Bayi Gajah Sumatera Mati Setelah Belalainya Terpotong oleh Perangkap Pemburu

ETIndonesia. Seekor anak gajah Sumatera mati setelah kehilangan separuh belalainya karena teka jebakan yang dibuat oleh pemburu liar.

Betina muda, yang merupakan salah satu dari 700 gajah di Pulau Sumatera, mati meskipun ada upaya terbaik dari petugas satwa liar untuk merawatnya.

Gajah Sumatera dianggap sangat terancam punah dengan populasi hanya 2.400 hingga 2.800 di dunia.

Penduduk desa di Aceh Jaya menemukan anak gajah berusia satu tahun itu setelah ditinggalkan oleh kawanannya karena terjebak dalam perangkap. Dia dibawa ke lembaga konservasi untuk dirawat.

Tempat konservasi mencoba menyelamatkan hidup anak gajah dengan mengamputasi belalainya, tetapi infeksi sudah terlalu jauh dan dia mati dua hari kemudian.

“Kami tidak bisa menyelamatkannya karena lukanya parah dan terinfeksi,” kata Agus Arianto, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh.

“Kami melakukan yang terbaik untuk membantunya.”

Gajah Sumatera berada di bawah ancaman karena laju deforestasi yang cepat di habitat aslinya di Kalimantan dan Sumatera, konflik gajah-manusia dan perburuan gading.

“Ini jelas dimaksudkan untuk memburu hewan langka untuk mendapatkan uang,” kata Agus dalam sebuah pernyataan.

“Kami akan bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam penyelidikan.”

Harimau dan badak di kawasan itu juga menghadapi ancaman kepunahan karena habitatnya dirusak untuk memberi ruang bagi perkebunan kelapa sawit.

Kematian anak gajah tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian kematian terkait pemburu, dengan jumlah perburuan meningkat selama pandemi karena penduduk setempat menghadapi kesulitan ekonomi.

Seekor gajah ditemukan pada bulan Juli dipenggal di sebuah perkebunan kelapa sawit di Aceh Timur. Seorang pemburu telah ditangkap karena kejahatan tersebut, bersama dengan empat orang yang dituduh membeli gading dari hewan tersebut.

Jika terbukti bersalah, mereka menghadapi hukuman lima tahun penjara dan denda Rp 100 juta. (yn)

Sumber: ladbible