PM Perancis Kena COVID-19, PM Belgia dan 4 Menteri Diisolasi

Ketika wabah COVID-19 di Eropa memanas baru-baru ini dan banyak negara telah memperkuat tindakan anti-epidemi, Perdana Menteri Prancis Jean Castex dinyatakan positif COVID-19 dan PM Belgia  Alexander De Croo yang memiliki kontak erat dengannya dan empat menteri lainnya diisolasi pada Senin (22/11/2021).

Beberapa jam sebelumnya, PM Belgia Alexander De Croo dan empat menteri mengadakan pertemuan dengan PM Jean Castex dan pejabat tinggi Prancis lainnya.

Pemerintah Belgia menyatakan bahwa De Croo “akan melakukan tes PCR dan terus isoman sampai hasil skrining negatif.”

Castex telah menyelesaikan vaksinnya, setelah kembali ke Prancis dari Belgia, dia mengetahui bahwa putrinya telah dinyatakan positif. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya juga positif dan saat ini sedang menjalani isolasi mandiri.

Kantor Perdana Menteri Prancis juga menyatakan bahwa Castex akan terus bekerja, tetapi akan masih terus dikarantina selama 10 hari.

Baru-baru ini, epidemi di Eropa meledak  dan banyak negara  memperkuat langkah pencegahan dan pembatasan epidemi untuk memperlambat peningkatan jumlah orang yang terinfeksi yang dirawat di rumah sakit. Austria  memberlakukan lockdown nasional pada 22 November. Republik Ceko dan Slovakia mulai mengikuti contoh Austria minggu lalu, memberlakukan pembatasan pada mereka yang belum divaksinasi.

Belanda memulai kembali lockdown parsial pada 13 November, dan pihak berwenang memberlakukan setidaknya tiga minggu pembatasan pencegahan epidemi. Kini berencana untuk melarang orang-orang yang belum divaksinasi memasuki beberapa tempat.

Vaksin gratis tersedia di mana-mana di Jerman, tetapi hanya 68% orang yang divaksinasi lengkap. Pada 22 November, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn meminta masyarakat untuk meningkatkan vaksinasi, karena beberapa bulan ke depan akan terlihat kebenarannya. Para ahli mengatakan bahwa tingkat cakupan vaksin Jerman terlalu rendah untuk mengendalikan epidemi.

Reuters melaporkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Prancis tidak perlu memberlakukan Lockdown ketat, karena peraturan izin kesehatan yang ketat akan membantu mengendalikan epidemi. Akan tetapi, ia berharap untuk mempercepat penyediaan vaksin tambahan.

Pekan lalu, otoritas kesehatan Prancis merekomendasikan agar orang-orang yang berusia di atas 40 tahun divaksinasi dengan dosis tambahan. Saat ini, orang yang berusia di atas 65 tahun telah dibooster. (hui)