Evergrande Menjual Semua Saham Hengteng, Diperkirakan Menderita Kerugian Setara Rp 15,6 Triliun

oleh Luo Tingting

China Evergrande dan Hengteng Network hampir bersamaan mengumumkan bahwa Evergrande menjual seluruh saham Hengteng yang berjumlah sekitar 1,66 miliar lembar dengan harga jual HKD. 1,28 per lembar saham.

Pengumuman yang dikeluarkan China Evergrande menyebutkan bahwa, berdasarkan selisih antara penjualan saham dengan nilai buku per 30 Juni, transaksi tersebut membuat perusahaan menderita kerugian sekitar HKD. 8,5 miliar atau setara dengan RMB. 7 miliar atau setara Rp 15.6 Triliun.

China Evergrande Group yang memiliki utang lebih dari  300 miliar dolar AS telah berada di ambang kebangkrutan. Dalam beberapa bulan terakhir, upaya sedang dilakukan dengan menjual aset untuk mengurangi tekanan membayar kembali utang yang jatuh tempo.

Pada Juni tahun ini, Evergrande menjual 739 juta lembar saham Hengteng Network kepada Ke Liming, pendiri Ruyi Pictures dan Pumpkin Film dengan harga HKD. 6,- per lembar. Dengan demikian perusahaan mendapat dana sebesar HKD. 4,43 miliar.

Pada 1 Agustus, Evergrande kembali menjual saham Hengteng Network dengan harga HKD. 3,2 dolar per saham sehingga berhasil memperoleh dana segar sebesar HKD. 3,25 miliar. Di antara mereka, Tencent Holdings membeli 7% saham, dan pembeli lain yang namanya dirahasiakan membeli 4% saham yang dijual Evergrande tersebut.

Pada 4 dan 5 November, Evergrande menjual saham Hengteng Network dan memperoleh dana sebesar HKD. 715 juta. Sejauh ini, Evergrande telah mengumpulkan dana segar sekitar HKD. 10,53 miliar dari penjualan saham Hengteng Networks.

Setelah Evergrande mengosongkan semua saham Hengteng Networks, harga saham Hengteng pada sesi perdagangan di Asia naik 20,7% pada 18 November, menjadi HKD. 2,04 per lembar. 

Wall Street Journal melaporkan bahwa kenaikan harga saham ini, lebih karena naiknya optimis pasar yang disebabkan oleh saham Hengteng di kemudian hari tidak akan lagi terpengaruh oleh utang Evergrande.

Demi melunasi hutang, Evergrande terus menjual berbagai aset yang berada di bawah payungnya. Evergrande New Energy Auto menjual perusahaan penggerak listrik e-Traction yang diakuisisi pada tahun 2019 kepada pabrikan motor Inggris Saietta Group seharga EUR. 2 juta (setara RMB. 14,52 juta).

Padahal Evergrande New Energy Auto pada Maret 2019 menghabiskan RMB. 500 juta untuk mengakuisisi perusahaan yang memproduksi penggerak listrik itu.

Selain itu, Evergrande New Energy Auto akan menjual Protean Electric, produsen motor in-wheel start-up Inggris, yang mereka akuisisi dengan nilai USD. 58 juta (setara RMB. 369 juta) kepada produsen mobil listrik Inggris Bedeo, tetapi harga transaksinya tidak diungkapkan.

Evergrande juga menjual kepemilikan sahamnya di Kakai City, Shengjing Bank, Shenzhen Hi-tech Investment Group Co., Ltd. dan Evergrande Bingquan Group Co., Ltd., serta 5 ekuitas proyek real estat dan aset non-inti, dengan kumulatif pengembalian dana sekitar RMB. 12,11 miliar.

Menurut laporan Reuters, pihak berwenang Tiongkok meminta Xu Jiayin, pendiri China Evergrande Group yang berusia 63 tahun untuk membayar sendiri hak kepada pemilik surat hutang (obligasi).

Xu Jiayin sedang mencoba untuk mengumpulkan dana melalui penjualan aset mewah miliknya seperti karya seni, karya kaligrafi, 2 tempat tinggal mewah dan lainnya. Sampai saat ini ia telah  mengumpulkan dan menyetor dana lebih dari RMB. 7 miliar ke kas perusahaan. Namun, jumlah tersebut masih jauh dari utang China Evergrande Group yang mencapai lebih dari USD. 300 miliar.

Menurut dokumen dari Hong Kong Land Registry, Xu Jiayin menggadaikan rumah yang luasnya 5.000 kaki persegi di kawasan perumahan mewah paling terkenal di Hongkong ‘The Peak’ kepada China Construction Bank pada bulan Oktober tahun ini, mendapat dana sekitar HKD. 300 juta. Kabarnya, dana tersebut digunakan untuk membayar hak pembeli obligasi Evergrande yang telah jatuh tempo.

Pada 8 November, Xu Jiayin menggadaikan set kedua rumah mewahnya yang terletak di puncak gunung di daerah Hongkong sekitar HKD. 800 juta kepada Orix Asia Capital, sebuah bank investasi yang berkantor pusat di Hongkong. Namun jumlah dana yang diterima tidak diungkapkan.

Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Wall Street Journal pada 9 November, China Evergrande melego 2 buah pesawat jet pribadi ‘Gulfstream’ dan mengumpulkan dana lebih dari USD. 50 juta.

Media daratan Tiongkok mengungkapkan bahwa Xu Jiayin juga memiliki kapal pesiar mewah yang panjangnya 60 meter beserta sebuah pesawat Airbus pribadi.

Menurut Hurun China Rich List 2021 yang dirilis pada Oktober tahun ini, diperkirakan kekayaan bersih Xu Jiayin masih pada angka USD. 11,3 miliar.

Xu Jiayin harus menjual aset-asetnya, kreditor Evergrande Guo Hui mengatakan kepada Reuters : “Jika pemerintah menghendaki dia melakukan hal itu, maka dia tidak punya pilihan lain”.

Setelah meletusnya krisis utang Evergrande Group, pemerintah komunis Tiongkok tidak pernah mencoba untuk membantu penyelamatannya. Seorang sumber yang mengetahui masalah ini mengungkapkan kepada Wall Street Journal, bahwa pihak berwenang bahkan telah menginstruksikan pemerintah daerah untuk bersiap-siap menghadapi kerusuhan sosial yang diakibatkan oleh bangkrutnya China Evergrande Group.

Pada 17 November, situs web cls.cn (Cai Lian She) mengutip sejumlah sumber yang mengetahui masalah ini, membenarkan bahwa beberapa perusahaan regional yang berada di bawah Evergrande seperti ‘RVbao’ sudah nyaris tidak ada operasional, kecuali beberapa orang personel yang menunggu pembubarannya.

Pada bulan Maret tahun ini, ‘RV Bao’ mengundang investor strategis seperti Hony Capital dan CITIC Capital, dan berencana untuk go public pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Namun setelah meletusnya krisis utang Evergrande, kini ia menghadapi situasi yang hidup segan mati tak mau.

Menurut dokumen internal Evergrande Group bahwa, perusahaan kini sedang melakukan konsolidasi dan restrukturisasi kelembagaan. Mudah-mudahan hasilnya dapat dipublikasikan sebelum berakhirnya bulan November ini. (sin)