FAO : Harga Pangan Global Melonjak 30% dalam 1 Tahun Terakhir

oleh Li Xin

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan pada Kamis (4/11/2021) bahwa karena permintaan yang tinggi dan panen yang buruk, harga pangan dunia telah melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir. Dalam setahun ini bahkan kenaikannya mencapai lebih dari 30%

Menurut indeks harga pangan yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada Kamis, bahwa di Oktober, harga pangan global naik secara berturut-turut selama 3 bulan terakhir, meningkat 3% dari September. Menurut laporan itu, kenaikan tersebut terdorong oleh naiknya harga minyak nabati dan gandum.

FAO menunjukkan bahwa indeks harga pangan global telah meningkat lebih dari 30% pada tahun lalu dan saat ini berada pada level tertinggi sejak Juli 2011.

Gandum adalah tanaman komersial terbesar yang ditanam di areal berhektar-hektar, dan harganya naik 5% di Oktober. Ini adalah kenaikan bulan kelima berturut-turut, mencapai level tertinggi sejak November 2012.

Harga gandum berjangka mulai naik mencapai puncak baru pada November, harga gandum AS mencapai tertinggi baru sejak tahun 2012, dan berjangka spot-bulan Paris mencapai rekor tertinggi karena permintaan impor masih kuat.

“Karena berkurangnya panen di negara-negara pengekspor utama, terutama di Kanada, Federasi Rusia dan Amerika Serikat, pasokan pasar global yang lebih ketat terus menekan harga”, demikian penjelasan FAO tentang kenaikan harga gandum.

Harga gandum, beras dan jagung juga ikut meningkat.

Secara keseluruhan, indeks harga sereal pada Oktober naik 3,2% dari September sebelumnya.

FAO menunjukkan bahwa harga minyak sawit, minyak kedelai, minyak bunga matahari dan minyak lobak juga menguat sehingga indeks harga minyak nabati FAO naik 9,6%. Sementara itu, terjadi kenaikan permintaan global untuk produk-produk seperti susu bubuk, unggas, minyak sayur, dan gandum dan lainnya.

Cuaca ekstrem, rantai pasokan yang kacau, kekurangan tenaga kerja, dan kenaikan biaya juga mempengaruhi pasokan dan harga pangan.

Sebaliknya, harga gula global turun 1,8% pada Oktober, mengakhiri kenaikan berturut-turut selama 6 bulan terakhir.

Indeks harga daging juga turun berturut-turut selama 3 bulan terakhir. Tetapi harga unggas dan domba telah meningkat.

Indeks Harga Pangan FAO melacak harga internasional dari makanan yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Indeks rata-rata bulan lalu adalah 133,2 poin, sedangkan hasil revisi untuk September adalah 129,2 poin dari sebelumnya yang 130,0 poin.

Nilai harga pangan pada Oktober merupakan nilai indeks tertinggi sejak Juli 2011. Pada Oktober, indeks ini naik 31,3% YoY.

FAO menyatakan bahwa produksi sereal dunia diperkirakan masih akan terus mencetak rekor, tetapi akan tertinggal dari perkiraan permintaan, yang mana menyebabkan penurunan perkiraan terhadap persediaan sereal. (sin)