  pada sebuah briefing pada 27 Oktober.

Per Senin 25 Oktober saja, Tiongkok melaporkan hampir 250 kasus yang ditularkan secara setempat di wabah baru-baru ini, di mana 21 kasus di Beijing dan 110 kasus di Mongolia Dalam, suatu wilayah tetangga Beijing.

Angka tersebut cenderung tidak mencerminkan jumlah total sebenarnya, mengingat rezim Tiongkok diketahui sangat kurang melaporkan jumlah-jumlah kasus virusnya.

Namun demikian, pihak berwenang tetap waspada karena sebagian besar infeksi memiliki riwayat perjalanan lintas-wilayah.

Dua kasus pertama yang dipastikan dari gelombang baru, pasangan dari Shanghai, yang telah bepergian melalui  barat laut Tiongkok dengan menggunakan mobil dan penerbangan-penerbangan selama puncak musim pariwisata  pada awal Oktober. Pasangan tersebut dinyatakan positif virus terinfeksi pada 17 Oktober.

Wabah COVID-19 baru-baru ini, penyakit yang disebabkan oleh virus  Komunis Tiongkok, telah menyebar ke 11 provinsi dan ibukota Beijing dalam waktu sepuluh hari.

“Mengendalikan virus tersebut adalah benar-benar tantangan terbesar yang kami hadapi dalam menyelenggarakan Pertandingan Musim Dingin,” kata Zhang Jiandong, seorang pejabat senior di Komite Pengorganisasian Beijing untuk Pertandingan Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2022, kepada wartawan.

Beijing dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade dari 4-20 Februari, dan menjadi tuan rumah Paralimpiade dari l 4-13 Maret.

Hitung mundur 100 hari menyambut dimulainya Olimpiade menekan pemerintah Tiongkok untuk memaksakan pembatasan virus yang lebih ketat, karena kasus terus meningkat di tengah angka vaksinasi yang tinggi.

Mulai minggu ini, pihak berwenang Beijing akan melarang orang-orang yang pernah ke daerah dengan infeksi dalam 14 hari sebelumnya memasuki Beijing. Tidak terkecuali, bahkan jika orang-orang itu adalah penduduk Beijing.

Pan Hongxu, Wakil Direktur Biro Keamanan Publik Beijing, pada hari Rabu mengatakan di konferensi pers bahwa polisi telah meluncurkan 19 investigasi kriminal terhadap dugaan pelanggaran keamanan COVID-19 dan menghukum 13 orang dengan hukuman administratif.

Pejabat senior polisi tersebut memberikan lima alasan khas, yang mencakup melanggar perintah untuk tinggal di rumah. Seorang penduduk ditangkap pada 23 Oktober, karena diduga memukuli seorang anggota staf komunitas ketika ia berupaya meninggalkan kompleks perumahannya.

Sementara itu, Beijing sudah mulai menggelar suntikan booster sejak 22 Oktober, karena rezim Tiongkok berjanji untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2022 yang sederhana dan aman.

Lebih dari 80 persen orang dewasa di Beijing telah menerima vaksinasi lengkap pada Juli. Bagi orang-orang yang berusia 12-17 tahun, lebih dari 80 persen telah menerima setidaknya satu dosis vaksin pada bulan Agustus.

Pihak berwenang kesehatan Beijing menyalahkan varian Delta atas sebuah peningkatan infeksi yang mencakup tiga distrik di Beijing pada hari Rabu.

Tiongkok mengumumkan pada hari Senin bahwa anak-anak berusia tiga, akan mulai menerima vaksin Tiongkok. Namun, tiga vaksin yang disetujui untuk mereka yang berusia 3 hingga 17 tahun masih dalam uji-uji klinis. Juga tidak ada jawaban yang pasti mengenai tingkat perlindungan vaksin Tiongkok tersebut terhadap varian Delta yang sangat menular.

Selain merebaknya COVID-19, rezim Tiongkok menghadapi seruan internasional yang semakin meningkat untuk memboikot Olimpiade sebagai protes terhadap catatan hak asasi manusia yang dilakukan rezim Tiongkok.

Selama upacara penyalaan obor di Athena awal bulan ini, aktivis hak asasi manusia membentangkan sebuah spanduk bertuliskan Tidak Ada Pertandingan Genosida dan melambai sebuah bendera Tibet, meskipun upacara itu sendiri tidak terganggu.

Kelompok hak asasi dan beberapa anggota parlemen Amerika Serikat, telah meminta Komite Olimpiade Internasional untuk menunda Olimpiade Musim Dingin dan memindahkan acara tersebut kecuali Tiongkok mengakhiri genosida yang sedang berlangsung terhadap orang-orang Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya.

Para aktivis dan para ahli hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa setidaknya 1 juta Muslim telah ditahan di kamp di Xinjiang barat jauh Tiongkok sejak tahun 2017, sebuah tuduhan yang dibantah oleh rezim komunis Tiongkok.

Meskipun tidak ada negara yang mengatakan atletnya akan memboikot, anggota-anggota parlemen Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat semuanya memutuskan diplomat-diplomatnya untuk melakukannya. (Vv)