Total Nilai Pasar Saham Konsep Tiongkok di NYSE Menguap Lebih dari USD.100 Miliar dalam Perdagangan Sehari

oleh Li Jing

Setelah Undang-Undang Akuntabilitas Perusahaan Asing (Holding Foreign Companies Accountable Act. HFCAA) secara resmi diterapkan, saham konsep Tiongkok yang terdaftar di bursa saham AS anjlok pada Jumat (3/12). Total nilai pasarnya yang menguap mencapai sebesar USD.108,3 miliar dalam perdagangan semalam. Harga saham Didi Chuxing yang akan delisting dari pasar saham AS, turun sampai 22%.

Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities and Exchange Commission. SEC) mengumumkan pada Kamis (2/12) bahwa pihaknya telah meloloskan amandemen peraturan yang mengharuskan perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat untuk mengungkapkan lebih banyak informasi. Dan terpengaruh oleh hal ini, saham konsep Tiongkok yang terdaftar di NYSE turun tajam dalam perdagangan Jumat. NASDAQ China Index yang mengukur kinerja keseluruhan saham konsep Tiongkok menunjukkan penurunan sebesar 9,12% pada saat penutupan.

Di antara saham konsep Tiongkok yang cukup populer, Alibaba dan Pinduoduo, telah jatuh lebih dari 8%, JD.com, Baidu, dan Bilibili jatuh lebih dari 7%, Weilai telah jatuh lebih dari 11%, Xiaopeng Motor jatuh lebih dari 9%, Ideal Auto dan Aiqi Yiyi turun lebih dari 15%, Ctrip turun lebih dari 12%, Wuxin Technology turun lebih dari 16%, dan Dingdong Maicai turun lebih dari 18%.

Menurut data yang dirilis media ‘China Times’ pada Sabtu (4/12), total nilai pasar terbaru dari 274 perusahaan yang tergabung dalam saham konsep Tiongkok adalah USD. 1,335 miliar pada hari Jumat, berarti total nilai sahamnya menguap sebesar USD. 108,3 miliar (setara RMB. 690,5 miliar). Di antara mereka, nilai pasar terbaru Alibaba adalah sekitar USD. 303,5 miliar, ia merugi sebesar USD. 27,2 miliar (setara RMB 173,4 miliar) dalam semalam.

SEC mewajibkan saham konsep Tiongkok mematuhi aturan Amerika Serikat

Hal yang perlu dicatat adalah bahwa harga saham Didi Chuxing anjlok 22% pada penutupan perdagangan Jumat, dan nilai pasarnya menyusut menjadi sekitar USD. 4,8 miliar. Dibandingkan dengan harga IPO yang USD. 14, harga saham Didi Chuxing telah turun 56%.

Pasar umumnya beranggapan bahwa penyebab utama kehancuran harga saham konsep Tiongkok adalah karena Undang-Undang Akuntabilitas Perusahaan Asing yang mulai diberlakukan oleh Amerika Serikat.

Pada 2 Desember, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyelesaikan rencana akhir untuk menerapkan undang-undang baru. SEC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komite meloloskan amandemen untuk menyelesaikan implementasi aturan yang diajukan dalam Undang-Undang Akuntabilitas Perusahaan Asing (HFCAA), yang bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan asing yang terdaftar di Amerika Serikat, terutama perusahaan Tiongkok, mematuhi aturan yang berlaku di AS.

SEC menyatakan bahwa perusahaan Tiongkok yang terdaftar di bursa saham AS harus mengungkapkan apakah mereka dimiliki atau dikendalikan oleh entitas pemerintah dan memberikan bukti inspeksi audit mereka.

Tidak seperti banyak negara lainnya, Pemerintah Tiongkok tidak mengizinkan agen akuntansi SEC, yakni Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (Public Company Accounting Oversight Board. PCAOB) untuk mengawasi auditnya. Regulator khawatir bahwa kurangnya pengawasan akan menempatkan investor AS pada risiko yang tidak semestinya.

Didi Chuxing mengumumkan pada Jumat bahwa mereka akan “segera” memulai proses delisting dari New York Stock Exchange dan beralih ke Bursa Saham Hongkong. Analisis media asing menunjukkan bahwa, delisting Didi Chuxing dapat berarti akhir dari era perusahaan-perusahaan besar Tiongkok mencari pembiayaan dari pasar keuangan Amerika Serikat.

Pada 3 Desember, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian mengatakan bahwa pendekatan AS merupakan “penindasan politik” terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok yang bertujuan untuk “mematahkan perkembangan Tiongkok”.

Sejak listing di bursa saham Amerika Serikat, Didi Chuxing terus menghadapi tekanan pengawasan yang besar dari pihak berwenang.

Pemerintah Tiongkok Mengharuskan Perusahaannya yang Terdaftar di Luar Negeri untuk Mematuhi Hukum Partai

Laporan baik dari Bloomberg dan Reuters menyebutkan bahwa, regulator Tiongkok mengharuskan Didi Chuxing untuk delisting dari bursa AS karena kekhawatiran tentang kebocoran data sensitif.

Didi Chuxing, yang memiliki 580 juta pelanggan (penyewa kendaraannya), langsung diminta oleh pihak berwenang Tiongkok untuk delisting begitu perusahaan tersebut berhasil terdaftar di Bursa Efek New York pada 30 Juni tahun ini. Hanya 10 hari setelah listing, nilai pasar saham Didi Chuxing menguap lebih dari USD. 20 miliar.

Selain Didi Chuxing, pihak berwenang Tiongkok telah menghukum perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Alibaba, Tencent, Suning dengan membayar denda dalam jumlah besar dengan alasan melanggar “aturan anti-monopoli”.

Zhu Ming, seorang komentator di New York dalam menanggapi informasi tentang pihak berwenang AS meminta perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh undang-undang yang berlaku, pernah mengatakan bahwa otoritas Tiongkok menjadi kian arogan setelah SEC memberlakukan aturan baru. Mereka langsung menyebarkan berita bahwa perusahaan Tiongkok termasuk yang telah terdaftar di bursa saham luar negeri harus mematuhi hukum yang diberlakukan oleh Partai Komunis Tiongkok, jika tidak ingin membayar dengan harga yang mahal atas ketidaktaatannya. (sin)