Wawancara Eksklusif dengan Trump : Tindakan Pemaksaan dalam Mencegah Penyebaran Epidemi Harus Diakhiri

Ivan Pentchoukov dan Kash’s Corner

Mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan ‘Epoch Times’ bahwa pemaksaan terkait dengan pencegahan epidemi yang dilakukan pemerintah adalah salah, sehingga patut dihapuskan

Dalam acara Kash’s Corner The Epoch Times, Trump mengatakan kepada Kash Patel, seorang mantan ajudan utamanya : “Kita harus mengakhiri itu. Perintah itu harus dihentikan. Dan itu tidak boleh dilaksanakan sama sekali.”

Wawancara ini akan ditayangkan pada EpochTV.com pada 7 Februari pukul 20:00 ET.

Pada akhir tahun 2019, ketika Trump menjabat presiden, virus Sars-cov-2 (virus komunis Tiongkok) yang menyebabkan wabah COVID-19 pertama kali muncul di Tiongkok. Di bawah Trump, pemerintah federal tidak mengamanatkan vaksinasi atau masker. Tetapi beberapa negara bagian dan kota kabupaten, termasuk California, membuat kebijakan regional tentang kewajiban menggunakan masker.

Kemudian, di bawah Presiden Biden, vaksinasi COVID-19 diwajibkan bagi masyarakat saat keluar rumah baik untuk makan di luar, mengunjungi tempat konser, bahkan ke tempat kerja sekali pun. 

Setelah itu, Biden mengeluarkan perintah presiden yang mewajibkan militer, kontraktor federal, lembaga pemerintah, pekerja perawatan kesehatan, dan semua orang Amerika yang bekerja untuk perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 100 orang karyawan untuk divaksinasi.

Semua perintah Biden ini telah mendapat pertentangan. Bahkan, beberapa telah dibatalkan oleh pengadilan, meskipun perintah mengenakan masker sebagian besar telah bertahan dari tantangan hukum dan masih dilaksanakan.

Trump mengatakan kepada The Epoch Times, bahwa Biden berkampanye dengan janji untuk mengalahkan virus tetapi buruk dalam pelaksanaannya.

“Mereka tampaknya tidak tahu apa yang mereka lakukan,” kata Trump. 

“Begitu dikukuhkan sebagai presiden, ia langsung mengatakan : Saya akan mengatasi COVID, tetapi setahun setelah ia menjabat, justru jumlah kematian yang meningkat, malahan itu terjadi setelah kita telah mampu mengembangkan metode perawatan, memproduksi vaksin, dan yang lainnya”.

Jumlah kematian akibat pandemi di AS pada tahun 2021 lebih tinggi daripada tahun 2020, dan banyak wilayah di AS mencatat rekor baru untuk kasus COVID-19 pada akhir tahun 2021 atau Januari 2022.

Trump mundur sebagai presiden pada 20 Januari 2021.

Di awal penyebaran COVID-19, presiden dari Partai Republik ini tidak mengeluarkan perintah lockdown. 

Namun saat itu, penasihat epideminya Anthony Fauci dan Deborah Birx menyarankan orang agar menjalankan isolasi mandiri dan tinggal di rumah. Meskipun banyak negara bagian yang menerapkan perintah penutupan bagi usaha atau bisnis yang kurang penting.

Tetapi, akhirnya Trump tidak sejalan dengan para pejabat tinggi kesehatan ini, mendesak pembukaan kembali daerah-daerah yang telah diblokir, dan menyatakan : “Pemulihan” tidak semestinya berlangsung lebih buruk daripada virus COVID-19 itu sendiri.

Sebuah analisis secara komprehensif terhadap 24 item penelitian menyimpulkan bahwa, kebijakan lockdown nyaris tidak berdampak pada penurunan tingkat kematian kasus COVID-19.

Trump menjelaskan bahwa kira-kira 1  bulan setelah penyebaran virus komunis Tiongkok, dia telah menginstruksikan penutupan sebagian besar jalur (darat dan udara) non-Amerika ke dan dari Tiongkok. Ini adalah langkah kontroversial pada saat itu. 

Trump juga memperketat kontrol pada jalur imigrasi ilegal dan legal, karena kekhawatiran tentang imigran yang masuk dengan membawa virus. Oleh karena itu, mendirikan ‘Operation Warp Speed’ ​​​​untuk mempercepat pengembangan vaksin dan perawatan COVID-19.

Trump mengatakan : “Saya memang memerintahkan penutupan pintu gerbang yang menghubungkan AS dengan Tiongkok demi menyelamatkan ratusan ribu jiwa warga AS. Kemudian ketika saya melihat apa yang terjadi di Italia, Prancis dan Spanyol, saya juga menutup pintu gerbang Eropa. Dan dua penutupan ini … telah menyelamatkan ratusan ribu jiwa orang.” (sin)