AS Dilaporkan Sedang Meninjau Layanan Cloud Alibaba, Bakalan Ditetapkan Berisiko Bagi Keamanan Nasional?

Meng Xinqi/Chang Chun/Zhong Yuan 

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang meninjau layanan “Alibaba Cloud” untuk menentukan apakah akan menimbulkan risiko bagi keamanan nasional Amerika Serikat.

Pada 18 Januari 2022, kantor berita Reuters mengutip tiga orang narasumber mengatakan bahwa pemerintahan Biden sedang meninjau bisnis cloud Alibaba, dengan fokus pada bagaimana Alibaba menyimpan data pada pelanggan Amerika, termasuk informasi pribadi dan hak kekayaan intelektual, dan apakah pemerintahan Tiongkok dapat mengambil data tersebut.

Tinjauan lainnya adalah Apakah pemerintah Tiongkok dapat mencegah pengguna AS mengakses data mereka yang disimpan di Alibaba Cloud, juga menjadi fokus pengawasan, kata salah satu sumber.

Regulator A.S. pada akhirnya mungkin harus mengambil langkah melawan Alibaba untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh bisnis cloud-nya, atau langsung melarang layanan cloud untuk warga Amerika di dalam dan luar negeri, kata laporan itu.

Zhang Xiaogang, seorang ahli Tionghoa-Australia mengatakan hal demikian adalah ancaman potensial bagi keamanan nasional AS. Sangatlah penting untuk menyelidiki dan meninjau aspek tersebut.”

Xu Zhuojun, seorang enginering perangkat lunak Amerika Serikat mengatakan, alasan utamanya adalah ketidakpercayaan. Pertama-tama, Alibaba adalah perusahaan yang berkantor pusat di Tiongkok. Hal demikian berarti bahwa ia akan dibatasi oleh beberapa peraturan atau undang-undang di Tiongkok, termasuk  Tiongkok. Misalnya , “Hukum Keamanan Data”, yang mengarah kepada departemen keamanan nasional  Tiongkok, jika dia perlu meminta data dari perusahaan, maka perusahaan itu harus bekerja sama.”

Menanggapi laporan Reuters, juru bicara Departemen Perdagangan AS mengatakan tidak mengomentari “peninjauan transaksi,” dan pihak Alibaba menolak berkomentar.

Zhang Xiaogang menjelaskan, “Alibaba diorganisir oleh Partai Komunis, dan ada komite partai di dalamnya. Oleh karena itu, dalam berbagai hal, kontrol internal secara keseluruhan, infiltrasi, dan tekanan resmi mengharuskan Alibaba untuk memberikan data tersebut. Maka dia harus melakukan sepenuhnya.”

Zhang Xiaogang, juga mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir,  pemerintah Tiongkok tidak hanya ikut campur dalam operasi perusahaan di dalam negeri, tetapi juga menggunakan teknologi berteknologi tinggi untuk memperluas dan menyusup ke seluruh dunia.

Apalagi, kendali partai Komunis Tiongkok di Tiongkok bersifat menyeluruh, sehingga semua perusahaan teknologi besar dan canggih  berada di bawah kendalinya, dan perusahaan ini diwajibkan untuk mematuhi kepemimpinan “partai”. Bertahun-tahun  lalu, polisi  Tiongkok meminta Yahoo untuk memberikan informasi pengguna, dan akhirnya menggunakan informasi ini untuk menangkap beberapa pembangkang, inilah yang terjadi.”

Saat ini memimpin tinjauan bisnis Alibaba Cloud adalah kantor Departemen Perdagangan AS yang disebut “Kantor Intelijen dan Keamanan”, yang didirikan selama pemerintahan Trump sebelumnya. Kantor tersebut selalu memberikan perhatian khusus pada layanan cloud Tiongkok.

Pada Agustus 2020, pemerintahan Trump mengeluarkan peringatan terhadap penyedia layanan cloud Tiongkok termasuk Alibaba, yang menekankan perlunya mencegah data pribadi warga AS yang paling sensitif dan kekayaan intelektual paling berharga dari komunitas bisnis AS agar tidak diakses oleh musuh asing atau diproses di sistem cloud.

Lantas, apa saja fungsi layanan cloud Alibaba?

Xu Zhuojun menjelaskan, penyedia layanan cloud semacam ini, pertama-tama, pada dasarnya adalah sebuah platform, yang memungkinkan berbagai perusahaan  untuk melakukan berbagai layanan pada platform ini, dan layanan ini tidak hanya mencakup komputasi awan, tetapi juga berbagai penyimpanan. Katakanlah, Anda pasti memiliki sejumlah data yang tersimpan di cloud layanan mereka.”

Saat ini, perusahaan Amerika terkenal seperti Ford Motor, IBM’s Red Hat dan Hewlett-Packard memiliki hubungan bisnis dengan Alibaba Cloud.

Xu Zhuojun menilai “Alibaba setara dengan perusahaan Tiongkok. Jika Alibaba sendiri memiliki akses ke data-data itui, maka  mungkin berarti  Tiongkok dapat mengakses data para pengguna ini melalui Alibaba. Di sisi lain, mungkin menggunakannya sebagai  batu loncatan untuk melakukan sesuatu yang lain, baik untuk melakukan serangan cyber lainnya, atau untuk mendapatkan lebih banyak izin.”

Alibaba telah mengakui dalam laporan tahunannya di masa lalu, bahwa pemerintah AS telah memberlakukan kontrol ekspor yang semakin ketat, sanksi ekonomi dan perdagangan terhadap perusahaan teknologi Tiongkok.

Zhang Xiaogang berlasan,  memang benar tentang penyusupan  Tiongkok ada di mana-mana, yang terbaik adalah memisahkannya, terutama dari pemerintah AS atau bisnis yang terkait erat dengan privasi pribadi, termasuk perusahaan  Tiongkok ini termasuk Alibaba Cloud.”

Alibaba adalah penyedia layanan cloud terbesar keempat di dunia, dengan 4 juta pelanggan, menurut Canalys. Pada tahun 2021, pendapatan Alibaba Cloud akan tumbuh 50% menjadi US$ 9,2 miliar. (sin)